Minggu, 14 Juli 2013

Puisi: di saat kegalauan menerpa

Puisi: di saat kegalauan menerpa
Oleh: Andin Adyaksantoro
Kandangan, 15 Juli 2013

di saat kegalauan menerpa diri ini...
di saat kegersangan hati mengering dalam peluk sang hati...
ku mencoba untuk membuka pintu hati ku ...untuk mu..
untuk sebongkah berlian terindah yang ada pada dirimu...

adakah rasa rindu ini jua kau rasakan di hati mu...
adakah rasa santun ini jua kau sentuhkan di kalbumu...
atau kah...engkau hanya terdiam dan tak memedulikan sejuta rasa yang hinggap di palung jiwa ku...
mungkin... ku belum memahami seribu perasaan terindah yang ada di hatimu...

ku berharap ...
rasa rindu ini jua kau pendam di hatimu...
dalam kemilaunya bingkai kasih nan terindah yang selalu kau pelihara dengan anggunnya...
hingga ku merasa...engkau lah belahan di jiwa ku...yang selalu membuat ku ...terpesona..

mungkin sejuta rasa yang ada pada diri ini...tak berarti bagi mu...
mungkin seribu pesona yang engkau miliki di hati ku ini ....tak pernah engkau semaikan...
hingga ku merasa... diri ini dalam kesendirian yang menepi....

ini hanyalah mungkin .... dan...hanyalah mungkin...
hingga ku hanya bisa menatapmu dalam keterdiaman yang mendayu....

ku mencoba memahami dan mencoba mengerti...
bahwa tiada waktu yang dapat mengukur dalamnya rasa kasih yang ku miliki ... untuk mu..
namun.. ku jua merasa...
bahwa daku belum merasakan sentuhan lembut dari hati mu... untuk ku...
mungkin...dirimu tiada memiliki sebutir rasa rindu nan terkasih pun  .... ke pada ku....


akankah keinginan di hati ini kan harus terucapkan dari kedua bibir ku...untuk mu...
adakah senyum manismu kan mampu membuat ku mengutarakan semua ini... pada mu..
aku sendiri juga merasa tak mampu untuk itu...
mungkin...engkau terlalu indah bagi ku.....
bagi sejuta harap yang tersimpan dengan eratnya di bingkai hati ku...

andai sang waktu kan menemani kerinduan di hati ini....
dan menyampaikan sejuta gelora rasa rindu ini ke pada mu...
mungkin kah... dirimu kan menerima sejuta harap ku... di hatimu...
atau kah.. engkau kan hanya terdiam kelu menatap ku...
atau kah  engkau kan segera berlalu dari seribu rasa angan terindah ku...ke pada mu...

andai sejuta rasa ini tak jua dapat menyelami sebingkai rasa ter anggun yang ada di hatimu..
andai seribu rasa rindu ini tak jua dapat menyentuh sebutir rasa santun pun di relung di hatimu..
maka yang dapat ku hadirkan dalam sejuta impian indah ku... untuk mu...
hanyalah sebutir harapan terindah yang tak kan pernah dapat ku gapaikan..  untuk selamanya....

dan....
aku pun hanya bisa terdiam dan terdiam dalam sepinya sang waktu yang memeluk gelora di hati ku...
hingga sang waktu yang berpendar kan segera beranjak pergi dari sisi ku....

Puisi: senja nan temaram

Puisi: senja nan temaram
Oleh: Andin Adyaksantoro
Kandangan, 15 Juli 2013

senja nan temaram telah pergi menjauh dari ku...
meninggalkan diriku dalam sepinya sang waktu yang berpendar...
menatap hampa pada sang malam yang mulai beranjak dari pembaringannya...
terdiam dalam kelunya sang nafas yang terpana dalam peluk hangat sang rembulan purnama....

kesenduan di hati telah memecah kesunyian hati yang menepi...
melambai pada sang malam yang beranjak pergi perlahan dari sang bintang gemerlap
melupakan kesenjangan hati yang terpaut sejuta rasa rindu dan kasih...
menepis kegalauan nan menatap diri dalam ketiada berdayaannya....

akankah sang waktu terus mengukur diri dalam kelembutannya...
akankah sang waktu kan jua terus menemani dalam heningnya sang malam yang membias...

embun pagi mulai tertatih bangun dari tidur lelapnya yang melenakan...
menatap ceria pada sang mentari pagi yang tersenyum manis ke padanya...
mengucap salam persahabatan pada sang rerumputan kering di hamparan hatinya...
mengajak menari pada sang semut dan kumbang yang menatapnya dengan terpana....

akankah sang pagi kan selalu ceria di hatinya....
akan kah sang malam kan selalu memeluk hangat dalam keterdiamannya...

mungkin sang waktu kan terus menemaninya, di saat sang Purnama melupakan dirinya....
hingga sang fajar memeluk hangat dirinya, dalam keterpanaan hati yang tersentuh sejuta rasa....
oleh seribu sang rasa rindu ke padanya yang selalu dia impikan...
oleh sejuta rasa cinta yang menggelora di hatinya...
yang kesemuanya itu, kini kian melekat erat dalam relung kalbunya yang terpesona pada nya...
pada sang rembulan purnama di langit nan menatap lembut ke padanya....

Puisi: saat ku telusuri jalan ini

http://www.youtube.com/watch?v=J2CGZftFpwc
Puisi: saat ku telusuri jalan ini
Oleh: Andin Adyaksantoro
Kandangan, 14 Juli 2013

saat ku telusuri jalan ini....
ku teringat selalu akan dirimu..
tentang rasa rindu yang pernah kau ungkapkan ke pada ku..
tentang rsa bangga mu.. memiliki diri ku...

saat ku langkahkan kaki ini ke arah mu..
arah yang pernah kau berikan senyum manis mu...untuk ku..
aku menjadi semakin merindukan dirimu...
semakin ingin memandang mu dan melepaskan rasa rindu ku ini...pada mu...

namun...
keinginan ku ini tak kan pernah kan tersampaikan dalam heningnya sang malam nan hening...
tak pernah terucapkan dalam kesejukan jiwa nan menggapai mu...
karena ku merasa... kau terlalu indah ... untuk ku...
hingga ku merasa... belum dapat membuat mu...bahagia...

di saat keheningan menyelimuti sejuta kalbu yang membentang dalam kehangatan asa ku..
ku berharap ...dirimu kan tetap menatap ku dalam sejuta senyum nan menawan...
nan mempesona di hati ku...
agar ku dapat selami rasa ini dalam sejuta langkah perlahan ku... ke arah mu...

mungkin dirimu merasa.... aku tak ada untuk mu...
mungkin diri mu merasa...aku terlalu jauh dari angan dan khayal mu...
namun... percaya lah ... ke pada ku...
rasa cinta ku...
rasa kangen ku...
dan segala rasa rindu yang membuncah...ini...
selalu ku semaikan hanya...untuk mu...seorang.... yang terkasih... , dirimu...

luapkan lah rasa suka cita mu...pada-Nya...
pada Yang Maha Kuasa...
karena ku ada ...hanyalah untuk dirimu...
yang terkasih dan yang sangat ku dambakan selalu....