Senin, 19 Desember 2011

Puisi: Semangatku

Puisi: Semangatku
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 19 Desember 2011

Semangatku adalah curahan jiwaku...
gejolak nadiku yang terus bergelora...
melompat tinggi dan terus tinggi...ke angkasa...
membahana di setiap sudut alam nan curang dan terjal...
membawa perubahan dalam setiap detak jantungku...

Semangatku kan terus kupupuk dengan sejuta air mataku...
dengan seribu penderitaanku...
dan dengan sepuluh jemari ku yang mencengkeram dengan kuatnya...
menggenggam sejuta impian dalam setiap desah nafasku...

Semangatku tak kan pernah luntur dan terabaikan oleh sang waktu...
terus berlari dalam gelapnya sang rembulan malam.... maupun terangnya sang surya...
mendaki terjalnya bukit yang menjulang tinggi...
dan menuruni lembah ngarai nan curam menanti...
semuanya demi satu tujuan yang pasti...
meraih dan menggenggam erat impianku di tanganku...

Aku tak kan mundur dan menyerah dengan sang waktu...
kubiarkan diriku terus berlari dan berlari...dengan sekuat dayaku...
menembus batas waktu yang menghadangku...
demi sebuah janji di hatiku...
yang tak kan pernah padam dalam terjangan sang badai nan menghadangku...

Puisi: Kutelusuri jalan ini

Puisi: Kutelusuri jalan ini
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 19 Desember 2011


Kutelusuri jalanan ini kembali...
jalanan ya ng pernah aku lalui bersama dirimu ...di saat temaram yang lalu...
di saat kau dan aku saling bercanda ria...dan saling bertatap pandang...
pandangan yang penuh makna dan arti...bagi diriku...

Kenangan indah ini ...telah memupuk rasa di hatiku...
rasa yang tak pernah ada sebelumnya...
mungkin...inilah rasa yang ingin ku tuangkan dalam sebaris kata puisi di sini...
rasa yang membuat diriku tak ingin meninggalkan dirimu ...sendirian...

Kini...waktu telah berlalu meninggalkan tapak-tapak hati nan tergores lara...
tak ada kata pisah dari diriku...maupun dirimu...
namun...kita tak pernah lagi saling bersua...setelah itu...
dan...kini..rasa itu masih menari-nari dalam pelupuk kalbuku...

Tak ada kata perpisahan yang terbaik dalam sejuta pesona di hatiku..
untuk selalu memandang wajahmu nan ayu...
namun...sang waktu jua lah yang memisahkan diri kita...
waktu yang membuat daku dan dirimu...menjauh karena tiadanya keterpaduan hati...
tiada lagi kasih dan mesra...seperti saat sang Pelangi tersenyum penuh makna pada kita berdua

Senin, 12 Desember 2011

Puisi: Senja telah temaram

Puisi: Senja telah temaram
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 13 Desember 2011

Saat senja telah temaram...
hatiku semakin mendekat akan kehadiranmu...di bayang pelupuk mataku...
keheningan makin menusuk ke dalam sendi-sendi tulangku...
membungkus dan membalut rasa kerinduan yang mendera...

Sang waktu telah lama menemaniku dalam kebekuan diri...
menutup segala rasa yang pernah ada di hatiku...
rasa yang indah dan menyejukkan...
yang kini...telah hilang ...tertelan oleh derunya sang waktu yang berlalu...

Keterdiamanku selama ini...telah membuatmu semakin tak berdaya...
karena daku memang juga tak berdaya untuk merubah sang waktu yang menantiku
yang mengelilingiku...hingga ku tak dapat lagi bercermin diri...
membias dalam kebisuan yang menerpa sang malam nan purnama...

Biarlah keterdiaman ini sebagai jawab dari kehadiranmu yang tersentuhkan rasa
rasa yang sudah lama hilang dari peraduan bayang mimpi indahku...
kubiarkan berlalu...seperti asap yang mengepul di atas awan...
memayungi segala kerinduan yang terhenti tanpa pesan...

Senin, 05 Desember 2011

Puisi: Lirikan sang waktu

Puisi: Lirikan sang waktu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 05 Desember 2011

Lirikan sang waktu telah menepuk pundak semangat sang Pujangga untuk terus berlari
mengejar sejuta warna Pelangi yang berpendar di atas sang Langit
menebar senyum merekah pada sang Awan yang memandang penuh kekaguman
menepis segala rasa yang menumpuk pada seribu butir peluh rintik sang hujan...

Kegamangan hati telah meluruhkan segala sendi kesetiaan jiwa
namun...asa tetaplah harus terus berpijar dalam gelora yang berhembus lirih
menapak terjalnya bukit dan ngarai yang landai berliak liuk
menembus batas penantian hati yang terbias pada sang Pujangga hati yang merindu

Adakah hati sang Pelangi berpalung di hatinya yang tersipu
adakah kerinduan ini tergumpal dalam sejuta asa nan tak bergeming...
hanya sang Pelangi lah yang kan mengerti...
mengapa sang rintik hujan selalu turun bersamanya...di saat sang mentari tak mengikutinya...

Kerinduan pada sang bulan purnama tak tergoyahkan pada sang mentari pagi
meski sang malam menyelimuti sejuta hati nan terpekur lirih..
namun sang Pujangga tetaplah menarikan sepuluh jemarinya untuk melukis kata indahnya..
untuk sang kekasih hati yang terasa memeluknya ...
di saat sang rembulan turun dari singgasananya....
untuk mengucapkan salam sayang...darinya yang tersipu malu....

Sabtu, 03 Desember 2011

Puisi: Penantian tanpa tepi

Puisi: Penantian tanpa tepi
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 04 Desember 2011

Sejuta rasa telah menyelimuti hati nan terdiam dalam heningnya sang waktu yang berlari perlahan
membatasi seribu bayang yang berusaha mengukir nama indahmu dalam pesona sang kalbu
menggoreskan tinta emas yang memanggil namaku untuk membentuk sebutir mutiara keriduan
namun...sejumput rumput nan kering telah menutupi semua asa nan terhampar merunduk

Adakah sang awan akan terus memayungi bentangan sutera jiwamu yang menghentak rasa
adakah sejuta keindahan telah menepuk pundak sang bukit yang terjal berliuk...
hanya butiran pasir di pantai putih yang kan mendengarkan penantian hati sang kura-kura elok
dalam keheningan hati yang terguratkan dalam debur ombak yang bergelora
memecah kesunyian malam...yang terhempaskan dalam butir-butir mutiara ketermenungan diri

Tak ada lagi sepenggal cerita yang kan mengakhiri ujung kata tanpa tepi ini...
tak ada lagi semilirnya sang bayu yang kan menjemput sang Nakhoda dari berlayarnya...
yang ada adalah sebuah penantian yang tak berujung di muara sang Laut yang membiru
menanti dalam sepinya batu karang yang terhempaskan oleh debur ombak yang menerjang...

Sang burung Bangau telah terbang dari atap kerinduannya yang menebar rasa
kembali pada kesenjangan warna yang membatasi lembayung senja di ujung arah sang mentari
namun....masih adakah sang Camar yang terbang mengelilingi bulatan sang rembulan malam...
hanya sang embun pagilah yang kan tahu......
kemana sang Mentari pagi kan terbit ...
membawa cerita baru ke pada sang Pelangi yang menantinya...

Puisi: Memang tak mudah

Puisi: Memang tak mudah
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 03 Desember 2011

Memang tak mudah untuk melupakan kenangan lama yang indah
yang membuat semerbak harum bunga di taman hatiku...
yang membuat sang Pelangi turun dari singgasananya...
itu semua karena... kenangan yang menebar di angkasa

Harumnya bunga bunga tak seindah dengan senyum merekahmu nan mempesona...
yang kau torehkan di nadi jantungku yang berdetak
cantiknya kupu-kupu yang terbang di belantara dedauan nan menghijau
tak secantik bola matamu yang redup dan sayu...
membuat daku seakan terbang ke langit yang ke tujuh...tuk melupakan kenangan itu

Memang .... sulit untuk disyairkan dalam nada puitis yang berliku
ku tak sanggup untuk mengukir kenangan lama yang menutup rasa di jiwaku
namun...bagaimana pun...kenangan itu telah berlalu....dan tak kan mungkin kembali hadir...
meski sang bayang mimpi indah mencoba untuk membangunkan diriku...
namun...ku tak kan mau terbangun...untuk mengikutinya...

Biarlah sang waktu mengunci pintu hatiku untuk selama-lamanya...
agar masa lalu itu tak kan lagi hadir di sini....dalam rinai sang hujan nan rintik...
yang turun membasahi jemari hatiku...
daku hanya ingin...menikmati hari hariku ...seperti hari ini ....

Ku harap sang bunga Padi tumbuh dengan tegarnya...
kokoh dan kuat
setegar sang burung Rajawali yang terbang melayang...
tinggi dan tinggi sekali...hingga hilang di pelupuk sang mentari pagi....

Selasa, 29 November 2011

Puisi: Berlarilah

Puisi: Berlarilah
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 30 Nopember 2011

Berlarilah dengan kencang walaupun kau tak kan tahu rintangan yang ada di depanmu...
namun...dengan terus berlari..., kau kan tahu...betapa jauh kau telah berlari
membelah sang bayu dan membangkitkan asa nan selalu merindukanmu
untuk menemanimu melangkah ke depan..., ke arah mata air mu kan tertuju...

Berlarilah tanpa mengenal lelah....
karena kau kan tahu...sampai di mana batas kemampuanmu untuk terus berlari
tanpa itu..., kau tak kan tahu akan rerumputan hijau di depan sana...
yang kan menyambutmu ...dalam kalungan sejuta bunga nan indah di pelukmu...

Berlarilah dengan perencanaan nan matang...
tanpa itu..., kau kan meraba dalam gelapnya malam...
dan berlari tanpa arah mata angin nan memandumu
ke arah sinar Mentari pagi nan menyambutmu dengan kehangatannya...

Berlarilah dan terus berlari...
karena...kau kan temukan sejuta pesona di depan mata indahmu..
seribu pepohonan nan rindang dengan lusinan bunga yang memayungimu...
untuk selalu meraih dan menggapai asa nan bergelora di hati indahmu nan terelok....

Puisi: Kebekuan hati

Puisi: Kebekuan hati
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 30 Nopember 2011

Kebekuan di hati ini mulai mencair dengan sangat perlahan....
meleleh menimpa hati nan sedang dilanda keterdiaman
memeluk erat pada sang kalbu yang memendam rasa
rasa yang semakin lama...semakin menutup kabut di sanubari...

Apakah keheningan malam ini akan semakin menipis di rongga dada
aku tak tahu dengan pasti...
karena ...engkau telah memutuskan mata rantai langkah diri ini
untuk selalu menuju ke arahmu nan ayu dan anggun

Kubiarkan sang malam berlalu tanpa Purnama merindu lagi..
kubiarkan sang air mengalir dalam beningnya sungai nan menggeliat
sudah terlalu sulit untuk kukejar kembali hati indahmu.. di bayangmu
karena...dirimu sudah terbang jauh...melintasi sejuta harapanku nan luruh...

Kubiarkan segala angan sirna dalam sekejap peluk diri ini
menidurkan asa yang lama terbangun dalam mahligai rasaku
untuk melenakan sang rerumputan pagi nan bersinar gemerlap...
meski sang burung Merpati tak kan lagi mengepakkan sayapnya...
ku kan tetap memandang sang Pelangi yang berpendar dalam kabut indahnya...

Minggu, 27 November 2011

Puisi: Kau hadir untuk ku

Puisi: Kau hadir untuk ku
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 27 Nopember 2011

Indahnya malam ini membuat diriku makin berdegup
seakan kau telah hadir dalam hati ku nan terbuka untukmu
merasakan sentuhan senyum indahmu dalam peluk pandangku
menyongsong masa depan nan penuh keantusiasan jiwa

Wajahmu telah memulas seluruh sendi kehidupanku
yang semula redup dan tanpa keindahan
kini...berubah menjadi ceria dan penuh makna hidup
keindahan kini telah menjadi bagian dari hidupku
sejak kau hadir dalam sejuta impian hatiku nan bergairah

Luka lama nan penuh derita lara
kini tergantikan oleh seribu pesona senyum indahmu
menorehkan sejuta kepercayaan diri nan menggebu
memudarkan seribu hati nan penuh kesenduan

Kini...kau hadir untuk diriku
untuk sejuta semangatku yang kembali bergemuruh
untuk meraih seribu angan dan impian yang telah lama hilang
tertelan oleh gumpalan awan nan penuh dengan riak gelombang

Kau hadir pada saat daku membutuhkanmu
kau hadir di hatiku...saat ku dalam kegundahan
dan kau muncul di kalbuku...saat ku ingin mencurahkan sejuta anganku
dan kau hadir untuk ku...karena...ku ada ...untuk dirimu...

Kita saling memerlukan...
kau adalah permata hatiku...
dan daku adalah mutiara hatimu...
jadikanlah daku seuntai berlian di sebongkah hatimu nan indah gemerlap

Puisi: Menantikanmu

Puisi: Menantikanmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 27 Nopember 2011

Mengapa harus saling berselisih paham
mengapa harus saling membalikkan telapak tangan
bila memang ada ketidak akuran dalam degup anganmu
cobalah untuk saling introspeksi diri bersama sang Pelangi nan berseri

Saling memaafkan dan saling pengertian
merupakan salah satu cara untuk saling menghargai
antara dua hati yang saling terpaut
tanpa ada rasa nan penuh kegundahan nan menyapu

Kenapa harus saling menutup hati
bila itu hanya akan mengakibatkan ketidak terbukaan
antara dua hati yang saling mendamba
tanpa ada rasa untuk saling bertemu...

yach...dua hati yang saling berbelok arah
tanpa tujuan nan pasti
bukannya akan saling bertemu pada suatu arah
namun...bisa pula tanpa tautan yang menepi...

Mengapa hati terasa terus bergetar memandangmu
saat kau dan aku saling bertemu jejak
tanpa keinginan untuk bertegur sapa
tanpa ada rasa untuk saling memanja diantara kita

Biarlah keteduhan hati yang kan menyapanya
meski sang Pelangi terus berpendar dalam naungan jiwa
tanpa ada kata yang berbisik lirih
tanpa ada nada nan merajuk memendam
semuanya terdiam dalam keheningan nan memeluk

Kurasakan ...hati ini makin meliuk dan membelok
mengikuti arah angin nan menyapu bayang indahmu
menghilir dan merunduk...tersipu malu
hingga bermuara ke hati nan sejuk mendambamu

Ku coba untuk membuka hati beningku untuk melihat keelokan wajah sang Pelangi
tapi...sang ranting yang terus menutup tabir dalam gelapnya bayang semu sang malam
tak apalah ....sang dahan terus merayap dalam peluk rinduku
asal hati indahmu tetap membungkus selimut rinduku...kepada mu

Usapan halus menerpa guratan kata puitis yang mengukir bayang elokmu
menerpa kehangatan yang lama tak tersentuhkan rasa rindu
rindu pada sang Pelangi nan beraneka warna senyumnya
rindu pada sang Purnama malam nan menggapai senyum indahmu

Kurasakan...., daku makin menjauh dari rasa itu
rasa yang lama tak kan pernah teruraikan dalam nadi jemarimu
yang mengetuk pintu hati ku yang terdiam dalam kehampaan
merasuk sukma dalam kehangatan jemari hatimu nan memelukku
dengan sejuta rasa cintamu ....ke padaku...yang kunantikan selama ini....

Selasa, 22 November 2011

Puisi: Pengantin Baru

Puisi: Pengantin Baru
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 23 Nopember 2011

Telah diikat dalam nada kesucian nan menyatu
untuk menjadi suami dan istri yang saling setia
saling mengerti dan saling menjaga hati
saling menghargai dan saling melindungi perasaan

Telah menyatu kasih diantara keduanya
untuk bersama menautkan hati yang saling berbeda
dalam melangkah bersama ke masa yang lebih gemilang
mengarungi bahtera rumah tangga nan sejuk dan mempesona

Telah teraih satu impian diantara dua hati nan anggun
untuk saling merajut tali asmara dengan lebih indahnya
guna menggapai buah hati nan didamba bersama
untuk meneruskan kelangsungan kebahagiaan hidupnya

Telah sepakat untuk saling seia sekata
dalam nada duka maupun senandung merdu bersama
meraih kebahagiaan nan menjelang asa
terbang tinggi bersama .....dalam naungan kasih sayang nan terindah

Puisi: Tuhanku

Puisi: Tuhanku
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 22 Nopember 2011

Tuhanku....
malam ini ku bermohon kepada-Mu....
ampunilah daku yang telah banyak berbuat dosa terhadap sang waktu
yang telah banyak membuang waktu untuk perbuatan yang sia-sia
yang membuat diri-Mu menjauh dari ku
yang membuat diriku..... Engkau jauhi....

Tuhanku...
ampunilah daku ...., hamba-Mu yang penuh dengan lika liku hidup ini....
yang kadang membuat diri-Mu bermuram durja
yang terkadang membuat diri-Mu bersedih...
apabila daku melakukan suatu kesalahan .....bagi hati hamba-Mu ini...

namun...terkadang pula ...sikapku.... membuat diri-Mu pun menjadi tersenyum....
di kala daku telah berbuat suatu kebaikan amal .....bagi hati hamba-Mu ini...

Tuhanku...
ampunilah daku...., hamba-Mu yang terkadang lalai dengan sang waktu-Mu...
yang terkadang membuat kesalahan dalam menjalani roda kehidupan ini
hingga ku hanya bisa menangis ...dan memohon ampun di hadapan-Mu...
untuk segera memperbaiki segalanya dengan sejuta bimbingan-Mu
yang ...pada akhirnya ...itu semua membuat hatiku menjadi tenang dan tentram kembali

Tuhanku...
hamba ingin selalu dekat dengan diri-Mu
dekat dengan sejuta Karunia-Mu yang teramat indah...
yang selalu Engkau berikan pada semua makhluk-Mu yang Engkau Berkahi

Tuhanku...
Segala Puji hanya untuk-Mu...
Segala Keindahan hanya untuk-Mu...
Bimbinglah daku untuk selalu dekat dengan diri-Mu...
dekat dengan Segala Rahmat dan Hidayah-Mu...., amien....

Senin, 21 November 2011

Puisi: Mengapa takut gagal

Puisi: Mengapa takut gagal
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 22 Nopember 2011

Mengapa harus takut gagal
bila belum dicoba dan dilaksanakan
karena arti kegagalan itu ada bila telah dilaksanakan...
dan makna kegagalan itu bukan harga mati yang tak bisa diubah lagi...

Kegagalan itu merupakan awal dari keberhasilan
bila kita mau memaknai secara lebih luas dan lebih luwes lagi...
karena semua keberhasilan itu pasti juga pernah ada kegagalan...
dan dengan kegagalan itulah..., kan diperoleh keberhasilan yang didamba...

Kegagalan akan menjadi indah bila dilakukan perbaikan disana sini...
kegagalan akan menjadi keberhasilan bila dilakukan evaluasi dan tindakan yang lebih baik
lebih baik dari saat kegagalan itu terjadi....
dan keberhasilan akan menjadi buah hati yang indah dan membanggakan

Banyak keberhasilan diperoleh, yang awal mulanya diawali dengan kegagalan...
namun tidak semua kegagalan akan menjadi keberhasilan ...
apabila kegagalan itu tidak diikuti dengan rasa kebangkitan untuk maju...dan sukses
karena keinginan untuk mengubah diri dan keinginan untuk bangkit dan bangun lagi itulah,...
yang kan membuat kegagalan menjadi keberhasilan....

Tidak ada kegagalan dan keberhasilan kalau tidak ada tindakan nyata...
maka dari itu..., bangkitlah dan bangunlah dari tidur nyenyakmu...,dari mimpi indahmu...
dan berbuatlah untuk masa depanmu....ke depan...
karena masa depanmu...dimulai dari masa kini mu...
masa di mana kau kini berada dan siap untuk memulai suatu usaha
guna meraih masa depanmu yang gemilang....

Puisi: Tak kan kuulangi lagi

Puisi: Tak kan kuulangi lagi
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 22 Nopember 2011

Tak kan kuulangi lagi kedua kalinya...
rasa mendamba yang ada di hatiku...
karena...ku hanya bertepuk sebelah tangan saja...
aku mau...namun..kau tak mau...

Tak kan ku ulangi lagi...
rasa penasaran di hatiku..
untuk mewujudkan idola impianku...
duduk bersamamu...di atas singgasana cinta ini...
Bila akhirnya....bukan daku yang duduk di sini...

Tak kan kuulangi lagi sejuta perasaan yang tersimpan di hati ini...
untuk meraih hati indahmu yang selalu kau tampakkan di hatiku...
di seribu pesona senyummu....
dan seratus ribu canda tawamu....saat bersamaku....

Namun...itu semua ternyata ...hanyalah sehelai dedauan rasa
yang tak terpengaruh dengan sejuta pesonaku ...pada mu...
karena...kau hanya menganggapku sebagai teman canda saja...
yang ku anggap sebagai rasa simpatimu...kepada ku...

Ku ternyata telah salah duga tentangmu...
yach....aku telah jatuh hati ke padamu...
namun...hanya senyum indahmu yang ku peroleh...
tanpa harus memilikimu ...seutuhnya....

Cinta memang indah dan mempesona...
membuat daku terlelap dalam sejuta mimpi yang melenakanku...
dan ....ternyata cinta yang kuraih...tak bisa kumiliki seutuhnya...
karena...hatimu...hanya untuk sebuah nama yang sudah ada di hatimu...
dan...itu ternyata bukan namaku....
aku ....hanya mampu...menatapmu...dalam senyum yang tanpa arti....
terdiam dalam kekeluan rasa yang meredup....

Puisi: Terluka

Puisi: Terluka
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 22 Nopember 2011

Cinta ini telah membuatku terluka...
membuat diriku terpana dan terkulai lemas...
tanpa bisa membuka suara lagi...
untuk mencegahmu...pergi dari sisiku...

Semuanya telah sia-sia...
semuanya telah berantakan...dan hancur...
sehancur hatiku yang telah lama mendambamu...
ku tak bisa lagi bangkit...dan bangkit lagi...

Aku sedih dan tak mau memandang sang mentari lagi...
mengurung diri dan hanya menatap sendu sang langit di atas sana...
diam dan membisu....hening ...
tanpa dirimu lagi...di hatiku...

Akhh....kenapa ku harus jadi begini...
ku tak mau lagi mengulang hal yang sama...
untuk mencintaimu...lagi...
karena kau pun telah melepaskan daku dari mata hatimu...

Ku hempaskan diri ku dalam sejuta guratan puisi di sini..
untuk mengobati rasa luka di hatiku...
hanya dengan puisi inilah ku torehkan sejuta pesonamu...
meski ...kini ku tak lagi menyentuh rasa di hatimu...

Semoga kau bahagia...bersama pujaan Pelangimu..
yang hanya ada di rerumputan hatimu yang terindah....

Puisi: Dulu

Puisi: Dulu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 22 Nopember 2011

Dulu...kau pernah berkata pada ku...
tak kan meninggalkanku...selamanya...

Dulu...kau pernah menasehatiku...
untuk selalu bersamamu....

Kini...semuanya telah lenyap tanpa bekas...
kau pun pergi meninggalkanku...tanpa kata...

Kini...ku kembali sendiri lagi...
bernyanyi dan bersendau gurau bersama puisi2 ku...

Kini...ku bebas lagi...
dan ...ku kan terbang semau diriku lagi.....

Minggu, 20 November 2011

Puisi: Segeralah bangun

Puisi: Segeralah bangun
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 21 Nopember 2011

Segeralah kau bangun dari sejuta indah mimpimu...
gapailah hari ini dengan sejuta kegiatanmu...
raih impianmu dalam dunia nyata...
agar kau dapat tersenyum di kala sang kemarau terlelap dalam mimpinya...

Biarkanlah sang hujan turun dengan derasnya...
biarkanlah sang kemarau kering dengan panasnya...
Biarkanlah mimpi indah terlelap dalam pulasnya...
namun....jangan biarkan dirimu terlena dalam canda tawamu...

Hidup adalah ujian di mata hatimu...
karena itu...segeralah bangkit dan dayung perahumu...
karena layar telah kau kembangkan...
maka dayunglah dengan sekuat tenaga dan pikiranmu...

Esok hari ...mentari kan terbit dengan indahnya...
kan kau melihat perahu layarmu telah mencapai pantai nan indah...
seindah angan dan cita yang kau dambakan...
dan ...kau kan tersenyum bangga karena hasil jerih payahmu telah kau hargai...
dengan sejuta emas dan permata yang ada di genggaman tanganmu nan berbinar...

Puisi: Terbang Tinggi

Puisi: Terbang Tinggi
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 21 Nopember 2011

Aku sungguh tak mampu lagi terbang melayang tinggi
mendapatkan dirimu seperti ini..
bersedih hati dan tak mau lagi menyapa diriku
seakan hidup ini hanya untuk hari ini saja...

Percuma saja kau selalu ingin terbang tinggi
bila karena satu kendala saja...harus kau tangisi dengan meluap hati
kenapa dan kenapa....jadi begini..
bukankah kau ingin terbang tinggi bersamaku....lagi...

Cobalah tatap kupu-kupu di atas sana...
dia terbang tinggi tanpa menghiraukan sang angin yang menyapanya...
tak peduli dengan rasa sakit yang menerpanya...
begitu ceria dan antusias untuk meraih sang dahan yang tinggi di pucuk Pinus

Akankah kau ingin begini seterusnya...
membuang sejuta waktu yang 'kan mengajakmu untuk terbang bersama....
bangkitlah ...dan bawalah sayapmu terbang tinggi yang kau maui...
karena disitulah hatimu kan tersentuhkan rasa cinta nan damai...
bersama dengan derainya sang bayu nan indah mempesona...
dengan sejuta rasa cinta yang menyapamu ...
untuk menggapai sang hati indahmu...yang tersentuhkan rasa....

Puisi: Namun

Puisi: Namun
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 21 Nopember 2011

Memang indah dapat menjalin persahabatan denganmu
karena dirimu membuat diriku melambung tinggi
seakan tak menyentuh bumi....terus melayang
hingga ku dapat merasakan bersentuhan dengan sang awan nan menggapaiku

Indah dan membuaiku....hingga ku tak kan tertidur pulas
tanpa memimpikanmu....dalam bayang semu kehadiranmu
walau pun kita harus berjauhan ....dan menyisir bumi
namun...telah membuat diriku...seakan ada di depanmu...

Sungguh elok hidup ini...
ada saja yang membuat kehidupan ini indah dan menawan
kehadiranmu...telah membuat diriku makin bersemangat
ku harap ini adalah persahabatan yang langgeng....dan abadi...

Namun.....Kini...
Ku tak tahu....lagi..., mengapa kini jadi berubah
kau tak mau lagi menemuiku...dan menyapa diriku...
kau marah besar...dan menjauhiku...
dan tak mau bersahabat lagi denganku...
aku hanya bisa termangu dan menatap sang awan tanpa rasa indah lagi...
semuanya telah berubah...dan aku harus tegar karenanya...

Mungkin sang Pelangi telah berubah warnanya...
hingga kau tak lagi mau menyapa diriku...
ya sudahlah...
waktu jua yang kan menjawabnya...
ku harap kau tak kan marah lagi ...ke padaku...

Selasa, 15 November 2011

Puisi: Perahu Layar

Puisi: Perahu Layar
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 16 Nopember 2011

Tak kan ada masalah yang tak kan terselesaikan...
tak kan ada hujan nan tak kunjung reda...
semuanya kan berlalu...dengan sendirinya...
seiring dengan sang waktu yang menyertainya....

Teruslah belajar dengan tekun dan cerdas
karena...ilmu pengetahuan adalah perisaimu untuk bekerja di masa depan...
tanpa itu semua..., kau bagaikan sejumput rumput nan hanya bergoyang bila tertiup sang bayu
yang mempermainkanmu....kemana pun sang bayu berhembus lirih maupun kencang...

Kini dan esok hari ...adalah masa depan mu...
cobalah untuk memulai langkahmu dengan penuh keyakinan...
percaya diri...
dan berdoa pada-Nya....
agar semua impianmu...., cita-citamu...kan tergapaikan...semuanya...

Teruslah maju dan pantang mundur untuk terus belajar dengan tekun...
karena ketekunan akan membuatmu semakin mengerti akan luasnya ilmu pengetahuan
dan kau pun akan semakin menyenanginya....
karena disitulah akan kau temukan arti hidup yang hakiki
guna bekal hidupmu dalam mengarungi samudra nan luas dan dalam ini...

Ilmu pengetahuan akan membantumu mendayung perahu layarmu dengan penuh gelora
penuh semangat ...
penuh perjuangan...
dan juga...penuh dengan pengorbanan...
tapi...itulah hakekat dari belajar untuk bekerja yang mapan....

Lupakan sejenak rasa letihmu...
lupakan sejenak rasa inginmu untuk berhenti berlayar
karena ...sang badai akan menghempaskanmu....bila kau terlena...
oleh karena itu..., pergunakan layar yang kuat dan terbaik...
agar kau dapat mengarungi samudra kehidupanmu dengan tegar dan penuh percaya diri
dengan bekal ilmu pengetahuan yang kan selalu menyertaimu ...kemana pun kau melangkah

Puisi: Selalu ada untukmu

Puisi: Selalu ada untukmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 16 Nopember 2011

Semuanya terasa indah dan mempesona...
saat kau dan aku duduk berdampingan...di sini...
di rerumputan hijau nan tersenyum menatap kita berdua...
seakan...kita adalah makhluk yang paling dicintainya....

Aku merasakan getaran jiwa yang terindah saat bersamamu...
dan daku tak ingin ini cepat berlalu dari anganku di sampingmu...
karena ...kaulah bidadariku yang selalu ada di hatiku...
kini dan selamanya....., tak kan pudar termakan sang waktu....

Kaulah belahan jiwaku yang selalu menyertai hatiku...kemana pun daku melangkah
tanpa dirimu..., daku bagaikan sehelai kapas nan mudah terhempas melayang...ke mana pun...
dan dengan dirimu...., daku bagaikan sebongkah batu karang nan kokoh menantang...
menghempaskan debur ombak dan gelombang laut yang menerjangku....

Kini...dan kapan pun....kau kan selalu ada di hatiku...
selalu....ada....untukmu...
walaupun hujan dan badai menerpa diriku...
ku tak kan pantang mundur untuk selalu ada di sampingmu...
kasihku...., hatiku...hanyalah untuk dirimu...seorang.... selamanya....

Puisi: Merindukanmu

Puisi: Merindukanmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 16 Nopember 2011

Entah sudah berapa langkah ku harus menempuh jalan ini...
entah sudah berapa kota telah kulalui kelokan ini...
dan entah sudah berapa lama sang waktu berlari bersamaku...
hanya ....untuk mencari kata hati yang tersembunyi di kalbu...

Daku tak lagi tahu ....apa makna dari kata hati ini...
daku tak lagi mengingat berapa lama lagi ku harus mendaki awan ini...
dan...daku juga tak lagi mengerti...mengapa ku harus melangkah kan jemari kata ini...ke mari...
yang ku tahu...daku sudah melayang dalam peluk sang Pelangi yang berpendar....

Kata hati adalah ungkapan rasa yang tersemaikan diri
mengukir laku mengikuti pahatan relung kalbu yang tersentuhkan makna
menembus batas terjal yang mendaki dan menurun
mengikuti alur cakrawala yang tergores di bentangan bukit hijau nan indah dan menawan

dimanakah kan kutemukan rasa hati nan meronta di gejolak ego nan memancar semu
di manakah kan ku dapatkan sentuhan rasa yang lama tak terjamahkan....
mungkin...di kaki langit ini kan kuraih rasa embun pagi nan dingin menyapaku...
agar ku dapat menorehkan sejumput kata nan indah untuk kekasih hatiku...di sini...
yang menantiku dalam peluk rindu kata yang terindah di hati....
"aku merindukanmu...,sayangku..."

Puisi: Merindu hati

Puisi: Merindu hati
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 16 Nopember 2011

Sayang....
sekian lama kita berpisah hati...
apakah kau tidak merasa rindu pada ku...
apakah dirimu sudah melupakan daku....
ataukah...kau memang tak lagi merindu pada ku....

Sayang...
dimanakah kini kau berada...
tanpa kabar dan berita ...kau pergi dari sisiku...
sehingga daku merasa sepi dan merindu pada mu...

Sayang...
apakah harus begini cara kita berpisah...
ataukah ...tidak ada lagi ..cara lain yang lebih baik lagi...
yang dapat membuat hatiku merasa sejuk dan damai...
meski tanpa dirimu di sisiku lagi...

Sayang...
apakah daku harus memendam rasa rindu ini selamanya...
sehingga daku meratap dan merintih dalam bentangan mimpiku...
cobalah untuk membuka hatimu....meski hanya sedikit saja...
agar daku dapat memasuki hatimu...yang beku dan dingin ini...
dan kan ku katakan ke padamu.... bahwa ....aku cinta pada mu....

Sayang....
seandainya kau masih mau mengingat diriku...
dan masih mau merindu lagi pada hati yang jauh di sini...
cobalah kata kan ke padaku...
apakah yang harus ku lakukan ke padamu....
agar dirimu mau membuka hati indahmu...
agar ...dirimu merasa kan sentuhan jemari hatiku kembali di sisimu...

Mungkin...kau tak lagi mendengarkan keluhan jiwaku...
tak apalah...
cobalah mimpikan daku dalam lelapmu...
meski ku ku hanya merupakan bayang bayang semu saja...
yang hanya mampu menyapamu dalam sekejap buaianmu...
namun...itu cukuplah bagiku....bila ada sedikit celah di hatimu....
daku sudah merasa berbahagia....
sebahagia hatiku...saat ku masih bersamamu ...di sini....

Puisi: Rasa Cinta

Puisi: Rasa Cinta
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 15 Nopember 2011

Mengapa cinta selalu ada di hati setiap manusia...
karena itu memang ditakdirkan untuk selalu ada di hati
tanpa cinta...kehidupan kan merana...
namun...dengan cinta..., hidup terasa lebih bermakna...

Dengan cinta...
rasa sedih jadi gembira...
namun dengan cinta pula...
rasa bahagia...bisa berbalik menjadi rasa was-was....

Cinta memang membuat pikiran jadi melayang...
terbang ke mana saja yang dia maui...
mau ke angkasa...
atau ke balik bumi...
semua ada..... bila rasa cinta telah bersemi..., maka mata dan hati akan saling menyatu....

Cinta memang agung dan menghipnotis...
membuat yang merasa jatuh cinta...., jadi muda kembali....
tak pernah merasa tua...
dan tak pernah merasa...bahwa hidup itu hanyalah sekali dan singkat adanya...

Dengan cinta....
banyak syair puisi dilontarkan...
dan sejuta emas berlian permata ......terbang ke hati yang terdalam.......
karena semua itu .....demi rasa cinta.....pada sang kekasihnya yang dicintainya...seumur hidupnya...

Puisi: Jangan bersedih

Puisi: Jangan bersedih
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 15 Nopember 2011

Bila kau bersedih hati...
bila kau merasa terpuruk...
bila kau merasa tersendirikan...
janganlah menangis berkepanjangan....

Cobalah introspeksi diri...
cobalah merenungkan diri...
tentang semua kesedihan itu...
namun...jangan terlalu lama dipikirkan...

Karena itu semua tak akan selesai bila hanya dipikirkan
atau hanya di tangisi...
Jangan bersedih terlalu lama....
ubahlah kesedihan dengan sejuta prestasimu...
meski dengan seribu rasa lara di hati mu...

Cobalah kau kembali bertekun ria dengan pekerjaanmu....
cobalah kau kembali dengan sejuta impian mu...
dan raihlah kembali satu demi satu .....seribu kebanggaanmu
yang nyaris hilang dari kamus penghargaanmu....

Memang tak mudah untuk menggapai impian yang ada di benakmu...
memang tak gampang untuk membalik mimpi yang sudah terpatri di hatimu...
maka dari itu...
cobalah kembali untuk berpeluh rasa...
berkeringat waktu ....
untuk menggapai segala angan dan impianmu yang coba kau buka kan kembali di hatimu...
karena itu semua ...kan terwujud...bila kau kembali membuka kemauan dan harga dirimu....

Cita-cita dan impianmu adalah sejuta pesona di hatimu...
seribu penghargaan yang harus kau hadirkan kembali dalam relung hatimu...
bahwa kau bisa....dan mampu...untuk memulainya....
dan pada akhirnya....kau pun mampu mewujudkan impian dan cita-citamu itu...

Jangan pedulikan semua rasa sakit di hati...
jangan pedulikan rasa kantuk yang menghantuimu...
tapi...pikirkanlah...
dan bayangkanlah...
bila kau mampu meraih angan dan harapanmu itu...
ada rasa kepuasan di sinyum simpulmu...

semua itu...butuh pengorbanan dan perjuangan...
yang tak kan sia-sia..
bila kau mau memulainya.....
dan selanjutnya.....bertindaklah...
maka seluruh anggota tubuhmu...kan menyambutnya dengan sejuta bantuannya....
dan...pada akhirnya...kebanggaan mu kan kembali lagi....
percaya dirimu kan bangkit lagi....
dan ...kau pun tak kan bersedih lagi....
tapi...tersenyum...dengan cerianya....

Senin, 14 November 2011

Puisi: Jangan mudah putus asa

Puisi: Jangan mudah putus asa
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 15 Nopember 2011

Hari ini ...mungkin bukan hari terbaikmu..., menurutmu...
tapi jangan cepat putus asa dan luruh hati...
pandanglah langit yang biru di atas sana..
kan kau temukan rasa kedamaian dan kesejukan jiwa...

Hari ini...adalah hari terbaikmu...
hanya saja kau belum bisa memaknai arti hari ini...
hari ini dan hari hari yang lalu dan yang akan datang....
adalah hari terbaik mu....
karena semua hari adalah hari yang terbaik....
asal kau bisa memanfaatkan hari-harimu dengan yang terbaik...

Bila kau mengalami suatu keterpurukan...
jangan lalu kau salahkan dirimu...
tapi...tataplah diri mu di depan cermin...
kau akan melihat bahwa dirimu adalah sosok kesuksesan...

Kesuksesan dan kegagalan ibarat mata rantai yang tak terpisahkan...
dan itu adalah jalan menuju ke arah keberhasilan
dan kau pun akan menuainya....
asal kau selalu tekun dan terus belajar untuk maju dan bangkit...
dan bangkit lagi...bila kau terjatuh...

Jangan pedulikan rasa lara di hati...
jangan pedulikan kegagalan yang menurut mu itu karena kesalahanmu...
kau tidak pernah gagal...
hanya saja belum menemukan apa yang kau idamkan....

nanti...di suatu saat...waktu lah yang akan menjembatanimu...
untuk menuju ke arah keberhasilan ...
percayalah...
bahwa kau ditakdirkan untuk sukses dan berhasil...
asal kau selalu tekun dan mau belajar dari kegagalanmu....
untuk memperbaikinya dan menemukan solusi yang terbaik untuk itu...

Ingatlah.... waktu kau kecil dahulu...
belajar merangkak dan berdiri ...lalu akhirnya berjalan...dan berlari ...kencang....
kini...kau pun juga belajar untuk berlari lebih kencang lagi....
sekencang yang kau maui.....

Ingatlah sekali lagi...
jangan mudah putus asa...
tapi ...tahan bantinglah...
dan percaya dirilah...
semua masalahmu...akan berlalu...
seperti hujan di musim kemarau.....

Puisi: Temukan solusinya

Puisi: Temukan solusinya
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 15 Nopember 2011

Kenapa harus marah dan ngambek...
kalau itu memang tak menyelesaikan masalah...
lebih baik berdiam diri dan merenung...
lalu ...temukan solusi terbaiknya....

tak perlu gelisah dan gundah gelana...
atau menangis dan merintih...
tak perlu...
yang perlu di lakukan adalah...tindak lanjutnya...

Ya...tindak lanjuti dari permasalahan yang ada...
ambil sikap dan selesaikan secepatnya...
mengapa harus menunggu...dan terus menunggu...
kalau bisa ...
lakukan jemput bola dan ambil tindakan yang terbaik...
agar kau tak lagi bersedih....

Permasalahan selalu ada...
dan ini bukan hanya ada pada dirimu semata...
namun....setiap orang ....pasti mempunyai masalah...
maka dari itu....temukan solusinya dan ... action...

setiap orang pasti punya cara penyelesaian setiap masalah...
maka dari itu...kau pun pasti juga mempunyai cara nya...
lakukan yang menurutmu bisa kau lakukan..
jangan menunggu dan menunggu...
ambil tindakan yang pasti....
dan ...pada akhirnya...kau pun kan tersenyum ...karenanya...

Minggu, 13 November 2011

Puisi: Adakah cinta di hatimu

Puisi: Adakah cinta di hatimu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 14 Nopember 2011

Adakah cinta itu di hati mu...
adakah rasa rindu itu di hatimu...
aku tak tahu...
kau pun juga...pasti tak tahu...

tak apalah...rasa cinta itu tak ada di hatimu...
karena rasa itu hanya ada di pelupuk mata yang kemudian turun ke hati....
dan setelah itu...turun ke mana saja...dia maui...
karena itu...rasa cinta kadang terbalut dengan rasa yang lain.,...

Cinta bukanlah impian belaka...
tapi cinta itu harus diupayakan...
dijalani dan ditindaklanjuti...
agar..cinta tetap bersemi...dan bersemu merah...

Kadang cinta tak terbalas dengan rasa simpati...
tapi tak apalah...karena cinta tak bisa dipaksakan...
dan cinta pun...tak harus memiliki...
namun..cinta itu merupakan anugerah yang ter agung...
dan bagi yang dilanda c i n t a....
semuanya terasa indah dan memabukkan....

Cinta adalah keindahan
cinta adalah kemunafikan...
cinta juga adalah pengorbanan...
dan cinta pun...adalah perjuangan

namun...bagaimana pun...
cinta akan membuat seseorang akan bersemangat
seseorang akan berani mengarungi lautan yang dalam dan melelahkan..
meski sang ombak dan gelombang memukul dan menerjangnya...
dia tak kan bergeming selangkah pun....
bagai batu karang nan kokoh di samudra nan luas...

Dengan cinta...seseorang akan hidup penuh dengan kedamaian...
karena cinta dipenuhi dengan rasa hidup yang terus akan hidup....
penuh dengan gelora dan semangat yang pantang menyerah....
hingga sang waktu kan melupakannya.....

Puisi: Hati

Puisi: Hati
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 14 Nopember 2011

Apalah yang harus ku sembunyikan lagi....hati ini...
hati yang tak bisa berbohong tentang dirimu...
hati yang selalu berharap banyak tentangmu...
hati yang hanya tertuju ke arah dirimu...selalu...

Kini..hati itu tak lagi kau perlukan...
karena...kau telah mempunyai hati yang lain..
hati yang membuat dirimu terbang bagai sang bidadari nan cantik...
sehingga kau tak lagi mau menyentuh hati ku ini..

Hati ku telah menjadi beku dan dingin...
hati yang dulu selalu segar dan jernih...
yang selalu membuat dirimu bagai sang putri Pelangi nan teranggun...
kini...kau lupakan hati ku...hati yang dulu selalu merindu kasihmu...

Ya sudahlah...
hati ini biarlah dalam kesendirian kembali...
menatap hari hari lalunya yang pernah mengecap keindahan bersamamu....
kini ...terkulai layu...tanpa dirimu lagi ...di sisiku...
di hati indahku..nan selalu bermimpi ....merajut senyum pesonamu....

Puisi: Kenangan lama

Puisi: Kenangan lama
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 14 Nopember 2011

Kenangan lama ...perlahan mulai menguak kembali di lubuk mata ku....
kenangan yang membuat daku terasa terhenti sejenak...
melambungkan angan nan indah dan bergelora...
saat kau dan aku masih bersama....

Saat indah di hari yang terindah...untuk kita berdua...
saat kau sentuh jemari hatiku...dalam tatap lembut rona mata indahmu...
kelembutan terasa merayap memeluk hati nan penuh gejolak...di pangkuanmu...
memeluk asa nan dalam senandung nada 'a time for us' untuk kita berdua....

Ku tak kuasa untuk tak menatap pesona di senyum indahmu...
begitu anggun dan menyejukkan nuansa hati nan tersipu...
senyum yang membangkitkan daku dari rasa kesendirian yang mendera...
yang kini...terasa terbang ke awan...memeluk sang mentari yang menghangatkan jiwa...

Kaulah satu-satunya curahan hatiku....yang tergapai...
dirimulah dewi kecantikanku...yang terbang memeluk hati nan gulana...
menerawang dalam hamparan kalbu nan terpercik rasa kerinduan yang menggebu...
seindah alam nan bernyanyi merdu untuk kita berdua....selamanya.,...

Kini....rasa itu telah luluh lantak dari angan nan melayang terbang ke angkasa...
tertiuap sang bayu nan menari dalam gemerincingnya sang waktu yang berlari...
mengejar angan nan tak pernah terbuaikan rasa...
menapak rindu dalam kehampaan nan terputus lara....

Dimanakah kini kau berada...., kasih...
ku tak tahu lagi....kemana ku kan mencarimu...lagi...
hanya sebutir angan yang masih ada di relung hatiku...
ku ingin...sejenak mengingat dirimu....walau pun ...itu hanyalah senapas daun padi saja..
namun...itu cukuplah bagiku...untuk selalu meremas jemari desahmu...di hatiku....

Puisi: Gundah

Puisi: Gundah
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 14 Nopember 2011

Sudah...sudahilah...kata kata pemanis hati ini...
ku tak lagi kan mengulanginya....
ku tak lagi akan mendekatimu...lagi...
sudah terlalu sungkan daku untuk menanti hati indahmu...

Terlalu indah dirimu di hatiku...
sehingga kau tak lagi mau menyapa diri ini...
tak apalah....hati ini kau siram dengan embun nan mendingin...
yang tak lagi dapat menghangatkan rasa percaya diri ku,....

Biarlah daku memudarkan mimpi indahku...
untuk selalu menghangatkan hati indahmu...
agar daku tak terlalu menyentuh api nan ada di bunga wangimu...
agar daku tak lagi merintih dalam gelapnya malam nan kelabu...

Ku iringi langkah mundurku dalam dekap pekat nan goyah...
ku iringi rasa gundahku...dalam temaramnya malam nan terbayang...
biarlah ...rasa indahmu...hanya untuk kumbang pilihan jiwamu...
yang dapat memberi rasa indah di alam mimpimu nan ceria....
dan ....lupakanlah ..d a k u....selamanya.....

Puisi: Aku belum memahami

Puisi: Aku belum memahami
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 14 Nopember 2011

aku tak mengerti tentang apa yang kau ungkapkan pada ku...
benar benar ku tak mengerti...
mengapa harus begini jadinya...
harus terjadi apa yang ku takutkan dari mu...

mengapa harus ada perpisahan di antara kita...
mengapa harus ada jalan yang buntu untuk ku daki...
dan mengapa aku tak bisa menyelesaikannya...
sungguh...aku tak bisa memahamimu....

Sudah sekian lama kita saling mengenal...
namun...ternyata...waktu tak juga membantuku...
untuk bisa memahamimu... sesempurnanya...
dan...inilah hasilnya....ku harus berpisah denganmu...

adakah jalan yang bisa kulalui....agar tak ada jalan persimpanganan ini..
jalan yang lurus dan tak perlu bergelombang...
tak perlu mendaki...dan tak perlu menurun...
jalan yang mudah...dan seseuai keinginanku....

Mungkin...kita belum saling mengenal dengan baik...
mungkin juga...aku tak bisa memahamimu.....
meski ku terus berusaha untuk memahamimu...
ternyata...aku tak bisa...memahamimu....
aaahhhh......

Seandainya....kau tahu...tentang diriku...
tentang segala rasa sayangku...padamu...
mungkin...kau kan memberi ku kesempatan sekali lagi...
untuk selalu ada...untuk dirimu....
untuk bersamamu...di hari-hari indahmu...di hatiku....

apakah itu masih mungkin...bagi diriku...
yang jauh di sini....
jauh dari dirimu...
jauh dari hatimu...yang sedang kelam...dan sendu...
maafkanlah...daku....

Minggu, 30 Oktober 2011

Puisi: Tak kan terpisahkan

Puisi: Tak kan terpisahkan
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 31 Oktober 2011

Semua orang ingin bahagia...
semua orang ingin dicintai...
dan...semua orang ingin...mencintai....
demikian pula dengan diriku....

Tak salah lah...daku...bila ingin mencintaimu...
dan tak salah lah...daku...bila juga ingin kau cintai...
karena...daku memang ...cinta pada mu...
maka dari itu...ku minta...kau juga mau mencintai diriku....

daku tak pandai untuk mengungkap kata indah pada hatimu ....
daku juga tak pintar untuk merangkai sejuta puisi untuk kenangan indahmu...
namun...daku selalu ingin...berada di sampingmu...
membelaimu....dan selalu tersenyum untuk dirimu...yang ku sanjung....

Engkau telah membuat diriku...bersemangat....dan bergelora....
dan ......menjadikan diriku kuat dan tegar....
terhadap segala cuaca dan kondisi yang dulu membuatku rapuh...
kini...kau telah menyapu semua itu...dan membuatku...menjadi mandiri dan kokoh....

tak salah lah daku...untuk memilihmu...
untuk menjadikanmu....sebagai belahan hatiku...
pasangan hidupku...
yang kan ku jaga...sepanjang nafasku yang menyapa untuk dirimu...selalu....
bunga indahku...yang harum semerbak ...mewangi dan cantik mempesona....

Rabu, 26 Oktober 2011

Puisi: Pesona jiwamu

Puisi: Pesona jiwamu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 26 Oktober 2011

Lembayung senja menghiasi rona wajah indahmu...
mengguratkan kesenduan nan terkias
adakah rasa terpendam yang tersisa di hati....
ungkapkanlah.....dengan sejuta makna mu....

Keheningan tiada lagi tergapai oleh jemari hati nan terperi
menghanyutkan sejuta kata nan tak pernah tersentuh
merenda dalam kebekuan hati nan tersendirikan...
mengupas asa nan tak pernah terucapkan janji....

Adakah hati ini kan terurai dalam seribu pesonamu....
adakah hati nan suci kan terjamahkan oleh tutur senyum indahmu...
hanya segumpal perasaan jamak nan tercermin di layar candamu...
yang mengguratkan pesona cantikmu...di hati nan mendambamu...

Akankah ku torehkan rasa rinduku ini untuk hati indahmu yang menari di pelupuk mataku...
ku tak tahu....adakah hati indahmu....hanya untuk ku ...atau kah...tidak akan...
hanya sang Pelangi lah yang kan menjawabnya...
bahwa aneka warna indahmu...tetap membayang di seluruh hati indahku....untukmu..seorang...

Senin, 24 Oktober 2011

Puisi: Kasih...

Puisi: Kasih ...
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 25 Oktober 2011

Kasih....
jangan lah kau pergi dari diriku...
jangan tinggalkan daku sendirian ...
raihlah daku...dan genggamlah jemariku....

Kasih...
sekian lama kita saling merajuk janji...
dan sekian lama kita saling memandang hati...
dan...mengapa sekarang kau harus pergi dari hati indah ini...
janganlah...kasih....ku kan ada untuk mu...selalu....

Kasih....
bukalah hati indahmu...untuk diriku....
bacalah goresan senandung hati di relung ku.....
dan ....torehkanlah....kata kerinduan di hatimu...untuk ku...
tanpamu.....aku kan menangis...dan terluka....

Kasih....
raihlah...sang Pelangi di atas sana untuk diriku....
kan ku padukan dengan sang Mentari di hatimu...
agar dirimu...selalu memandang ...betapa beningnya hati ceriaku...saat memandangmu...
agar kau kembali menyapa diriku...dan memelukku dengan kemesraan nan abadi....

Puisi: Kasih...kasihku....

Puisi: Kasih...kasihku...
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 25 Oktober 2011

Kasih....kasihku....
tersenyum ...
tertawalah....
dan....cubitlah daku...
rangkullah daku....
aku kan memelukmu dengan erat dan hangat....

Kasih ....kasihku...
betapa daku amat mencintaimu....
amat merindukanmu....
dan...teramat kangen...sama dirimu....

Kasih...kasihku....
engkaulah yang selalu ada di hati indahku....
yang selalu membawaku dalam mimpi yang terindah....
yang selalu membuat ku segar dalam segalanya....

Kasih....kasihku....
indahnya lesung pipitmu...
cantiknya bibirmu....
dan merdunya suaramu....
tak kan ada yang dapat menggantikan dirimu....

Kasih...kasihku....
jangan sia-siakan rasa cintaku ini padamu...
dan jangan ragukan akan cintaku...pada mu....
karena...tanpamu...diriku...hanyalah sebutir pasir yang terabaikan...
yang selalu ingin dan ada....untuk dirimu...seorang...selamanya.....

Puisi: Kenangan indah

Puisi: Kenangan indah
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 25 Oktober 2010

Kenangan indah bersamamu ...memang terlalu indah untuk di kenang...
terlalu indah untuk ku lupakan...
begitu indahnya....hingga membuat diriku...selalu ingin mengenangnya...
seandainya...bisa....ku ingin...selalu bersama mu lagi....

Canda dan tawamu...telah mengguratkan debur ombak di hatiku...
tingkah lakumu telah membuat daku berjalan di atas awan nan indah memutih...
indah dan menggairahkan...
seakan-akan....kau selalu ada di sampingku....
memperhatikan diriku...
memandangku...
dan....tersenyum simpati...padaku...

Engkau yang selalu cantik di hatiku...
anggun dan mempesona...
telah meruntuhkan segala egoku...untuk selalu menyendiri...
bersamamu lah...daku mengerti tentang indahnya dunia ini...

Kini...tinggallah kenangan indah yang selalu menemaniku...
kenangan yang membuat diriku selalu bersemangat untuk setia padamu...
setia akan keindahan hatimu...
dan setia akan ketegaran hati yang selalu menghinggapi keteguhan hatimu...

Dirimulah ....kail jiwaku....
yang selalu memancing hatiku...
untuk selalu bersikap santun...
dan tegar dalam mengarungi bahtera jiwa yang terhamparkan tepi.....

Puisi: Ku rela

Puisi: Ku rela
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 25 Oktober 2011

Ku hanya bisa memandang dirimu dalam kejauhan hati...
hati yang selalu ingin ku peluk dan ku rasakan...
hati yang selalu ingin ku miliki...
walau ....aku harus berlari sejauh yang kau maui.....

Ku rela untuk selalu ada di hatimu...
hati yang indah dan semerbak....
yang selalu ada di setiap mimpiku...
dalam segala cuaca dan gelombang badai....

Ku ingin sekali meraih sang rembulan di atas sana...
yang selalu tersenyum untuk sang dewa malam yang memandangnya...
saling bertautan di antara detak jantung sang ranting malam..
memadu kasih dalam nada kasmaran yang bergelora....

Beningnya hati indahmu...telah melambungkan anganku...
untuk selalu memandang kesejukan jiwa dan hatimu...
yang terukir dalam setiap nada puitisku yang bergejolak...
demi sebuah harapan yang makin menjulangkan nama indahmu....di hatiku...

Puisi: Lupakanlah

Puisi: Lupakanlah
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 25 Oktober 2011

Biarlah ku berjalan sendiri...
dalam lingkaran hidup yang penuh dengan makna...
yang penuh dengan aneka rasa di hatiku...
dalam kesendirian yang memeluk kerinduan hati...

Ku tahu...ku tak bisa menjagamu...
daku juga tahu...bahwa hatimu...bukan untuk diriku...
namun...aku selalu berusaha untuk ada di sisimu...
meski dirimu selalu ingin menjauh dariku...

Kini...ku tak ingin lagi ada di sisimu...
karena...daku telah lelah akan hiasan luka di hatiku...
yang selalu kau goreskan dalam sejuta alasanmu...
yang kini...tak lagi ku senandungkan....

Biarlah...daku tak mendapatkan sekuntum bunga indah darimu...
bunga yang selalu kuidamkan darimu...
biarlah bunga itu untuk kekasih hatimu yang terindah...
yang dapat membuatmu...bahagia selamanya....

dan ...lupakanlah daku....
meski ku harus terluka karenanya....
itu lebih baik ....
demi kebahagiaan sebuah intan berlian ...impian hatiku yang terindah....

Kamis, 20 Oktober 2011

Puisi: Tambatan hati

Puisi: Tambatan hati
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 21 Oktober 2011

Senandung musik "a time for us" terus menemaniku
menorehkan sejumput kata indah di atas layar kacaku...
membentuk sebuah narasi nan penuh dengan kata mesra
tentang diriku dan dirimu...yang jauh di sana....

Ku tak bisa memendam rasa ini untuk tidak bercerita pada mu...
tentang hati ku...
tentang keinginan jiwaku...
juga tentang rasa rinduku ....ke padamu....
yang jauh di sana....

Ku ingin dapat menemanimu...meniti hari hari indah bersamamu...
tapi ...itu tak kan mungkin dapat ku lalui....
karena...kau dan aku...saling berjauhan di mata....namun...dekat di relung hati terindah...
yang kini..selalu kusimpan dan ku pelihara dengan santunnya...

Semoga hari indah itu selalu kau kenang untuk dirimu....
sebagai hari terindah yang pernah kita lalui bersama...
antara kau dan aku....
meski...kini kita tak pernah bersama lagi....

Indahnya bunga mawar di taman hatimu...
telah menambatkan pelabuhan hatiku...di sauhmu....
untuk kau jalin dengan rekat dan erat...
agar tak terbawa ombak nan melambung tinggi....

Puisi: Kubiarkan

Puisi: Kubiarkan
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 21 Oktober 2011

Sudah ku biarkan sang angan terus melambung tinggi...
menembus angkasa nan putih beraneka warna
menggayut pada sang Pelangi nan berpendar hati
merangkul dan memeluk dengan mesranya....

Terasa mengganjal di hati tentang kata indahmu...pada ku...
bahwa ...kau tak ingin lagi bersua dengan diriku...
meski ku tahu...itu memang tak kan mungkin...
tapi...itulah kata terindah yang dapat membuaikan hati nan berpendar rasa...

Sekian lama perjalanan hati ini untuk mengikuti arah mata hatimu....
tapi...sekian lama pula terasa ....betapa sulitnya perjalanan yang harus ku lalui ini..
penuh dengan bentangan hati nan terlalu rumit untuk diungkap ...
seperti jemari hati kita yang tak pernah terjalin dengan syahdunya...

Akankah hari hari ke depannya akan tetap berjalan melambat seperti ini...
daku sendiri tak kan pernah tahu...
karena...itulah ....demi kebahagiaan dirimu sendiri...dan diriku...
sebaiknya....biarlah sang purnama terus bersenandung mesra di malam hari...
bersama sang kabut malam yang dingin membeku....
meraih rasa kebahagiaan dirinya yang pernah terlupakan.....

Puisi: Kegamangan

Puisi: Kegamangan
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 21 Oktober 2011

Dedauanan mulai berguguran...
memeluk pada sang bumi nan menantinya...
dalam kehangatan nan menerpa kesejukannya...
memeluk erat pada pijakan hati nan selalu menjaganya...

Keinginanku untuk berjumpa denganmu...
terasa bagai menanti sang waktu yang tak kunjung merajuk...
meski ku harus berlari untuk membujuk sang waktu...
agar mau berdamai dengan sang awan yang tersenyum menebar...
namun...dirimu ...tetap tak tergoyahkan oleh pesona sang mawar nan berkilau...

Ku tak tahu...apakah sang rintik hujan kan berhenti untuk sejenak tabir
ataukah hanya segumpal awan yang menepi dalam kegamangan hati...
mungkin ku harus menawarkan seulas senyum pada sang mentari pagi...
agar rintik hujan kan reda dalam sejumput hati nan resah...gulana...

Kegamangan hati indah mu telah menutup rasa anganku untuk bersandar di dinding hatimu...
ku tak tahu lagi...harus bagaimana untuk memulai rasa yang ada di diri ini...
agar ...rembulan indah di taman hati mu ..dapat kembali purnama...
seperti hari yang pernah kita kayuh bersama...di danau nan penuh dengan kedamaian....

Puisi: Masih ada

Puisi: Masih ada
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 21 Oktober 2011

Malam semakin sepi terasa...
semakin menepi dari kerinduan yang bergejolak...
meluruh dalam angan nan tak pernah bergeming dari rasa...
rasa yang ada di diri ini...yang tak pernah terperikan

Malam semakin menjauh dari sentuhan hati nan merindu...
mengelopak dan menggayut pada ranting kebisuan nan memutih...
kering dan tandus dalam hembusan sang bayu nan mengiris
membeku dan tak pernah lagi mencair...seperti saat kita bersama...

Adakah sang waktu masih mau berpijak pada punggung rasa ini..
yang pernah tersentuh oleh dinginnya hati nan kasmaran...
yang pernah terbuaikan oleh denyut nadi keinginan nan memucak...
saat kau dan aku ....duduk bersama...dan saling memandang.....

Kini...rasa itu masih ada di kecupan mesra hatiku...
namun...apakah semai rerumputan hijau ini juga masih ada di hatimu....
hati yang selalu membuat diriku tak pernah terputus dari rasa ...
rasa yang kini ada dalam genggaman nafasku....untuk hatiku...dan hatimu....

Selasa, 27 September 2011

Puisi: Kini atau esok

Puisi: Kini atau esok
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 28 September 2011

Ku tak sanggup lagi untuk mengungkapkan semua isi hatiku ....ke padamu...
karena semua telah kulakukan...
tinggal sekarang....bagaimana tanggapanmu...tentang itu semua ...
aku hanya bisa terdiam ...dan menunggu jawabanmu.....
kini...atau pun...esok ....sama saja....

mungkin....kau bisa menerima permintaanku...
namun...bisa pula kau menolaknya....
karena...kau adalah dirimu sendiri...
yang mampu untuk mandiri...
tak tergantung pada siapa pun....

Hanya saja...
kalau esok hari kau jawab...
maka...aku kan menunggu mu...dalam sejuta bayang nan pudar...
yang merupakan kata tanya yang tak pasti....

namun...bila kini kau jawab...
aku akan bersyukur...karena apa pun jawabanmu...aku kan menerimanya...
walau itu nantinya...akan melukai hati ku....
atau...malah membahagiakan diriku....

Jangan bersedih atau bermuram durja...
tanpa diriku pun ....kau kan dapat memperoleh bayang pesona lain di hatimu...
namun...bila dengan diriku....kau kan selalu ada di sampingku....
tinggal kau yang memilihnya....

Waktu yang panjang telah membuat diriku makin terpesona pada dirimu...
segala yang ada di dirimu....aku suka...
dan ini tak perlu aku jelaskan lagi...
aku memang menyukai dirimu....

Senin, 26 September 2011

Puisi: Kasih

Puisi: Kasih

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 27 September 2011

Kasih...

kenapa waktu cepat berlalu meninggalkan kenangan terindah bersamamu...

bersama lambaian sang bayu yang menghanyutkan segala angan dan harapanku...

untuk bersamamu...mengarungi bahtera laut yang penuh debur ombak yang bergelora....

menghantam sang batu karang yang hanya mampu berdiri kokoh...tanpa bergeming....

Kasih...

seandainya...masih ada waktu yang terbuka bagi pintu hati kita berdua...

mungkin kan kuhapus semua kenangan indah ini ...untuk merengkuh hatimu...

sebongkah mutiara hati yang tak pernah ku dapatkan secara utuh darimu...

meski ku selalu berharap....ada sedikit celah di dinding hatimu ...untuk diriku...seutuhnya...

namun...itu tak pernah ku dapatkan....aku tak mendapatkan kasihmu.....seutuhnya....

Kasih...

andainya....masih ada sedikit lagi...waktu untuk kita bersanding...dalam canda tawa yang berderai...

akan ku tumpahkan semua rasa kasihku....padamu.....semuanya....

namun....sang waktu tak pernah memberiku kesempatan untuk menggetarkan bibir ini...

untuk mengutarakan...rasa indahku...padamu.....

betapa aku amat merindukanmu.....

Kasih...

mungkin...kini kau sudah melupakan diriku...

yang lama tak berkirim kabar ke padamu....

yang tak pernah memberi mu sedikit sentuhan rasa hijau dedaunan yang membersit...

namun...ketahuilah...kasih...

bahwa aku...amat merindukanmu.....

Kasih....

kini....ku hanya bisa sejenak memandang kenangan lama yang terindah ini di lubuk hatiku...

di relung hatiku yang terdalam....dan terhalus...

yang tak kan pernah pudar dari rasa yang selalu menggelutiku...

dari rasa kasih ku yang terdalam....

Kasih...

aku cinta padamu.....

Puisi: Tersentuhkan rasa

Puisi: Tersentuhkan rasa

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 27 September 2011

Tak kala sang rembulan mulai redup dari singgasananya...

kau datang dalam bayang indahmu....menggodaku...

merengkuh diriku ...dan mengajak ku untuk menari bersama...

dalam untaian senandung tuts komputerku yang tersenyum menawan...

bait-bait puisi yang kususun dan kurangkai dengan indahnya...

telah kau bacakan dengan penuh perasaan nan bergelora...

mengikuti alur dan irama nan penuh pesona....

kadang menghentak hentak....namun...terkadang pula hanyut dalam nada sendu...

Kenangan lama kian terasa mendekati diri ini..

merajuk ku untuk melepaskan sejenak rasa penatku dalam kesendirianku...

menggapai angan nan tak kunjung bertepi ...

merajut kasih nan tak kunjung berbunga....

Mengapa ini harus ku lalui dalam liku kegundahanku...

mengapa ini tak terjadi pada sang angin malam yang menepis lara di malan nan sepi....

ku berharap ....

sang mentari pagi kan terbit dalam senandung rindunya...ke padaku...

Mungkin...hari ini sang bayu kan bersemilir lirih....

tapi....

aku tetap menanti belaian kasihmu...yang tersentuhkan rasa...

meski ku tahu...itu akan membuatku semakin merindukan dirimu....

Puisi: Sunyi

Puisi: Sunyi

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 26 September 2011

Mungkin dirimu sudah tak lagi mempercayai arti kata dari ku...

mungkin juga...dirimu sudah mulai bosan ke padaku...

sehingga kau tak lagi peduli dan mau mempedulikan diriku....

tak apalah...itu sudah risikoku...bersua dengan dirimu....

Saat ku terkenang itu semua....

aku hanya bisa menghela nafas saja....tanpa kata arti lagi...

tak ada yang perlu ku sesali ...

dan tak ada pula yang harus ku perbuat...

karena semua itu...telah kau ungkapkan pada diriku...

Kini ....ku hanya bisa pasrah dan terdiam semata...

tak ada lagi kata kail di hatiku...

dan juga tak ada lagi kata pengikat di benak ku...

karena...kau telah melepaskan daku pergi...untuk selamanya...

Tak ada lagi ombak yang menerjang sang batu karang di laut nan lepas....

dan tak ada lagi sang burung Merpati yang kau candakan ke padaku...

karena ku tak mampu membuatmu terbang melayang tinggi...ke awan...

'tuk menggapai semua angan yang pernah kau harapkan dari diriku....

Pergilah dengan damai...

karena ku tak lagi kan mendampingimu selamanya...

itu sudah menjadi tekad bulatmu ..untuk kembali sendiri...

sendiri dalam sepi dan sunyi...

sesunyi diri ini...tanpa mu ...di sisiku....

Puisi: Tak lagi peduli

Puisi: Tak lagi peduli

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 26 September 2011

Rintik hujan turun dengan cerianya...

meredupkan hati nan sedang galau...

karena...dua kata dari bibir indahmu yang memerah...

kau tak lagi mau bersua dengan diriku....

Rintik hujan turun semakin tertawa terbahak bahak...

karena aku tak lagi mau menanggapi isyarat darimu...

aku tetap akan menemui dirimu...

tak peduli lagi...apakah kau kan marah pada ku...

Rintik hujan kelelahan turun ke bumi....

hatimu semakin panas membara mendengar bisik lembut dariku...

karena aku tahu...bahwa kau tak sungguh-sungguh untuk itu...

dan aku juga tahu...bahwa kau juga sayang ....padaku....

Rintik hujan telah berhenti dari tangisnya...

aku rengkuh dirimu dalam peluk hangatku...

untuk mencairkan hati bekumu yang telah kau sandarkan di dadaku...

kini...kau dapat kembali tersenyum bahagia...untuk diriku....

juga untuk kita bersama....selamanya...

Puisi: Cantik

Puisi: Cantik

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 20 September 2011

Di dalam jiwaku...

di dalam hatiku...

dan di dalam seribu bayang mimpiku...

engkaulah yang selalu ku damba....

Tak ada bunga lain yang dapat menyamaimu...

dan tak ada dedauan hijau selain dirimu..

yang selalu menggugah hatiku...

mempesona diriku....hingga kini...

Kaulah curahan jiwaku....

yang selalu ku damba...dimana pun kau berada...

di sini ...di dalam hatiku yang terindah...

yang selalu menemani daku ...dalam setiap mimpi2 ku...

Kini...kau hadir kembali di sini...

dalam setiap detak jantungku...

dalam setiap lengkah kehidupanku...

yang menapak ke arah sang permata hatiku...dirimu...

Tanpamu...daku tak kan bisa seperti ini..

terbang melayang dan tinggi ...tinggi sekali....

bagaikan sang kupu-kupu yang selalu terbang ke arah sang Pelangi berpendar...

untuk selalu menemaninya...di kala sang Pelangi tersenyum padanya...

Di ambang pintu kerinduanku...

engkau hadir dalam senyum indahmu...

dengan sejuta rasa rindu ku yang menggelora...

untuk memberikanmu...seribu pesona bunga anggrek di jemarimu...

Engkau cantik dan mempesona...

membuat diriku tak kan pernah bosan pada sikap manjamu...

sikap merajukmu...yang membuat daku makin ingin dekat dirimu...

meski ku tahu...itu tak kan mungkin....

karena...kita saling berjauhan....dalam batas mimpi yang terindah...

Puisi: Mencintaimu...

Puisi: Mencintaimu...

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 20 September 2011

Mencintaimu....

sungguh suatu kebanggaan bagiku....

setulus hatiku ku kan selalu menjagamu....

selalu melindungi dirimu....

Mencintaimu...

sungguh suatu karunia yang terbesar untuk ku dari-Nya....

karena kau lah separuh jiwaku...

yang selaku kusimpan dalam relung permata jiwaku....yang terindah....

Mencintaimu...

bagaikan setangkai bunga dengan rantingnya...

yang tak kan terpisah kan...selamanya...

meski sang dedaunan ingin memilikimu.....

Mencintaimu...

sungguh suatu pengorbanan besar yang harus ku jalani...

tanpamu...daku bukanlah diriku sendiri....

yang dapat membanggakan diri pada mu....

dan tanpamu....daku kan menangis......

Mencintaimu....

sungguh suatu keberuntungan bagi diriku...

yang selalu bermimpi tentangmu...

tentang seorang gadis yang bersahaja dan sederhana....

namun...amat berprestasi....bagiku....

Puisi: 30 Tahun yang lalu

Puisi: 30 Tahun yang lalu

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 17 September 2011

30 Tahun sudah berlalu...

waktu yang begitu panjang...terasa begitu sebentar...

bagai sang gerimis yang turun di padang tandus...

terasa menyejukkan...

dan mencairkan hati nan beku....

Kita pernah bersama dalam satu Sekolah....

kau masih tetap cantik dan ayu....

seperti saat-saat kita pernah bertemu....dulu..

di sekolah kita yang tercinta...SMAN 1 Yogyakarta

Dulu...

kita pernah saling bersua..dalam suasana yang ceria...

pernah belajar bersama...

pernah marahan bersama...

karena..kau dan aku...pernah tidak saling sepakat...

Kini...

setelah 30 tahun berlalu...

Engkau kembali hadir di di sini...di taman bunga sang Pujangga...

dalam nuansa yang lebih romantis dan anggun

memberikanku sekuntum bunga nan indah...

yang kupahatkan dalam relung hatiku nan tersendirikan...

Kini ...

engkau telah memiliki masa depanmu...sendiri...

masa depan yang ceria...

seceria hatimu ...yang dulu pernah kau perlihatkan ke padaku...

di saat daku baru mengenal arti 'kasih dan sayang' dari seorang gadis nan ayu....

Kini..

masa lalu telah usai berlalu...

biarlah masa depanmu...dan masa depanku...berdiri sendiri...

kau dengan nuansa cermin anggunmu ....

dan daku pun...dengan mata hatiku sendiri...

kita telah sama-sama saling menyapa...

dalam rengkuhan sang dewi malam.... nan bersenandung penuh kebahagiaan...

Puisi: Antara kau dan aku (Reuni IPS1 SMAN I Yogyakarta)

Antara kau dan aku (Reuni IPS1 SMAN 1 Yogyakarta)

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 17 September 2011

30 Tahun yang lalu....

Tak terasa waktu terus menemani kita bersama...

kau dan aku...terus merajut tali belajar bersama..

dalam satu ruangan yang indah dan tak kan pernah terlupakan...

Kadang kau dan aku...saling mencuri pandang...

kadang kau terlihat serius....

namun...kadang kala tertawa sendiri...

dan daku pun juga demikian....(bila ingat tak bisa mengerjakan PR di depan kelas)

kadang ku lihat dirimu bersedih....kalau tak bisa mengerjakan soal di papan tulis...

dan aku pun juga bersedih...., karena aku pun juga tak bisa membantumu...

bukannya aku tahu dan tak mau membantumu...

namun....karena...aku pun juga tidak tahu ....jawabannya....

dan itu semua...membuat hati kita ...makin beraneka warna...

30 Tahun yang lalu...

kita pernah bersama....dalam meraih cita-cita yang sama...

lulus SMA dan melanjutkan kuliah lagi....

bagai meraih sang bintang di angkasa nan kemilau...

sehingga kita pun tak tahu lagi...kapan hari ini....

Kita pernah bersama saling bercanda ria...

saling melirik...

saling pandang...

saling tersenyum...

dan saling...bersapa... dengan hati yang berdegup...

Saat ku duduk di depanmu...kau menghindar...

namun...saat kau ada di depanku...daku pun salah tingkah...

dan membuat diriku lupa...kalau masih ada PR yang belum ku kerjakan....

dan itu semua....menjadi kenangan tersendiri..diantara kita bersama...

bahwa ternyata ...kita pernah ada hati yang sama....

yaitu...takut ada sesuatu di hati kita masing-masing....

30 tahun yang lalu...

kenangan yang indah...dan tak kan terlupakan...

Kini ....kau dan aku telah mempunyai hidup yang mandiri...

yang penuh dengan mutiara hidup nan terindah...

yang selalu membekali perjalanan kita bersama...

meraih cita-cita sang bintang di langit nan berkelip...

yang kan selalu menemani .....

bersama semangat nan tak pernah pupus di ujung senja nan kemilau....

Puisi: Hari ini

Puisi: Hari ini

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 17 September 2011

Hari ini ku mengenal dirimu dalam halaman buku ku...

hari ini ...ku mengerti tentang isi hatimu....kepada ku...

dan hari ini...ku juga makin mengenal diriku...tentang mu...

dan hari ini pula...ku jadi tak bisa ..berbuat sesuatu untukmu...

Ya...hari ini...semuanya makin jelas di relung hatiku...

bahwa....kita tak kan mungkin bisa bersatu...

walau ...kau memintaku..untuk mengisi hari-hari sepiku...

namun...daku tak bisa ...dan tak kan bisa....

Aku hanyalah sebuah mercu suar nan rapuh...

yang tak kan bisa memberimu sinar nan kemilau...

yang tak kan bisa memberimu...rasa hangat di perahumu...

karena...sinarku...sudah semakin meredup...dan akhirnya..kan menghilang...

Biarkanlah daku seperti ini...apa adanya....

menanti hilangnya rasa hangat di sinar kemilauku...

yang akhirnya kan terlupakan oleh sang bintang di angkasa...

yang selalu menggodaku...

hingga ku tak bisa bersinar lagi....seperti saat ini...

Ku hanya bisa memberimu setangkai bunga nan indah....

yang dapat memberimu...arah ...kemana kau kan mendapatkan sang ranting nan kokoh...

yang dapat memberimu...rasa hangat di hati...

dan rasa kebahagiaan yang memancar di sorot mata indahmu...

sebagai ...pujaan hatimu...selamanya...

Puisi: Terlalu Indah

Puisi: Terlalu Indah

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 17 September 2011

Terlalu banyak rasa indah yang telah ku miliki..saat ku ada di depanmu...

terlalu bahagia hatiku bila ku dekat dengan dirimu...

dan itu semua...karena kau ada di dekatku...

meski kita tak pernah saling bersua....

Tak terasa sang waktu terus melangkah dengan kepastiannya...

tak terasa sang cemara telah tumbuh dengan tingginya...

dan tak terasa pula...sang bintang makin berkelip dengan indahnya...

semuanya itu...karena kau selalu ada di hatiku....

memberiku semangat...yang tak kan pernah pupus di sela nafasku...

Engkau telah memberiku semuanya...yang ku butuhkan...

rasa kebanggaan ...

rasa bahagia...

dan rasa sayang...ke padamu...

Namun..., meski ku tak dapat memiliki dirimu...

aku sudah bangga dan merasa memiliki dirimu...

walau...itu semua...

hanya ada dalam bayang indahmu...yang menantiku di ujung senja yang membahagiakanku....

Puisi: Andaikan

Puisi: Andaikan

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 15 September 2011

Andaikan kau ada di sini...

sinar mentari kan ikut menari

dan menyiratkan sinarnya nan keperakan...

untuk ikut ikut merasakan kebahagiaan di hatiku...

Andaikan kau ada di sampingku...

ku akan memberikanmu sekuntum bunga Anggrek kesukaanmu...

untuk kau selipkan di daun telingamu...

yang kan menambah cantiknya dirimu....

Seadainya...

kita dapat bersua dalam temaramnya senja nan indah...

ku kan meraih erat jemari tanganmu...dalam sejuta kerlip sang bintang di langit

nan memancarkan kemilaunya sang rembulan di ambang batas kerindu an...

yang tak kan pernah pupus dalam dekap erat sang dedaunan nan menghijau...

Seadainya...masih ada hati di balik senyum indahmu...

ku kan terbang membawa seribu bidadari nan ayu..

untuk menggapai rapuhnya sang hati nan tersendiri dalam sepi...

agar kembali bersemi....bersama sang Pelangi nan indah berseri...

Puisi: Seandainya

Puisi: Sendainya...

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 14 September 2011

Mengapa hatiku bergetar saat kau tatap diriku....

mengapa lidahku terasa kelu...saat kau tersenyum padaku...

mungkinkah...engkau memperhatikan diriku...

meski ku tak tahu...apa kah yang tersimpan di balik pintu hatimu...

Daku bagaikan karang tandus yang kering tanpa daya..

dan ...daku ku pun merasa....jauh dari angan untuk mendampingi dirimu...

namun...engkau selalu mencoba menarik perhatanku...

selalu...berusaha mendekati diriku...

Aku tak mengerti...tentang ini semua...

apakah ini hanya semacam ilusiku belaka....

yang melingkar lingkar dalam seribu pesona pikiranku...

ataukah ...hanya suatu anganku belaka...yang mengharapkanmu selalu...

Namun....entah bagaimana...kau selalu berusaha mendekati diriku...

yang selalu duduk menyudut di ruangan nan kaku....

itu semua...membuat diriku ...terbang ke alam surga nan indah

seindah tawa candamu...di depan teman-temanku...

Seandainya...ku dapat memilikimu...

alangkah indahnya dunia ini di taman hatiku...

kan ku persembahkan ke padamu...

seikat bunga yang elok sebagai pelambang cintaku ...padamu....

yang selalu ku impikan selalu.... dimana pun ..ku berada....

Puisi: Sayang

Puisi: Sayang..

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 13 September 2011

Sayang....

aku tak bisa mengutarakan seluruh isi hatiku ke padamu...

karena aku memang tak pandai untuk memutar kata...

namun...percayalah...di mutiara hatiku...yang terdalam...engkaulah yang selalu ku damba...

karena ...engkau telah memberiku semangat motivasi yang terbesar di palung hatiku...

Sayang...

aku memang bukan pilihan hatimu yang terbaik..

namun...aku telah memberikan semua yang terbaik untuk mu...

meski pun...engkau nampaknya belum puas terhadap prestasiku...

namun...kuakui terus terang...itulah yang dapat kuperlihatkan ke padamu...

Sayang...

seandainya ku dapat memilih ...

antara prestasi atau dirimu...

maka ...daku akan tetap memilih dirimu...

karena...tanpa mu...prestasi diriku akan jauh dari yang terbaik...

Sayang...

mungkin aku telah membuatmu ...kecewa...

namun....aku tak berdaya untuk menghapus kekecewaan dirimu...

karena...itu...berilah daku kesempatan kedua...

untuk memberikanmu...prestasi ku yang terbaik lagi....

aku kan berusaha.....

asal...dirimu tetap dekat denganku...selalu di sisiku...

Puisi: Kenangan lalu

Puisi: Kenangan lalu

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 12 September 2011

Tak ada lagi gelak tawamu yang menggemuruhkan hatiku...

tak ada lagi senyum indahmu...yang membuat hatiku terpesona...

dan tak ada lagi canda manjamu...yang membuatku makin merajuk...

ah....kau memang menggoda hatiku nan terbawa arus....

Engkau memang telah membuat hatiku menjadi terhibur...

dan engkau pula yang membuat semangatku makin berkobar...

kemarin dan yang lalu....

hari-hari yang telah membuat hidupku menjadi indah dan terindah...

Senandung lagumu...selalu ku perdengarkan di setiap waktu ku...

sejuta torehan puismu ...telah kubaca berulang kali...

dan semua ...yang ada pada dirimu....membuatku menjadi bangga...

bahwa...engkau lah yang telah mengisi hari-hari indahku...bersamamu...

Kini..kau telah pergi jauh ...

meninggalkan kenangan lama yang terindah...

yang tak kan mungkin ku ulangi lagi...

bersama lembaran kasih yang tak tersampaikan....

Sabtu, 10 September 2011

Puisi: Bagaimana mungkin

Puisi: Bagaimana mungkin
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 11 September 2011

Bagaimana mungkin aku mengerti tentang dirimu..
jikalau kita tak pernah saling bertemu...
dan tak pernah saling bertaut rasa...
oleh karena itu...renungkanlah dalam jurang hatimu yang terdalam...
mengapa kita harus saling mengerti...

Sekian lama...waktu terus berjalan dengan gontainya...
membelah gelombang kata yang tak kan pernah tersampaikan
karena...sang karang batu..berdiri dengan kokohnya...
menatap sang gelombang kata yang tak kan pernah tertulis di hati..

Apakah mungkin sang awan putih mau menaungi hati kita...
apakah mungkin sang langit yang biru mampu menyentuh perasaan kita
yang tak pernah saling tersentuh oleh goresan pena di hati...
tak kan mungkin....dan itu tak kan mungkin....

Ku hanya bisa menatap sang waktu dengan hambarnya...
ku hanya bisa melepas ikhlas...sang bayu untuk meniupkan semilirnya nafasnya...
namun...ku tak mampu untuk menggoreskan pena di hatimu...
karena...ku memang belum mengerti tentang arti dan makna di hatimu...
yang ku harapkan mampu menampung semua goresan penaku pada sehelai daun nan hijau...

Puisi: Permintaan

Puisi: Permintaan

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 11 September 2011

Mengapa ku harus berjumpa dengan dirimu...

jikalau akhirnya ku harus berpisah dengan mu...

apakah...ada yang lebih baik dari ini ...

bertemu dan tak harus berpisah....

Mungkin sudah seharusnya demikian adanya....

pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya...

yang aku sendiri tak mengerti...

namun...bagaimana pun aku harus mengerti juga...

ada apa cerita di balik hikmah bertemu dengan mu...

Setelah lama kurenungi dan ku resapi..

ternyata...memang aku beruntung bertemu dengan dirimu...

banyak keindahan hidup yang telah kuperoleh darimu..

yang membuat diriku ...makin indah memandang sang Pelangi yang berpendar di atas sana...

Memang antara dirimu dan diriku...bagai dua sisi mata uang...

dimana ada dirimu..., disitu ada diriku...

tak pernah berpisah...

meski itu semua hanya ada dalam ilusiku...

namun...kau selalu ada...untuk ku...

dan ...aku pun..selalu ada .., juga untuk mu...

Kita pernah bersama...

dan kita pun ...pernah saling meraih hati kita.....

yang kedua-duanya...saling tersentuh rasa...

dan ...tak ada yang dapat memisahkan hati kita...

kecuali...bila ...kita memang ingin berpisah....

dan ...itu tak ada dalam kamus ceritaku...dan juga kamus hatimu...

jadi...kita tak kan saling berpisah....

walau...apa pun yang terjadi...

jadi...janganlah berpisah dengan ku....

Puisi: Senandung Malam

Puisi: Senandung Malam

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 11 September 2011

Sang Purnama tersenyum dengan indahnya...

memancarkan sinarnya yang terang benderang

seterang hatiku di malam ini

yang tengah membaca suratmu nan indah mewangi

Indah nian kata-kata yang engkau goreskan di dedaunan putih ini

begitu memukau dan kadang membuatku tersenyum sendiri

namun...kadang harus meluangkan sebongkah hatiku untuk merajutnya

agar dapat membawa semua beban di hati yang kau senandungkan....

Sejuta perasaan hati yang tersentuh rasa telah kau cairkan dengan beningnya...

seribu pesona nuansa telah kau alirkan ke dalam intan permata hati yang membeku

agar dapat meresap dalam dinginnya hati yang mengendap di ujung penantian

yang tak kunjung tertuang ke dalam sejumput rasa kasih nan terpendam....

Sejuta perasaan hati telah membekas dalam selimut senja ku

membuka kembali seutas sinar nan kemilau menapak hati

menggores pada sebongkah hati nan kaku

membeku..

tanpa sentuhan tangan nan halus di permukaan air kehidupanku...

membuatku semakin terbawa hanyut dalam irama kerinduanmu....

yang mengalir dalam relung hati nan terdalam...

sehingga ku hanya bisa menatap bayang indahmu dalam gemulai senandung nan terbiaskan...

Puisi: Roda Pedati

Puisi: Roda Pedati

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 10 September 2011

Saat ku bertanya ke padamu...

siapakah yang paling kau nanti dalam hidupmu....

kau menjawab...bukan aku...

Saat ku tanya...sesuatu yang begitu kuharapkan darimu...

siapakah yang paling tulus mencintaimu....

kau menjawab sambil menoleh ke arah lain..., bukan aku...

lalu siapakah dia....

kau hanya menggeleng, dan berdesis....tak tahu...

aku pun hanya tertunduk pasrah dan luruh...

dan hingga kini...ku tak lagi ku bertanya....tentang apa pun padamu...

karena ku tahu pasti jawabanmu.... , bukan aku...

Jadi..., aku hanyalah roda pedati yang harus terus berputar

agar hidup ini mempunyai makna yang berarti ....bagiku...dan bagimu...

Puisi: Dirimu

Puisi: Dirimu

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 10 September 2011

Bila kau bertanya ke padaku....

siapakah yang paling harum mewangi di antara bunga di taman ini...

ku jawab...dirimu...

bila kau bertanya lagi...

siakah yang paling kau kasihi di antara semua dedauan yang ada di kebun ini...

ku jawab lagi....sama..,...dirimu...

Namun...bila kau bertanya ke padaku...

siapakah yang paling kau kasihani di semua pekaranganmu...

maka..., akan kujawab...dirimu juga....

Karena...tanpa mu...aku serasa tiada arti...

namun...bila kau selalu mempermainkan hatiku...

maka...aku pun juga merasa ...mengapa daku harus memilihmu....

meski ku tahu...banyak bunga dan dedaunan yang ingin menyuburkan pekaranganku...

namun..., kau selalu yang terbaik di taman kebunku....

karena...kau adalah mahluk yang unik..., yang selalu membuatku..merasa bahagia...bila ada di dekatmu...

Puisi: Sendiri

Puisi: Sendiri

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 10 September 2011

Terasa menyejukkan dan melegakan...

kau telah menjawab semua tanya di hatiku...

sehingga daku dapat terlelap dalam mimpiku...

hingga ku dapat tersenyum dalam tidurku...

Kini ku tak punya beban lagi...

kini ku tak punya ganjalan di hati lagi...

semuanya telah jelas dan terang adanya...

kau tak lagi ingin bersama dengan diriku....

Kini ku harus melangkah sendiri...

berjalan mengarungi kehidupan ini...

yang penuh makna dan arti...

yang dapat menemaniku dalam membentangkan sayapku...

Ku tak lagi harus memintamu untuk berpendapat...

ku tak lagi memohonmu untuk mendampingiku...

karena...kau tak lagi mau bersama diriku...

dan ...aku pun..harus menerima ini semua dengan hati yang tulus...

Ku kan berdiri kokoh lagi...

mandiri...

dan ...tak lagi merajuk...

karena...daku adalah harapan diriku sendiri....

melangkah dan berlari ...bersama sang bayu....

yang selalu menemaniku...dalam sepoinya yang melambai....

Puisi: Tak tahu lagi

Puisi: Tak tahu lagi

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 09 September 2011

aku tak tahu lagi ..harus bagaimana mengatasi ini semua...

engkau selalu menyalahkan diriku....bertubi-tubi...

tapi...tak ada kata jawab yang menghampiriku...

semuanya serba gelap dan tanpa perasaan....

Kini...kau kembali melukai hati yang lama terpelihara dengan rasa kasih...

rasa sayang pada diri seseorang yang ada di depanku...dirimu...

engkau tetap saja...seperti anak yang baru beranjak dewasa...

sabarlah..dan sudahilah kata tanya ini di hatiku...

Sekian lama ku melangkah mendekati sang rembulan yang bersinar di angkasa...

namun..semakin ku dekati..semakin nampak buram dan redup

tanpa seberkas cahaya nan terang di hati nan penuh harapan...

kau tutup pintu hati ini dengan jawab yang tanpa kata....

Apakah ku harus menanti sekian lama...

apakah ku harus menunggu sang fajar kan terbit di siang hari..

hanya untuk sebuah kata jawab nan tak pernah tergapai...

hanya dirimulah tumpuan hatiku...yang pertama dan terakhir...

jawablah...agar daku lega karenanya....

Puisi: Tanpa Jawab

Puisi: Tanpa jawab

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 09 September 2011

Apapun alasanmu...aku tak mau tahu...

apa pun derita di hatimu...aku pun juga tak tahu...

yang ku tahu...aku amat mencintaimu....

dan tak kan pernah tergantikan oleh yang lainnya...

Seandainya...dunia ini milik kita berdua...

ku tak tahu..apakah dirimu akan tetap meninggalkan diriku...

meski ku harus berlutut dan memohon ke padamu...

agar jangan putuskan tali...kasih yang telah kita rajut bersama ini...

Ku tahu...waktu ini adalah waktu untuk mu...

waktumu untuk mengungkit semua kenangan lama bersamaku..

yang kuanggap sudah berlalu dan tak perlu dikenang lagi...

kerena..itu sudah berlalu...bagiku...

Namun..., bila kau masih juga tak bisa melupakan ini semua...

itu semua kuserahkan kepada mu...

karena dirimu...adalah dirimu...yang mempunyai hak untuk itu..

dan ...daku ...hanya bisa mengelus dada...

betapa...sempitya ruang lingkupku...

kenapa ku harus berjumpa denganmu...

di saat ku tengah berusaha mencintaimu...setulus hatiku...

Ya sudah...terserah dirimu...

aku tak mau lagi membicarakan ini semua ...

aku hanya bisa pasrah...dan pasrah saja...

semua kukembalikan kepada jati diri ini ...

apakah kau masih mencintaiku....? aku bertanya ke padamu...

dan kau pun..hanya terdiam ...tanpa jawab....

Puisi: Bintang Malam

Puisi: Bintang malam

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 09 September 2011

Bintang malam terus berpijar dengan terangnya...

kadang berkedip..kadang tenggelam dalam remangnya sang malam...

semuanya terbawa bersama sang bayu yang berhembus lirih...

terlelap dalam nyenyaknya sang purnama yang merindu...

Entah sudah berapa lama sang waktu terus melangkah...

menghilangkan penat dan lelah yang berkemas...

menari bersama sang kelelawar malam yang tersenyum manis...

berbaur dengan aroma malam yang semerbak mewangi...

Keheningan malam terus merayap dengan perlahan

menutup pori-pori sang malam yang tergesa menapak

menorehkan jemari sang kekasih hati nan menanti

dalam gelapnya malam nan tersentuh rasa....

Adakah sang kekasih hati turut melenakan hati ini...

adakah sang merpati putih turut terbang ke awan...

menjemput sang kekasih malam yang tersenyum menapak

menggapai bunga-bunga mawar nan turun dari dedaunannya....

hanya dirimulah yang tahu...betapa daku merindukanmu...seorang...

Puisi: Terketuk hati

Puisi: Terketuk hati

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 09 September 2011

Terketuk sudah pintu hati ini...saat kau ketuk di layar kacaku...

tersungging senyum indah menghias di palung hati inti...

mengisyaratkan arti makna yang tak terungkap

terurai dalam desah kata nan tak terjawab....

Keengganan hati tuk menyusul sang waktu telah kugadaikan...

telah hilang dari sepinya sang Pelangi yang berpendar

telah lenyap dari nuansa kharisma yang mengganjal

semuanya telah luruh dalam bisik lembut sang mentari pagi...

Hanya satu sentuhan di hati yang masih membekas di jiwa ini...

betapa lama sang rembulan meniti dalam langkah nan nyata...

menggurat senyum yang membias dalam sejuta kasih

tanpa kata dan tanpa sapa yang menjerat hati...

Pelangi beraneka warna telah menoleh pada sang rintik hujan...

membasahi seribu pesona pada sang rerumputan hijau

penuh dengan angan dan selayang pandang...

namun...apakah sang awan masih juga menaungi sang bumi...

itulah yang selalu kutanyakan pada anak sungai di pematang sawah...

di pinggir kali....

yang selalu menemaniku...dalam pandangan nan jauh di sana...

tanpa kata dan tanpa jawab....

sepi .....namun...penuh irama kerinduan...yang membelai...

Puisi: Malam semakin sunyi

Puisi:Malam semakin sunyi

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 08 September 2011

Malam semakin sunyi dan sepi..

tiada bintang yang bersinar lagi...

tiada bulan yang berpendar...bersamaku...lagi...

semuanya...terasa tiada lagi...

gemerisik dedaunan pun juga mulai tak terdengar lagi..

juga gesekan sang ranting pada sang dahan...terdiam kelu...

bagaikan meresapi arti kata darimu....pada diriku...

bahwa...kau tiada lagi ingin bersua denganku...

Sudah sedemikian rapuhkah diriku...

sehingga daku hanya bisa terdiam luruh...

tanpa bisa menyapa dirimu lagi...

seperti hari-hari yang kemarin begitu indahnya....

Ku mencoba berdiri dari kerapuhanku...

ku coba mengangkat kembali semangat diriku...

meski tertatih dan penuh peluh yang mengalir...

ku harus mencobanya...

demi...kemandirian diriku kembali....

Sudah saatnya daku tak cengeng lagi...

sudah semestinya...daku bisa berdiri kokoh...tanpa mu...

tanpa dirimu...yang selalu memberiku ...semangat...

tapi...apakah daku mampu...untuk saat ini...

Saat kini..yang kuinginkan...adalah...

bisa berdiri kokoh dan melangkah lagi...

menggapai semua angan dan harapanku...

meski...tanpa dirimu lagi...di sisiku...

Puisi: Malam nan sendiri

Puisi: Malam nan sendiri

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 25 Agustus 2011

Malam semakin menepi dalam peluk sang rembulan

merinding kedinginan

memeluk erat pada ranting yang berbisik lirih

mengalunkan nada getir tentang rasa rindu yang menjauh

Kerinduan malam pada sang mentari yang terbit di pagi hari

seakan hanya ada pada sang cerita khayal...

yang tak kan mengubah berlarinya sang waktu

meski harus menunggu dalam dekapnya sang alam yang ceria

Kerinduan ini tak kan pernah lepas dari rasa yang menggugah jiwa...

lama ...dan tak pernah tersampaikan...

meski harus menunggu...dan terus menunggu...

namun...penantian tetaplah penantian..yang sia-sia...

Biarlah sang malam termenung dalam kesendiriannya...

meski sang bintang terus mengitarinya....

namun kerinduan pada sang mentari pagi...tetaplah ada..

meski sang waktu tak kan pernah mempertemukannya....

Puisi: kenangan lama

Puisi: Kenangan lama

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 25 Agustus 2011

Kubiarkan anganku ...melayang terbang di atas kepala ku...

menembus awan nan putih berkilau...

merajut tali kasih yang tak pernah tergapaikan

terdiam dalam sendunya keheningan pagi nan merekah...

Ku biarkan sang pagi terdiam dalam keterpanaannya...

menatap sang mentari yang menyapa lembut padanya...

merunduk pada sang bumi yang perlahan merengkuhnya...

menepuk hati yang lama tak tersirami sejuknya kerinduan....

Entah mengapa...hati ini selalu ingin bertemu denganmu...

entah mengapa sang waktu tak juga mau mengijinkanku...

ataukah memang...belum waktunya ku bersua dengan dirimu...

kapan dan...kapan...aku tak mengerti....

Kini..dalam rapuhnya senja yang mengitariku...

ku hanya bisa duduk dan memandang sang Pelangi yang melambaiku...

memberiku kesempatan untuk yang kedua kalinya...

untuk merajut kembali kenangan lama...bersamamu....

Puisi: Lama tak bersua

Puisi: Lama tak bersua

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 25 Agustus 2011

aku tak tahu ....

mengapa perasaanku saat ini terus bergejolak

memikirkan dirimu yang tak pernah ketemu...

yang tak pernah menyapa lagi ...diriku...

aku juga tak tahu...

mengapa ku harus bertemu dengan dirimu...

sehingga membuatku harus seperti ini...

termenung...dan melamun...

seandainya...kau ada di depanku...

mungkin pula ku tak bisa menatapmu lama-lama..

mungkin juga...keberanianku tuk menyapamu...hilang seketika...

karena...ku tahu...kau tak kan memilihku...menjadi sahabatmu...

Biarlah...seandainya pun kau ada di sini...

ku tak tahu...

apa yang dapat kupersembahkan buatmu...

hanya senyum ku yang dapat menghadirkan hatiku...

bahwa...aku memang tertarik pada dirimu....

Jumat, 02 September 2011

Puisi : Kurentangkan tanganku

Puisi: Kurentangkan tanganku
Oleh : Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 02 September 2011

kurentangkan kedua tanganku...untuk menyambutmu...
sinar mentari ku yang ku damba selalu
cahaya hidupku yang ku impikan selalu..
datang dan datanglah...kemari....
dalam peluk hangatku...yang mendera...

Sekian lama ku pendam rasa inginku ...pada mu...
sekian waktu ku endapkan rasa sungkanku...terhadapmu...
hanya...ke padamulah...seluruh mata hatiku...ku curahkan...
dengan setulus hati dan semurni...kerinduanku...

apakah dirimu ...benar-benar sayang padaku...
apakah dirimu...benar benar...mencintaiku...
ku hanya ingin....kau jawab dengan sejujur-jujurnya...
karena ...dirimulah...harapanku ...yang utama....

tiada bintang di langit yang segemerlap dirimu...
tiada bunga mawar yang seindah dirimu...
engkaulah kasihku...idaman hatiku...
yang utama dan terutama....
tiada yang lainnya....

Engkaulah cahaya sinar mentariku yang menghangatkan hatiku...
engkaulah intan mutiara yang terpedam di hatiku...
engkau jualah...belahan jiwaku yang tersimpan di lubuk hatiku...
dan ...engkaulah segalanya...bagiku...dan jiwaku....

Janganlah...kau sia-siakan sejuta harapanku ...ini...
dan ...jangan abaikan rasa simpatiku...padamu...
tak kan ku gapai sang rembulan di atas sana...
tanpa dirimu...di sampingku...., kasih ku....

Kamis, 01 September 2011

Puisi: Kembali Bersemi

Puisi: Kembali bersemi
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 01 September 2011

Ketukan tuts komputer ku terus menari dengan riangnya
menandakan secercah hati sedang bergelora menyapanya....
mendendangkan nuansa nada cinta dalam kesenyapan jiwa...
merenda kata kata mesra dalam sejuta warna nan elok melambai....

Kisah cinta lama ..yang pernah terabaikan diri
membayang dalam seribu pesona perasaan nan tersekat
meluruh dalam peluk dingin nan membisu kata
menorehkan setangkai bunga nan indah mewangi....

Kenangan lama telah membekas dalam duri hati nan tersampirkan
kenangan tentang rasa rindu yang membahana...
tentang rasa suka yang menghias diri
tentang segala keindahan yang pernah ada di hati nan mengembang....

Senyuman yang indah merekah...
kemanjaan nan sulit diulangi...
juga ...sikap ngambek nan sering terulang...
membuat hati nan hening menjadi tersentak ...terbangun...

Kehadiranmu telah membuat kehidupan kembali tersemaikan...
putik bunga sari telah kembali beterbangan di angkasa...
mengabarkan berita pada sang awan yang termenung membisu...
tentang rasa kerinduan sang Pujangga pada bunga indah di taman hatinya...

Burung burung Pipiet kembali beterbangan dengan riangnya...
menepuk dedaunan hijau pada ranting yang menahan gejolaknya...
membuat sang mentari kembali tersenyum dengan hangatnya...
mengusap dedauan nan layu ....menjadi bergairah kembali....

Adakah sang kekasih hati kan datang di hari ini...
adakah sang pujaan kasih ...kan hadir di dalam mimpinya...
bukan mimpi...lagi....tapi...kesungguhan hati nan menggelola
hadir dalam tatapan mesra nan selalu tersungging senyum indahmu....
membuat hati nan hampa menjadi....terisi kembali....ceria lagi...
dengan sejuta pesona nan kembali bersemi...