Jumat, 18 Juni 2010

Puisi: Jauhilah daku

Puisi: Jauhilah daku
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 13 Juni 2010

Pagi mulai beranjak perlahan meraih asa yang terlewatkan
Sang embun mulai memudar dari hangatnya sang mentari pagi
Satu demi satu…rerumputan mulai tampak menyegarkan
Alam pun mulai bernyanyi merdu dalam alunan musik khayangan….

Lamunanku perlahan mulai menghilang dari kalbuku
Mulai luruh dalam jejak langkah yang terburu lalu
Membuka cakrawala kehidupan yang mendunia
Meresap dalam cairan salju hati yang membeku dingin

Seret langkah hati ini telah menjauh darimu
Sejak kau pergi dariku ….
Sejak kau menjauh dari ku…yang mendambamu
Saat itu….aku tak bisa berdiri tegak lagi….aku terjatuh…lunglai….

Bening linangan mata air di bukit yang terjal telah memutih bersih
Memantulkan rasa yang pernah tergores lara
Meluapkan rasa terhentak yang pernah kau berikan padaku
Rasa yang tak kan pernah terlupakan dari sang Surya yang baru bersinar….

Kau telah menorehkan luka di dada yang membias ini
Luka yang tak kan pernah terhapuskan oleh sang waktu
Meski …..sang waktu telah berjanji untuk menghapuskannya…
Namun….kau telah berbisik lirih padaku…jauhilah daku….
Membuatku tertunduk luruh…dalam keheningan pagi yang bergayut….