Selasa, 10 Mei 2011

Puisi: Terangnya sinar Rembulan

Puisi: Terangnya sinar rembulan
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 11 Mei 2011

Terangnya sinar rembulan telah mencerahkan hatiku
yang memendam rasa ini di hatiku...
rasa yang membuatku lebih bersemangat lagi...
untuk meraih angan yang belum tersemaikan di hati...

Ku luruskan hati ini agar tak berbalik lagi...
untuk tetap memandang sang Awan yang tinggi memutih
indah dan lembut mempesona
'kan kugapai dalam khayal dan cita ku...

Sungguh indah hari ini...
begitu meresep dalam kalbu ku
menguap dalam jemari hati nan gelisah
yang menanti sang kekasih di balik sang rembulan malam...

Mimpi adalah bunga tidur dan dedauan hati
yang menerpa dalam selimut kasmaran
membuat sang Malam tersenyum tersipu
menatap pada sang mentari pagi ...yang 'kan terbit menjelang....

Minggu, 08 Mei 2011

Puisi: Sepucuk surat

Puisi: Sepucuk surat
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 09 Mei 2011

Sepucuk surat dari mu....telah ku terima dengan hati yang berdebar
surat yang berisi tentang keinginanmu ...untuk berjumpa dengan ku...
untuk menumpahkan segala perasaan di hatimu yang menggunung...
untuk melegakan hati yang telah lama terpendam rasa kerinduan ...

Ku baca ulang surat darimu...berkali-kali...
seakan-akan daku tak pernah membaca surat mu itu...
surat yang indah ...dengan sejuta gelora di hati yang mendera
mengapa ...harus ada surat ini..di tanganku..yang makin bergetar

Aku hanya bisa termenung sesaat...
aku hanya bisa terdiam dalam keheningan yang menyapu...
menerawang dalam kegalauan yang menyentuh
membawa wewangian nuansa pagi yang mengharumkan...

Nuansa pagi telah membawa daku menjauh dari angan
angan yang telah melamunkan arti seorang wanita dalam hidupku...
yang dapat mendampingku....selama sang waktu berpendar
merajut tali kasih...dalam sejuta kerinduan yang menepi di hati ku

Puisi: Sekelumit cerita

Puisi: Sekelumit cerita
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 09 Mei 2011


Sekelumit cerita telah menajamkan pikiranku...
sejuta kenangan indah telah tertanam dalam lubuk hatiku...
tentang dirimu...
tentang segala keinginanmu...terhadap diriku...

Ku tahu...kalau kau memang menyukai ku...
juga ku tahu...kalau kau ingin berjumpa dengan ku...
namun...daku juga tahu...
bahwa ...itu tak kan mungkin...terlaksana...

Seribu pesona yang ada pada dirimu...
telah mengupas segala kenangan indah saat bersamamu...
namun...itu telah berlalu dari desir pasir yang melayang...
dan ...tak kan mungkin lagi utuh...seperti saat kita bersama dulu...

Biarkanlah sang waktu yang kan merajut tali kisah itu...
biarkanlah sang awan yang kan menatap lembut pada sang Pelangi
agar langit tetap tersenyum indah pada sang alam yang menyapanya
seperti ...saat kau dan aku saling bersapa ria....

Ku ingin...cerita lama ini...tetap kan jadi kenangan tersendiri
yang dapat menggugah semangat untuk berkarya kembali
seperti saat kau menggelorakan semangatku ....
dalam keterlenaanku yang nyaris padam...dari singgasananya....

Puisi: Tiada lagi air yang mengalir

Puisi: Tiada lagi air yang mengalir
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 09 Mei 2011

Tiada lagi air yang mengalir di tepi sungai ini ....
tiada lagi canda tawamu ...yang mengguncangkan senyum indah ku...
tiada lagi resah gulanamu....yang dapat kau keluhkan ...pada ku...
semuanya telah tiada lagi...dalam bingkai hati nan terluka...

Kemarin...kau masih ada di sini...
di hatiku yang selalu merindukanmu...
yang selalu mendambakan mu...
kini...telah hilang tertelan embun pagi yang mendinginkan jiwa...

Kenapa ini harus terjadi pada diriku...
kenapa ini harus berulang lagi pada hati ku...
yang selalu mendamba akan arti cinta yang sejati...
yang selalu ku impikan dalam setiap tidur lelap ku...

Mungkin...impian ku adalah bunga tidurku yang terindah
yang tak kan mungkin terulang lagi ...
karena...kau bukanlah perisai hatiku...
yang selalu dapat ku tutup dan kubuka ..di setiap waktu...

Dikau adalah cahaya sang Purnama...
yang redup ...namun..indah dalam keremangan malam...

Dikau adalah mentari pagi yang menghangatkan
namun...bukanlah lentera yang dapat membakar semangat jiwaku....

Dirimu ...adalah penggugah hatiku yang sedang kasmaran...
namun...bukanlah pautan hati yang dapat meredakan impianku...
impian yang tak kan dapat kuraih dalam sekejap bayang ku...
karena...impianku...bukanlah dirimu....yang tertelan oleh sang kabut malam...
dalam keresahan hati yang menggugat jiwa....

Puisi: Cintailah daku seutuhnya

Puisi; Cintailah daku seutuhnya
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 09 Mei 2011


Cintailah daku seutuhnya...
jangan sepotong sepotong...
jangan ada yang kau sembunyikan...
lepaskanlah...segala resahmu...tentang ku...

cintailah daku sepenuhnya...
jangan kau sampingkan diriku...
jangan kau dua kan atau tiga kan diriku...
penuhilah isi hatimu...hanya untuk ku...

Cintailah daku seperti kau mencintai dirimu sendiri
karena ...cintaku hanyalah untuk mu....
tanpa basa basi
tanpa sungkan sungkan lagi...

Cintailah diriku...dengan segenap hatimu...
karena ...daku bukanlah barang yang dapat dipindahkan...
dan ...daku bukanlah temanmu atau sahabatmu...
yang tak kan dapat kau miliki seutuhnya....

Cintailah daku...apa pun yang ada pada diriku...
jangan pedulikan badai yang kan datang...
jangan pedulikan gelombang ombak yang menerjang..
karena...daku kan selalu melindungimu...selamanya...

Puisi: Saat saat terindah

Puisi: Saat saat terindah
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 09 Mei 2011


Saat saat terindah dalam hidup ku
adalah saat saat di mana ku dapat berbincang dengan mu
menatap indah bola matamu...
memandang senyummu yang mempesona desir nadiku....

Saat saat terindah dalam hidup ku
saat ku dapat mengajakmu...berjalan-jalan
melihat pemandangan alam nan elok...
menggandeng tanganmu yang hangat membara

Saat saat terindah dalam hidup ku...
saat kau memintaku untuk memboncengkan
di atas kendaraanku yang sudah tua
yang mempunyai kenangan indah....bersamamu...

Saat saat terindah dalam hidupku...
saat ku dapat mendekap bahumu...
saat kau memandang kagum pada ku...
dan ...saat kau merasa ...bangga ...pada ku....

Saat saat terindah dalam hidupku...
saat kau dan aku ....saling memandang...
saling menggenggam jemari
dan...aku menyatakan cinta ku...pada mu...
meski...kau menolak ku....

Sabtu, 07 Mei 2011

Puisi: Hati ini

Puisi: Hati ini
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 08 Mei 2011

Hati ini telah terkelupas dari segenap jiwaku ...
rasa ini telah kau koyak dari mata batinku
membuat daku ...semakin tak bernyali lagi
membuat diriku...semakin meradang dalam ambang batas kerinduan...

Tak mengapa....
ini mungkin sudah keinginanmu...
untuk menjauh dari ku...
dengan segala cara....kau lakukan ini ...pada ku...

Tak mengapa...
selagi esok hari masih bersinar dengan terangnya...
selagi sang Pelangi masih beraneka warna anggunnya...
ku tak kan pantang surut dari sejuta semangatku nan menyala
untuk terus bermimpi tentang sang bintang di angkasa nan indah...

Ku bukanlah tak menginginkan dirimu...
namun,....engakaulah ...yang tak merindukan daku...
ya sudah....
ku jalani saja...hari hari indahku...dalam kesendirianku nan elok...
meski tanpamu....di sampingku....

Puisi: Resah

Puisi: Resah
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 08 Mei 2011

Apakah cinta ini masih ada pada ujung hati ku nan meresah...?
apakah sang rasa terindah ini....masih ada pada muara hatiku yang mengusik ku....?
aku tak tahu....
kenapa aku harus seperti ini....

Resah dan gelisah terus menyelimuti seluruh kalbuku
sejak kau tinggalkan diriku dalam pesona nan terlalaikan....
yang jauh hari telah ku semai dalam bingkai rasa hatiku...
kini...lenyap tak berpaling dari segenap hatimu....

Adakah rasa indah ini telah lenyap dari peraduan mu....
adakah rasa kerinduan ini ....telah luluh dari pembaringanmu....
aku tak tahu....
karena....aku memang tidak tahu...kenapa ini bisa terjadi....

Dulu dan kini...tak ada bedanya...
hanya saja...
kini ...kau telah berpaling dariku...
tidak seperti yang lalu...saat kau bisikkan kata hatimu....
tentang daku...tentang rasa kasihmu....pada ku...

Ya sudah....
tak perlu ku seseli lagi..
tak perlu ku kenang kembali...
masa itu telah tiada...
dan kini...
kau telah melupakan daku...
meski ku tahu...
kenangan itu...tak kan mungkin terlupakan...

Puisi: Semilir angin

Puisi: Semilir angin
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 08 Mei 2011

Semilir angin terasa menghanyutkan lamunanku ...tentangmu...
tentang sang alam nan indah ini....
tentang derasnya semangatku ....pada mimpi indahku...
dan ....tentang segala pesona yang ada di dirimu...

Kedipan bola matamu nan cantik...
juga senyum hangatmu...nan elok...
telah membuatku...semakin jatuh hati ...pada mu...
semuanya...yang terindah...ada pada dirimu....

Kau telah membuat hatiku terhenti sejenak
dari segala rasa yang ada pada diriku...
tentang segala yang indah....
yang semuanya terkumpul jadi satu...pada dirimu...

Kubiarkan ...anganku melayang jauh ke sana...
di balik gunung yang tinggi...
di seberang laut nan dalam...
dan di hamparan menguningnya sang padi nan anggun...

Engkaulah sandaran jiwaku....yang sejati...
engkaulah ...denyut jantungku nan terkasih...
yang tak kan tergantikan oleh yang lainnya...
selama sang waktu masih tersenyum indah ....pada ku....

Puisi: Bersama lagi

Puisi: Bersama lagi
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 08 Mei 2011

Seandainya kau ada di sini ....
dalam pembaringan hatiku nan merajuk
yang sedang dilanda kerinduan nan menepi
ku kan memandangmu...dengan segenap rasa cintaku....

Akankah kan ku rasakan getaran seluruh jiwaku
bahwa ...kau akan selalu ada di sampingku...
dalam setiap detak nadiku...
dalam setiap langkah semangatku...

Bila engkau memang merasakan getar hati ku...
ku ingin ...kau hadir dalam setiap mimpiku
memeluk ku....dan tersenyum elok ...pada ku...
kan ku peluk dirimu erat-erat...dalam kehangatan yang menggelora...

Walau kita...berjauhan dalam seribu langkah...
namun...ku tak kan pergi jauh dari mu..
dari hatimu....
dan dari segenap rasa cintaku ...pada mu...

Ku relakan diriku jauh sejenak darimu...
agar ku dapat memandang sang Pelangi yang terlelap
agar ku dapat menyemai semua gelora perasaanku...pada mu...
karena...pada akhirnya....kau kan bersama ku ....lagi....

Puisi: Sejuta bunga

Puisi: Sejuta bunga
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 07 Mei 2011

Mengapa harus ada kata sedih di hati
bila itu tak akan menyelesaikan diri
cari dan cari masalahnya....
dan temukan jawabannya....segera

Mengapa harus ada kata perpisahan
bila itu memang menjadi keinginanmu....
aku tak bisa menghentikan langkah ini
untuk selalu bersama mu...

Coba dan cobalah untuk sejenak menatapku...
dalam dalam...
jangan hanya mengikuti kata hati nan tak berpijak
tapi...dengarkan lah kata hatiku...yang selalu ingin bersamamu...

Di sini...di lubuk hatiku yang terdalam...
hanya ada dirimu....
tak ada yang lainnya....
jadi....? jangan hiraukan sang angin nan ingin berlabuh....

Pendam dan rasakan betapa indahnya hari ini ...
penuh dengan sejuta bunga nan harum mewangi...
yang ku persembahkan buatmu seorang...
hanya buatmu...yang ada di hatiku..., dirimu...., kasih ku...

Puisi: Daun yang menguning

Puisi: Daun yang menguning
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 07 Mei 2011

Desahan sang ranting menggeliat resah
menatap pada sang daun yang mulai menguning
menampakkan raut wajah nan makin berlanjut
meninggalkan kesan segar dalam ingatan nan awam.....

Keluh kesah tak kan menuai seribu asa
ketegaran akan semakin melaju dalam langkah seribu
menggapai kata yang makin bijak nan cermat
meluluhkan sang waktu yang makin berpijak dini

Mentari makin tinggi berpendar dalam selimut sang waktu
menuai langkah satu demi satu
menguak seribu makna tanpa kata nan terucap
menopang sang Pepohonan yang makin tegar berdiri....

Kehampaan diri tak lagi menjadi keheningan yang menelan
keterdiaman diri tak lagi menjadi kegelapan yang mendera
justru ....menjadi semakin matang dan bijak dalam tutur sapa
semakin berlari dalam menorehkan sejuta kata di gerimisnya sang hujan

Terhampar seribu pesona dalam wajah nan sederhana
terkuak sejuta rasa dalam eloknya ilmu pengetahuan kata
merajut tali kata hingga menjadi sejuta kalimat nan indah
meraih cita nan asa yang terbentangkan dalam permadani nan anggun

Puisi: Mencintaimu

Puisi: Mencintaimu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 07 Mei 2011

Burung merpati terbang tinggi ke langit
mengepakkan sayapnya nan indah dan lugas....
membawakan tarian awan nan putih gemulai
menembus batas ruang dan waktu yang terhampar....

Hati ini pun seakan ikut terhanyut dalam kenangan lama
yang menggurat dalam temaramnya senja nan membayang
menguak kabut sutra nan terjalin mesra dalam desah bisik kata
merajut kasih dalam buaian mimpi nan indah di hamparan kalbu

Ku untai sejumput kenangan lama ...bersamamu
dalam cerianya hati nan terpaut sukma
terbalut binarnya sang elok bola mata indahmu
memancar pesona wajah nan cantik nan ayu....

Hati ini berbisik lirih pada sang angin nan bertanya
apakah ini pilihan hati ku....?
angin hanya berhembus lirih ....tanpa jawab....
kemana kah daku kan melabuhkan hati tegarku ini....?

Pesona senyum indahmu masih membayang dalam pelupuk sinarku
menorehkan sebait kata nan indah tentang arti cinta nan hakiki...
yang selalu meronta dalam genggaman sang awan nan berarak...
Dirimu kah...cintaku yang pertama.....?

Hanya bisik lembut sang rerumputan hijau nan bergoyang meliuk
meronta lirih dalam dekapan erat sang embun pagi nan kedinginan
menyapu langit nan biru yang menggapai sang mentari pagi....
agar selalu menghangatkan sukma nan dilanda kasmaran....

Mencintaimu....terasa indah di hatiku...
ku ingin...cintaku ini ...akan tetap abadi dalam pelana hatiku
meski ku tahu...itu terlalu sulit untuk diungkapkan ke pada mu...
namun...hati ini...hanya tertuju ke pada mu..., yang ku kasihi....
semoga....cinta ku ini...tetap terajut indah dalam bingkai kasih nan tercinta....

Puisi: Sendu tangismu

Puisi: Sendu tangismu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 07 Mei 2011

Sendu tangismu terasa menghentak dalam jantungku....
membuat daku enggan untuk meninggalkanmu...sendiri...
terhanyut dalam keheningan yang menggema....
tanpa suara ...tanpa kata....terdiam...dalam hening yang luruh...

Aku sudah memutuskan untuk sejenak pergi dari mu..., kasih...
janganlah kau terus terlelap dalam kerinduan yang mengusik...
lepaskanlah daku pergi....
'tuk meraih angan dan cita ku....yang kuimpikan....selalu...

Raih dan genggamlah jemari tanganku yang kokoh ini...
agar dikau dapat merasakan detak jantungku yang menggelora...
yang mengalun bak nada Pelangi yang beraneka warna...
indah dan merdu...dalam dekap eratku.....

Berilah daku cahaya yang gemerlap nan indah...
karena ...tanpa bayang mu....daku serasa dalam kesendirian....
dengan doamu....daku serasa dalam peluk eratmu yang tercinta....
yang selalu kan ku kenang dalam setiap langkah cita ku....

Peluklah daku erat-erat sekali lagi...
kan kau rasakan....betapa hati ini ...amat mencintaimu....
amat merindukanmu.....
namun....jalan ini harus ku lalui .... lagi...
dalam sinar cahayamu nan terang di hatiku ....yang selalu ada ...untuk mu....