Selasa, 29 Juni 2010

Puisi: Bunga-bunga Indah

Puisi: Bunga-bunga indah
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 30 Juni 2010


Bunga-bunga indah bermekaran...
membukit di sela-sela dedaunan yang menghijau dan menguning...
membentuk suatu pemandangan yang menyejukkan di hati
menyegarkan mata bagi yang memandangnya....

Gemulai aliran sungai yang berkelok
nampak indah di lereng bukit yang menghantar
meliuk mengikuti derasnya air yang mengalir
menuju ujung pantai yang menjanjikan harapan ....

Kerlap-kerlip bintang di langit...
tersenyum indah pada sang dewi malam
menyapa dalam keramahan yang anggun
merengkuh bersama dalam ayunan yang menggelitik....

Kehidupan ini juga indah dan damai
sedamai hati yang tenang dan sabar
dalam perjalanan mengikuti roda yang berputar
'tuk menggapai asa yang tergugah ....di hati yang bersemangat....

Lika-liku cinta dan kerinduan semakin menggelora di hati
pada pasangan hati yang tertaut panah asmara
menjalin kisah cinta yang merindu
yang tak kan terlupakan hingga akhir waktu nan pasti

kau dan aku pun demikian pula
dalam merajut tali kasih nan indah ini
kau kobarkan api asmara dalam relung kalbuku yang terindah
agar ku dapat meresapi dan menyelami jabat erat hatimu yang indah...untuk ku...
'kan ku bawa terbang tinggi ...dalam bayang mimpiku yang terindah.....selamanya....

Senin, 28 Juni 2010

Puisi: Sebuah Harapan

Puisi: Sebuah harapan
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 29 Juni 2010

Selagi ku termenung mengingat dirimu yang ada di sana
ku sentuhkan jemari hatiku untuk kembali mengenang dirimu
yang jauh di sana...dalam keterdiaman yang menyapu hati...
dalam alunan nada indah musik instrumentalia yang ada di kasetku...

Kusentuhkan rasa hadirku pada dirimu yang sedang sendirian di sana...
entah apa yang kini kau rasakan ...tanpa diriku di sisimu...
tanpa belai kasihku yang sementara waktu berlalu ...menghilang...
demi sebuah janji pada sang waktu yang tersenyum indah padaku....

Kutelah melangkah jauh menyusuri samudra yang luas
ku telah berjalan dalam langkah yang tertatih...dan terlupakan...
demi mengejar sebuah harapan yang kuharapkan tak kan sia-sia...
meraih bintang di langit yang berkilau ....gemerlapan....

Nantikanlah daku dalam peluk hangatku yang membara
agar dapat kau rasakan getir dan pahitnya hati ini
jauh dari rengkuhan hatimu yang lembut dan anggun
demi sebuah harapan yang tak kan sia-sia...untuk kita bersama...., kasihku...

Puisi: Kubiarkan

Puisi: Kubiarkan
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 29 Juni 2010


Andaikan malam kan lambat berjalan mengitari diriku
kan kubuat sejuta puisi indah untukmu
agar dikau selalu terpatut pada layar kaca ini
pada senyum indah sang dewi malam yang menggoda mimpi indahmu....

Kupersembahkan rasa keinginanku yang kuat untukmu
kupersembahkan segala kemampuanku ...untuk dirimu
aku tak peduli lagi....bagaimana tanggapanmu ...tentangku...
namun....aku kan tetap melangkah menggapai indahnya cintamu....

Kubiarkan jemari tuts komputerku menari-nari...
hingga tak terhitung berapa kali kan terpeleset jatuh...
namun...gegap gelora semangatku untuk meraihmu
terus berkumandang indah di pelupuk kalbuku....

Kubiarkan jemari ini menangis karena letihnya...
kubiarkan jemari ini tersenyum indah untuk hatiku...
yang selalu menemaniku bernyanyi irama puisi
yang terindah untukmu....yang jauh di sana....

Puisi: Kucoba untuk mengerti keinginanmu

Puisi: Kucoba untuk mengerti keinginanmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 29 Juni 2010


Kucoba untuk mengerti keinginanmu...
kucoba untuk memahami apa yang ada dipikiranmu...
kubiarkan kau berbuat sekehendak hatimu...
kubiarkan semuanya berjalan seperti angin yang berhembus...semilir

Kubersandar pada bahu lemah yang sentimentil
kubersandar pada dahan yang kering kerontang....
adakah daku kan terjatuh karenanya
atau kah akan kupelihara dahan yang luruh ini...

kubertekad...kan kuperbaiki dirimu ....
kan kusirami dahanmu dengan tinta emasku
agar engkau kuat dan tegar
dan berhasil merengkuh rantingmu pada bulan di atas sana....

Kuberharap...dahanmu kan kuat menopang ranting ini
meski nampak lemah...namun ternyata kuat dan kokoh...
mampu menggapai angan dan kerinduanmu
pada sang rembulan di atas yang tersenyum indah padamu....

Sabtu, 26 Juni 2010

Puisi: L u c u

Puisi: L u c u
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 27 Juni 2010


Kenapa tertawa
lucu saja...
siapa yang lucu...?
apanya yang lucu...?

Kamu lucu...
dia juga lucu...
lalu kenapa kau tertawa...?
karena kamu juga tertawa...

Ah...gak lucu ah...
aku gak tertawa...
lalu..kenapa kau tertawa lagi...
karena dirimu ...memandang aku serasa aneh....

Ah...sudahlah...
yang lucu biarlah lucu...
yang aneh biarlah aneh...
yang penting....kita kerja lagi...ok..?

Puisi: P i k u n

Puisi: P i k u n
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 27 Juni 2010


Aku sudah pikun
kata siapa...?
kata kamu...
kapan...?

Kamu juga sudah pikun...
kata siapa...
kata aku
kapan...?

Ah...semua pikun
lalu ...siapa yang tak pikun...?
yang masih suka belajar
yang masih suka membaca

Siapa dia...
tanya saja sendiri...
sama siapa...?
sama yang mbaca tulisan ini....

Puisi: A k u

Puisi: A k u
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 27 Juni 2010

Kau tertawa
gembira
ceria
tapi bersedih

Pusing
melangkah lagi
berputar lagi
terdiam...hening...

Kenapa kau ada di sini
kenapa aku juga di sini...
kau siapa
aku siapa

Tak ada kepastian
tak ada kata sapa
diam...
sepi...

Aku ini ...dirimu
aku ini ...dirinya...
lalu ...siapa aku...
aku adalah ...aku...

Puisi: R a g u

Puisi: Ragu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 27 Juni 2010

Kau datang
daku pergi
kau pergi
daku datang

tak ada kata sepakat
seia sekata
tanpa rasa
hambar

Kini kau hadir
tapi tak nampak
hatimu telah ragu
tak kan kenal daku

lari dan lari lagi
pergi dan menjauh lagi
hilang
senyap

Ada tapi tiada
tiada tapi ada
dimana dirimu
aku disini....

Puisi: Tak ada lagi rasa luruh

Puisi: Tak ada lagi rasa luruh
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 27 Juni 2010


Tak ada lagi rasa luruh di hati
tak ada lagi kata tak bisa di jiwaku
semuanya telah tiada...
terbenam oleh turunnya sang rembulan malam

Kini ....mentari pagi telah meninggalkan peraduannya
menyambut sang embun pagi yang menyapa nya
lembut dalam getaran rasa yang teruntaikan intan permata
mengerlingkan senyum yang mempesonakan sang burung Pipiet

Rasa yang terbangun dari mimpi kelam telah usai terjaga
membangkitkan rasa baru yang tak kan terlena lagi
mengusap lembut tanah yang basah oleh sang embun pagi
melangkah pasti tuk meraih kepastian diri yang mandiri

Ayunan langkah tegar telah dimulai
membius pepohonan rindang yang berlari menjauh
membuka cakrawala baru dalam nuansa yang lebih bersinar
menapak hari esok nan lebih cerah....bersama rasa percaya diri yang bercahaya...

Puisi: Semangat

Puisi: Semangat
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 27 Juni 2010


Semangat adalah rasa yang bergelora
menghentakkan jiwa
menyegarkan angan
menapakkan langkah nan pasti....
menggapai cita yang tersampirkan di dada

Semangat ibarat pemuda yang gagah berani
yang mendamba cinta seorang gadis yang diidamkannya
dalam semangat yang menggelora di dada
'tuk meraih rasa cinta dari sang gadis pujaan hatinya

Semangat ibarat api nan tak kunjung padam
selalu menyala dalam wadahnya
selalu ada bila dibutuhkan
selalu ada bila yang lain tiada....

Semangat adalah jiwa yang tegar
tanpa pernah mengeluh
tanpa pernah merasa jenuh...
dalam kerendahan hati yang selalu bisa....

Puisi: Keterdiaman

Puisi: Keterdiaman
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 27 Juni 2010


Keterdiaman adalah langkah yang terhenti
dalam peluk hangat yang terlenakan rasa
tak ada rasa yang tersampaikan
tak ada rasa yang meliuk menari

Keheningan kan terhenti dalam persimpangan langkah
menyambut kesenduan yang menyayat
tanpa kesempatan tuk berlari lagi
mengejar bayang nan tak pasti....

Mengapa harus terdiam luruh
bila semak belukar terus melangkah berkembang
menggapai sang kupu-kupu yang terbang melayang
menari-nari dalam pasungan jiwa yang tergolekkan

Kehampaan rasa telah menghilang dari jemari hatiku
yang ada adalah keinginan tuk berlari dan terus berlari
mengejar bayang indah yang terhamparkan di angan
meraih cita dalam semangat yang membara
berlari tuk mengejar asa yang tersenyum merindukanku....

Puisi: Semilir sang bayu

Puisi: Semilir sang bayu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 27 Juni 2010


Semilir sang bayu menggugah impian dedaunan yang menghijau
menyegarkan kehangatan yang sejenak terbang mengambang
menepis kegalauan kisi-kisi yang menjulang tinggi
merebak dalam kekentalan angan yang terhampar menepi...

Dahan dan ranting telah terpaut dalam irama keceriaan yang sama
saling mendukung dan saling berpadu ...seia sekata
memoleskan warna yang sama
membuai kehangatan rasa yang menebar hangat.....

Tinggi gunung tak kan terdaki dalam keterdiaman
tinggi bukit tak kan terjamah dalam keheningan....
perlu semangat yang berkobar menyala...
'tuk meraih asa yang tersampirkan di dada....

Tak kan tergapai angan yang melayang tinggi
tanpa tindakan yang mematahkan rasa luruh
sekali melangkah...dua tiga jangkauan kan tergapai
mengapa harus menunggu...sang mentari pagi yang menghangatkan...
bila dinginnya embun pagi telah mengajakmu tuk berlari merengkuhnya....?

Puisi: Gemuruh Ombak

Puisi: Gemuruh Ombak
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 26 Juni 2010


Gemuruh debur ombak menghentakkan sang batu karang di laut....
memecah kesunyian malam nan temaram di terangi sang rembulan...
saling berlomba berkejaran memperebutkan buih yang putih....
menggetarkan sukma dalam ketermenungan yang tersendirikan....

Kesunyian malam telah menautkan rasa keheningan yang damai
membelai relung jiwaku yang tersentuh oleh rasa syukur kepada-NYA...
dalam rangkulan sang dewi malam yang tersenyum padaku
menenangkan jiwa yang terbang melayang menembus alam mimpi...

Kedamaian telah menyelimuti alam raya ini
membelai rasa keterlenaan yang membungkus
menepuk bahu kesadaran untuk selalu mengingat pada-NYA...
untuk selalu bersyukur dan berterima kasih pada-NYA....

Mata batinku pun terasa ringan dalam peluk sang Putri Malam
menebarkan aroma kesejukan jiwa yang terpancarkan indah
kemilau dalam warna yang menyegarkan pandangan hati...
menyentuh rasa keikhlasan pada Sang Maha Pencipta Yang Agung.....
betapa Indah dan anggun .....ciptaan-NYA.....

Jumat, 25 Juni 2010

Puisi: Rasa Sepi

Puisi: Rasa Sepi
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 26 Juni 2010


Keheningan ini telah membuatku terpaku
tak bergerak ....tak bernyali....
terasa hampa ....
diam dalam keterdiaman....

Kusapa angin nan lalu
tak bergeming...
tak menoleh....
sia-sia ku menyapa...

Embun pagi mulai terbangun lirih
membuai sang daun hijau
memeluk sukma asa
dalam guratan tak tertulis....

Inikah rasa sepi itu
inikah rasa hening itu...
baru kurasakan kini...
rasa sepi yang mendiamkan diri...

Puisi: Dimana dirimu

Puisi: Dimana dirimu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 26 Juni 2010


Lama nian kita tak berjumpa
terasa sepi ...tanpamu...
serasa hening...
dalam keterdiaman yang semu....

Kemana kau pergi, kasih..
tinggalkan daku seorang diri...
melamunkan masa bersamamu
dalam suka dan duka bersama...

Kemana ku harus mencarimu
kemana ku harus melangkah pergi...
meninggalkan angan dan bayangmu
yang masih terasa membias di dinding hatiku

Apa yang harus kulakukan
aku tak tahu...
kemana arah yang harus kutuju
tanpa pedoman kata darimu....
aku tak tahu....dimana dirimu kini berada.....

Puisi: Setelah berpisah

Puisi: Setelah berpisah
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 26 Juni 2010


Setelah kita berpisah ...
kurasakan arti cinta sejatimu
kurasakan makna perpisahan darimu
yang masih terasa hingga sekarang....

Engkau pergi meninggalkanku
karena ingin meraih cita-citamu yang terkembang
kusadari ....bahwa cintamu tak bisa kulupakan...
meski ku tahu...tak kan mungkin kita bersatu lagi...

Derai rintik hujan membasahi padang ilalang
membuyarkan lamunanku ....tentangmu...
tentang kebaikan hatimu...
tentang rasa peduimu...padaku...

Kini...kau telah pergi jauh...
dan tak kan mungkin kau mau menemuiku lagi...
karena ...kau telah bersama dengan asmaramu
yang selalu mendampingimu....selamanya
....

Kamis, 24 Juni 2010

Puisi: Kutuliskan Nada Puisi

Puisi: Kutuliskan nada puisi
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 25 Juni 2010


Sang Surya mulai terbit dari pembaringannya yang melenakannya...
titik-titik cahaya yang kemilau mulai menampakkan diri di balik dedauan hijau yang menyegarkan
di usap oleh kelembutan embun pagi yang membasahi bumi
berbisik lirih pada sang semut hitam yang mulai menggeliat dari sarangnya....

Sinar mentari pagi telah menghangatkan nuansa harapanku
untuk terus melangkah menapaki jejak yang terukir semalam
menorehkan langkah baru tuk menggapai sang Pelangi yang berpendar
menyambut pagi yang cerah dengan semangat yang menggelora di dada....

Kutuliskan nada puisi dalam bayang indahmu ...yang sedang tersenyum lirih padaku
kuketukkan tuts komputerku...tuk membuka cakrawala dunia yang baru
yang dapat membuatku bersemangat membuka selimut jiwaku
menepuk asa yang terlena dalam pangkuan sang bumi yang terpekur ...terdiam...

Seandainya...kau ada di sini...kan kusuntingkan bunga melati ini..di daun telingamu...
kan kupersembahkan canda tawaku serta nada alunan musik puisiku ....untukmu...
agar dikau selalu terbawa keindahan alam kasmaran yang mengetuk jiwaku
untuk selalu berlari bersama sang awan putih yang menggantung di angkasa....
menunggu sentuhan lembut jemari hatimu yang terpautkan rasa indah di hatiku...

Puisi: Cintaku setulus hatiku

Puisi: Cintaku setulus hatiku
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 25 Juni 2010


Cinta yang telah kuberikan kepadamu...telah seratus persen dari hatiku...
maka dari itu...jagalah rasa cinta ini di relung hatimu yang terdalam...
simpanlah rasa cintaku ini di jiwamu....jangan kau bagi pada mentari lain yang bersinar ....
karena aku kan sakit ....dan terluka karenanya....

Cintaku tak kan terukur oleh garis pengukur di papan tulis
cintaku tak kan terhitung oleh alat penghitung yang ada di handphonemu...
cintaku semurni jiwaku...dan tak kan semurni air di botol ini....
cintaku setulus hatiku....hanya kepadamu.....mengertilah kasih....

ketulusan hatiku...jangan lagi kau ragukan ....
aku hanya ingin...kita dapat bersatu....selamanya...
tanpa rasa saling berbeda ....
tanpa melihat kekurangan dan kelebihan kita.....

Semuanya kuharapkan seperti angan dan khayalku ...tentangmu...
semuanya...terasa indah ...bersama mu....
jangan lagi kau katakan tidak pada keinginanku ini...
karena aku ...benar-benar mencintaimu...., kasih...
rengkuhlah daku...dalam kelembutan cintamu....

Puisi: Keterdiaman diri

Puisi: Keterdiaman diri
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 25 Juni 2010


Keterdiamanku di depanmu....bukanlah tanpa alasan
keterdiamanku...karena kau selalu menginginkan daku untuk jujur padamu...
padahal aku tak bisa mengatakan itu padamu....
karena ......mungkin...aku bukanlah orang yang kau inginkan....

Kau memang cantik...dan baik hati...
tapi kuakui...kau pun juga suka melukai hatiku...
namun...aku tak mau mengatakan semua itu padamu...
karena daku takut...kau kan terluka dan pergi meninggalkanku....

Ini memang serba menyulitkan daku...
sebuah dilema yang membuatku sering terpekur sendiri
menatap awan tanpa bayang indahmu...
menatap rerumputan yang mulai menguning...tanpa jawab lagi...

Semuanya kupasrahkan pada sang waktu....
apakah daku masih bisa bertahan terhadapmu...
atau kah...kau kan menyadari sendiri...keindahanmu itu...
semoga kau kan mengerti....mengapa aku terdiam...luruh padamu....

Puisi: Setulus hatiku

Puisi: Setulus hatiku
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 25 Juni 2010


Setulus hatiku ...daku mencintaimu....
aku tak berbohong padamu...
kukatakan dengan sejujurnya...padamu...
bahwa aku memang menyayangimu....mencintaim
u....

Sudah kuberikan segala daya upayaku...untukmu...
sudah kubebaskan semua rasa di hati ini...hanya untukmu...
janganlah kau sia-siakan rasa ini di hati mu....kasih...
aku sangat mencintaimu....setulus hatiku....

Beribu bunga mawar mencoba mendekati hatiku...
namun...semuanya telah kutolak dengan halus....
telah kusandarkan semua asaku ...pada bahumu yang lembut
yang tak kan pudar oleh sang waktu yang berlari mengejar langkahku....

Kuabaikan semua rasa yang ingin menyentuh sendi jiwaku...
agar ku tak menyentuh rasa di hatimu....
namun...semuanya dapat kuabaikan ...demi dirimu...., kasih...
rengkuhlah daku...dalam peluk rindumu....padaku....
aku selalu ingin bersamamu....selamanya....

Puisi: Tak kan luruh

Puisi: Tak kan luruh
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 25 Juni 2010


Tak perlu berpaling lagi dariku...
tak perlu lagi menjauh dariku....
aku sudah mengerti semuanya ...tentangmu...
bahwa kau tak ingin bersamaku lagi....

Kubiarkan angan dan khayalku melayang terbang...
menjauh dari sisi hatimu....yang kupuja....
meski itu terasa sakit di hati luruhku...
tapi ...tak mengapa...kalau itu demi kebaikanmu...

Burung Camar di atas samudra pun mengerti...
mengapa hujan turun gerimis membasahi sarangnya...
karena itu tak kan dapat dihindari olehnya....
bahwa hidup haruslah terus berjalan...berlalu darimu....

Kutegarkan hati ini sekuat jiwaku...
kuabaikan rasa letih di hati yang menyayat diri ini ...
asal kau bahagia bersamanya....aku kan menerimanya...
mengalah demi senyummu yang manis ....untuk nya....
telah membuatku makin percaya diri...tak kan luruh lagi hati ini...karenamu....

Puisi: Biarkanlah daku pergi

Puisi: Biarkanlah daku pergi
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 25 Juni 2010

Jangan pernah lagi kau sakiti hatiku
meskipun ku tahu...kau bukanlah untuk ku...
namun...jangan kau katakan tidak padaku....
biarkanlah rasa itu berlalu dari mu...aku mengerti...

Sejak dulu sudah ku katakan padamu...
bahwa aku memang mendamba padamu...
memuja kecerdasanmu...
namun...bukan berarti aku harus memohon padamu...
untuk kau cintai dan miliki daku....

Biarkanlah daku memandang rona wajahmu...
biarkanlah hati ini selalu terpaut padamu...
namun...bukan berati...aku harus memiliki dirimu...
apa yang ada padamu...memang kukagumi....
biarkanlah ini ada di jiwaku...di relung hatiku yang terdalam...

Pergilah dariku...bila memang kau menginginkannya....
lupakanlah daku ....jauhilah daku....
aku tak merasa terpana dengan semua ini...
yang kuminta dari....jangan kau sakiti daku...
Biarkanlah daku berjalan melangkah ....meninggalkanmu....

Puisi: Wahai angin sorga

Puisi: Wahai angin sorga
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 24 Juni 2010


Betapa gembira hatiku saat ini
melihat kau datang dari jauh...
dari pulau seberang yang selalu kunanti
dalam jelmaan bidadari yang cantik jelita.....

Wahai bidadariku yang anggun...
tampakkanlah senyum simpulmu yang selalu membayang di kalbuku...
agar ku dapat menikmati kebahagianmu saat kini...
tampakkanlah kerling matamu yang mempesona diriku
agar ku jatuh dalam dekap eratmu yang lembut....

Wahai angin sorga yang ada di langit yang terpesona...
lantunkanlah senandung cinta asmara di hatiku
juga sejukkanlah hatinya...yang bergelora....
agar kudapatkan rasa cinta yang abadi dari kasihku....

Wahai sang alam yang tersenyum padaku...
gapaikanlah sang Pelangi kemari ....
agar dapat menyinari cahaya warna warni cintanya ....untukku...
agar daku dapat merasakan rasa bahagia ini selamanya...

Puisi: Seuntai Kalung

Puisi: Seuntai Kalung
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 24 Juni 2010


Seuntai kalung ini kuhadiahku untukmu, kasih...
kenakanlah pada dirimu yang cantik dan anggun....
agar ku dapat melihat keelokan wajahmu
juga hatimu yang indah
agar kudapat menatap dirimu dalam kelembutan seorang wanita yang anggun...

Kuharapkan...dirimu mau menerima pemberianku ini...
meski tak seberapa nilainya...., namun...itulah yang dapat kuberikan untukmu
sebagai tanda cinta kasihku ...untukmu yang ada di hatiku....
agar selalu berkilau bagai intan permata di malam yang temaram....

Kuselalu ingin .....kau bahagia bersama ku....
rasa yang tulus dari hatiku....yang kuidamkan sejak kau hadir di hatiku
sejak kau guratkan namaku di hatimu...
dan sejak...kutorehkan nama indahmu di hatiku...

Pandanglah daku, kasih...
agar kau dapat melihat ....betapa dalamnya rasa cintaku padamu...
yang kusimpan di hati terdalamku....
hanya untukmu...dirimu...seorang
..., kasihku....

Puisi: Tak kan pudar

Puisi: Tak kan pudar
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 24 Juni 2010


Teramat sering kau menyakiti hatiku...
setelah kau campakkan diriku dalam kesepian yang mendera
menjauhi daku ....dan meninggalkanku seorang diri....
mengapa harus sekarang ...kau katakan itu ...padaku....

Dulu....saat kita bersama...
kau selalu memanjakan daku...membuatku terlena
membuatku berdiri di atas emas permata yang langka
sehingga daku lupa akan diriku yang sedang dilanda kasmaran....

Kini...semuanya telah berlalu...bersama perginya dirimu dari daku...
tanpa pemberitahuan ....tanpa pesan...kau tinggalkan daku....
kemana ku harus mencarimu lagi....
kemana daku kan harus berdiri kokoh lagi...seperti saat bersamamu....

Kusesali diri...
mengapa ...dulu..daku tak mandiri ...
seperti yang kuangankan dan kucita-citakan...
menjadi sosok yang mandiri...tanpa merepotkan dirimu....
kini....semuanya telah terjadi....
dan aku harus memulai dari mana lagi....?
aku tak tahu.....

Kini...kusadari itu...meski telah terlambat...
namun...bagaimana lagi...aku harus berusaha mandiri lagi....
kalau tak mau diterjang ombak di tepi pantai yang tenang.....
jangan berumah di tepi pantai....

tak apa...aku harus memulai dari bawah lagi...
kalau aku ingin menjadi sosok yang mandiri....
tak apa...sakit-sakit dahulu...., senang-senang kemudian....
semoga angan dan cita-citaku tak kan pudar karenanya....

Rabu, 23 Juni 2010

Puisi: Merindukanmu

Puisi: Merindukanmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 24 Juni 2010


Rerumputan hijau ini semakin cantik kulihat dalam pesona indahmu
menghampar dalam dekap peluk kerinduanmu yang menggelora
menyentuh rasa terdalam yang pernah ada di sanubari jiwaku...
kelembutan yang semakin terasa dalam hari-hari yang kulalui di sini...

Aku begitu merindukan dirimu yang ada di sana...
merindukan nyanyian indahmu....
merindukan rengkuhan belaian kasih sayangmu ...padaku...
yang tak kan ku lupakan bayang indahmu ...dalam gemulai tarian indahmu....

Entah mengapa...hati ini begitu terpesona pada dirimu...
pada senyum indahmu....
pada rasa cemberutmu ...padaku...
juga sifat manjamu...yang kau tampakkan pada sifat riangmu....

Semuanya itu telah membuatku makin terpesona pada dirimu...
canda tawamu pun tak pernah lepas dari tatapan indahmu padaku...
meski...kadang dikau merajuk dalam kemesraan yang menggebu...
namun...kupahami...bahwa kau ingin aku selalu disampingmu...mendampingim
u...selalu...
aku mengerti...

Puisi: Lembayung Senja

Puisi : Lembayung Senja
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 24 Juni 2010


Lembayung senja telah mulai temaram dari singgasananya...
menapak perlahan dalam kelembutan yang membias
menghindar dari sang mentari senja yang mulai beranjak turun
menorehkan asa yang berpendar dari kehidupan sang alam....

Kutelusuri jalan setapak di bukit indah ini
jalan yang pernah kita lalui bersama ....
dalam suka dan duka yang menggigit...
menjadikan dirimu dan diriku...saling memahami arti kerinduan hati...

Lama sudah aku tak berjumpa dengan dirimu lagi...
sejak kau tinggalkan sepucuk surat indah untuk ku
bahwa kau kan pergi mencari harapanmu yang pernah ada di langit kehidupanmu
aku hanya berdiri terpaku...terpana tanpa bisa menjawab kata indahmu...

Tak selamanya langit itu mendung....
tak selamanya hujan itu kan deras memancar....
ternyata dirimu pun juga memendam rindu padaku...
meski tak pernah kau ungkap dalam rasa yang tersampirkan...padaku....
namun...yang pasti...kau telah menorehkan rasa ini ...di hatiku....

Kusadari...cinta tak selamanya harus memiliki....
juga dirimu ...dan diriku...yang ada di sini....
carilah ilmu dan gapailah asamu yang tergantung di langit yang tinggi...
semoga kau kan bahagia...akhirnya....bers
ama pilihan hidupmu...

Lupakanlah daku yang ada di sini...
yang jauh dari kerinduan asa...
yang jauh dari cita yang melambung...
dirimu dan diriku...memang berbeda...meski dalam rasa yang sama....
semoga kau bahagia....bersamanya.....

Puisi: Bunga ini

Puisi: Bunga ini
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 24 Juni 2010


Bunga ini tumbuh indah di hatiku...karena dirimu...
mentari pagi bersinar dengan hangatnya ....karena dirimu
semangatku ada dan menyala-nyala....karena dirimu....
dirimulah semuanya yang telah membuatku menjadi terbangun dari mimpiku....

Engkau telah memberiku asa yang gemerlap
engkau telah memberiku selusin pilihan untuk kuraih citaku
engkaulah yang telah membangkitkan egoku untuk terus berlari mengejar bayangku
mengejar cita-cita dan harapanku ke depan....yang kemarin nampak samar membias....

Apa yang harus kulakukan untukmu....
apa yang harus kupersembahkan untuk cintaku padamu....
hanya dirimulah bunga mekar di taman hatiku yang terindah
yang tak kan mungkin tergantikan oleh bunga lain yang mendekati daku...

Dirimu telah terpatri dalam hidupku....dalam semangat asaku
membuatku tak bisa berdiri tegak tanpa rengkuhan kelembutanmu ....padaku
janganlah kau tinggalkan daku seorang diri...
tanpamu....aku bukanlah siapa-siapa lagi.....

Puisi: Buku harian

Puisi: Buku harian
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 23 Juni 2010


Nyanyian buku harianku ...penuh dengan coretan tentangmu
tentang tangismu....tentang canda tawamu....juga tentang kecerdasanmu...
semuanya amat menggembirakan hatiku...
karena ...tanpamu...buku ini tak kan ada isinya lagi di lembaran ini ....

Senandung tarian tuts komputerku....penuh dengan tarian gembira
meski kadang ada yang membuatku terpana...kadang pula...tersayat....
namun...semuanya telah membuat kehidupan ku menjadi berPelangi...
warna warni nada dan irama yang terdengar di hati indahku....

Senyummu telah merubah sikap polaku yang luruh menjadi tegar ....
tarian jemarimu telah memberiku inspirasi keindahan tentang bunga melati
yang harum mewangi ....bak di sorga yang mempesonaku
memberiku rasa hidup yang lebih hidup lagi.....

Tanpamu...daku merasa sepi dan hening...meski dalam keramaian yang menggebu
namun...di sisimu...kudapatkan nyanyian semangat yang lebih hidup lagi
iini membuatku ...berharap untuk selalu ada di sisimu....selamanya...
meski ku tahu...itu tak kan mungkin...namun...ini telah memberiku ...nuansa baru...
dalam lembaran buku harianku yang tersimpan rapi di hati indahku yang bergelora....

Puisi: Roda kehidupanku

Puisi: Roda kehidupanku
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 23 Juni 2010


Janganlah lagi kau dekati daku
janganlah lagi kau ganggu nyanyian roda kehidupanku ....
karena ...ku tahu...kau bukanlah pilihan hidupku
meski ku tahu pula...kau menyanjung hatiku....

Kita memang berbeda dalam rasa jiwa...
sadarilah...itu tak kan mungkin terpaut jadi satu....
pahamilah nyanyian permohonanku ini....
usaplah airmata mutiaramu....karena itu tak kan dapat menghapus rasa itu di hati ku...

Sudah lama ku coba untuk memahami dirimu...
namun...tak satupun jua ....rasa itu bertiup di lengan jemariku
maafkanlah daku...yang terlalu memberimu hati indah...
namun...sadarilah...waktu tak kan berhenti karena adanya kau dan aku...

Sudah ....dan sudahilah rasa itu di hatimu....
karena itu akan membuatmu terlena dengan angan dan khayalmu...
biarkanlah sang bayu berhembus lirih dalam dekap sang rembulan
dalam kerinduan yang tersirat di pelupuk mata sang kupu-kupu yang indah di taman bungaku....

Puisi: Tak terlalu berharap

Puisi: Tak terlalu berharap
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 23 Juni 2010


Terlelap daku menanti kehadiranmu di hatiku
yang lama kutunggu tanpa ujung tanya yang terjawab
penantian yang tanpa harap di pangkuan sang rembulan
yang bersinar redup ....menantikan terangnya sang bintang di kegelapan malam

Tertatih sudah ...daku melangkah menyusuri jejak tapak hatimu
mengeluh tanpa keluh ....dan meratap...tanpa suara....
membuat daku hanya bersandar pada sang dahan bambu
yang menemaniku di kala ku lelah berharap ...padamu.....

Kucoba untuk terus menantimu....meski ku tahu...itu melelahkan
ku coba untuk jujur padamu....bahwa aku memang membutuhkanmu....
namun....ku tak terlalu berharap jawab balikmu yang menceriakan hatiku
karena ku tahu....dirimu banyak yang merindukan anganmu...

Biarlah ...pepohonan di hutan ini berkembang menghijau sendiri
tanpa sentuhan jemari dan gemulai langkahmu....
karena daku tak bisa berharap terlalu dalam padamu....
karena ku tahu....aku bukanlah Pelangi yang kau rasakan di hatimu....

Selasa, 22 Juni 2010

Puisi: Makin Sayang

Puisi: Makin sayang
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 23 Juni 2010


Sejenak daku mencoba tuk membuka pintu hatimu
pintu yang dapat membukakan jalan ke arah cahaya terangmu
cahaya keindahan yang ada di hatimu .....
yang selalu kudamba dan kupuja....dalam sanubari kalbuku

Senyummu telah membuatku tak bisa terlena dalam lelahku
senyummu telah menghipnotis semangatku...tuk terus melangkah ke depan
meraih asa yang pernah ada di dinding jiwaku
yang terus bergelora...sejak kau hadir dalam kerling bola mataku....

Pesonamu telah membuat daku kembali bangkit dari tidurku
tidur yang membuatku terlena dalam pembaringan sepi yang tersendirikan
tanpa kicau burung yang terbang bebas di angkasa
tanpa dedauanan segar yang menghijau di hamparan hutan hatiku....

Kerling matamu telah mempesonakan hatiku
membuatku tak bisa melupakan rona indah wajahmu
yang semakin hari ...semakin kurasakan ...menghujat hatiku
membuatku tak mau berpisah darimu....meski hujan rintik membasahi bumi...
semua yang ada didirimu...membuatku makin sayang padamu.....

Puisi: Persahabatan yang anggun

Puisi: Persahabatan yang anggun
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 23 Juni 2010


Tali kasihmu ini ....semakin erat kau ikatkan ke dadaku...
semakin hari....semakin kau sampirkan di pelupuk hatiku
namun...aku tak bisa menerimanya...
karena ...cintaku tak kan bisa kubagi karenanya....

Janganlah kau paksakan rasa ini di hatiku
karena tak semua rasa itu kan menjadi yang terbaik buatku
karena rasa yang kau sampirkan...adalah rasa yang terlalu baik untukku
untuk itu....ubahlah rasa itu menjadi rasa lain...., rasa persahabatan semata....

Sejak kita bertemu dalam nunasa yang lain
aku telah menduga akan semua rasa ini
sehingga kucoba untuk menghindari rasa yang kau sentuhkan padaku
agar daku bisa bebas dari rasa yang ada di dirimu...tentangku....

Semua ini adalah demi kebaikan kita bersama....
kebaikan antara dirimu dan diriku ....
yang kan abadi dalam rasa persahabatan yang anggun dan santun
yang tak kan luluh oleh nyala lilin di lentera hatimu...dan hatiku....

Puisi: Raihlah harapanmu

Puisi: Raihlah harapanmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 23 Juni 2010


Janganlah selalu bersedih hati
bila itu kan membuatmu gundah
sayangilah diri sendiri
seperti dikau menyayangi daku ....di sini....

Janganlah selalu mengeluh
karena itu tiada guna
meski kau selalu risau
itu tak kan menyelesaikan masalah yang ada...
bahkan justru membuatmu makin jauh dari citamu....

Raihlah harapan ke depan
karena itu kan membuatmu segar dan berkilau
meski harus bersusah payah dan melelahkan...
namun...itu kan terbayar oleh kebahagian hatimu....nanti....

Pandanglah langit yang berseri di atas sana
kan kau lihat ...betapa indahnya dunia ini
betapa agungnya ciptaan-Nya....
syukurilah dan raihlah kembali citamu...jangan terlena karenanya....

Puisi: Burung Murai

Puisi: Burung Murai
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 22 Juni 2010


Janganlah kau sentuhkan rasa ini ...padaku...
karena ...aku jelas-jelas sulit untuk menolaknya...
sulit untuk mengingkari hati kecilku...yang memandang sang awan di kejauhan...
berbaris bersama semut hitam yang berkeliling mengitari diriku yang terpana di dinding hati

Janganlah kau desakkan rasa itu di jiwaku...
aku bukanlah sosok yang kokoh untuk berdiri mematung di sini...
diriku rentan akan rintik hujan yang tergerai di rerumputan hijau
yang tak kan mampu menahan gejolak rasa yang menghimpit di hempasan hatiku...

Cobalah untuk selalu mengerti tentang diriku
jangan paksakan daku untuk memilih yang tak bisa kupilih lagi...
biarkan burung murai terbang dalam kebebasannya....
jangan sentuh dirinya yang sedang bersenandung riang di taman bunga ini....

Kibarkanlah gejolak semangatnya....untuk merengkuh asanya...
jangan engkau beri dia makanan yang terlalu lezat ...
sehingga dirinya tak bisa terbang lagi...
karena terlena dengan keindahan taman bunga di hatimu yang bermekaran....

Puisi: Kucoba

Puisi: Kucoba
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 22 Juni 2010


Getar cinta ini semakin membuatku tak berdaya lagi...
membuat dirilku bagai debu yang beterbangan...
tak kuasa untuk menolak aliran kerinduan ini ....terhadapmu...
yang selalu ingin ....aku memperhatikan dirimu...

Kucoba untuk mengevaluasi diri...
kucoba untuk membuka mata hatiku...tentangmu...
apakah aku benar-benar terpesona padamu...
atau ...kah...hanya sekedar kagum...terhadapmu....

Mungkin...aku masih belum bisa menjawabnya...
karena aku tak tahu...antara cinta dan kagum ...padamu...
karena ...keduanya membuatku menutup sendi hatiku yang tersentuh rasa
yang harus kuhadapi sendiri...dalam gelapnya awan yang menghadangku...

Kusadari...ini tidaklah mudah bagiku...untuk menjawabmu...
meski kau sering menggoda lamunanku...
membuyarkan angan dan harapanku ....tentang hidup ini...
kuakui...saat kini....aku hanyalah bersimpati padamu...tidak lebih....
mungkin jawaban ini...dapat menghantarkan mimpi indahmu...tentang diriku...

Puisi: Saat lalu

Puisi: Saat lalu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 22 Juni 2010


Saat lalu...saat kau masih bersamaku...di sini ....
kau pernah berkata padaku....tak akan meninggalan diriku seorang diri...di sini...
namun... itu dulu...saat daku masih bersamamu...merengkuh indahnya cinta kita...
saat kau masih tersenyum padaku....saat hatimu masih membuka untuk diriku...

Saat yang indah untuk selalu dikenang ...hingga kini...
saat kau memanjakan diriku....dan daku pun memanjakan dirimu....
saat kau mau berbagi cerita indah padaku....
saat kau duduk menangis dan tertawa bersamaku...saat yang indah...

Saat itu ...saat yang membuat daku merasakan ...indahnya cinta...
rasa yang belum pernah daku dapatkan ...dari seorang gadis selain dirimu....
rasa yang selalu membuatku mabuk kepayang ....kepadamu...
gadisku yang cantik....anggun dan...mempesona ...diriku...

Kini....setelah lama sang waktu berjalan melingkar...
berkelak kelok melompati rintangan angin yang membujur melintang...
kau sadarkan daku...bahwa keabadian cinta itu hanyalah sementara saja...
tanpa rasa indah itu lagi....kau tinggalkan diriku...seorang diri ....di sini...
dalam sepi dan kesendirian yang meluruhkan jiwaku...
membuatku...tak bisa bangkit lagi ....memandang pesona indahmu lagi....
yang dulu selalu kubanggakan ...dalam diri impianku ..tentangmu..., kasihku...

Biarlah ...kubawa rasa indah ini...dalam temaram mimpiku...
tanpa dapat kuusik lagi ...rasa itu di gelora dadaku yang terbungkus cinta...
cinta akan dirimu....cinta akan kecerdasanmu....
dan....cinta yang tak kan kudapatkan lagi...dari wanita lain...selain dirimu.., kasihku...

Puisi: Malam ini

Puisi: Malam ini
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 22 Juni 2010


Malam ini...kurasakan desir angin menerpa kalbu ku...
mengenang kenangan lama yang tak terhentikan...
oleh derunya hempasan awan yang mengetuk pintu hatiku
agar ku selalu mengingat dirimu dalam kelamnya malam yang syahdu...

Lamat kunanti ketukan pintu hatimu ...untuk ku...
saat malam semakin larut dalam kegelisahan nyata....
saat sang kabut mulai menutup diri dari rengkuhan ranting yang berbisik....lirih...
menutup gendang telinga yang mulai terasa asing di sendi tulang senjaku...

Kuraba perlahan potretmu yang sudah mulai menguning...
termakan usia dan kelembutan debu yang menjenuhkan rasa
memudar dalam rengkuhan jemari kurusku yang mulai tertatih...
bergetar rasa ini ...bila mengingat masa muda ...masa kita pernah bersama....

Kusuntingkan bunga melati di daun telingamu yang indah...mempesona...
merajuk asa dalam ketersenyuman dirimu yang menggoda jiwaku...
meluruhkan angan yang berlari bersama sang bintang di angkasa
merengkuh gerai rambutmu yang hitam mempesona sang kupu-kupu kuning....
dalam kesejukan jiwaku yang mulai bangkit dari rasa pesonamu yang cantik...dan anggun....

Kini...kenangan lama itu telah usai dan ....pupus...bersama terhentinya waktu bersamamu
dalam keheningan yang menyentuh...kusandarkan lamunanku pada dinding ruang ini
pada keterkoyakan rasa yang pernah melambungkan angan dan harapanku....
untuk selalu bersamamu ...selamanya....

Puisi: Alunan instrumentalia

Puisi: Alunan instrumentalia
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 22 Juni 2010


Alunan instrumentalia yang kudengarkan ....terasa merdu di telingaku...
mengalun sendu dan harmonis....mengikuti irama yang mendayu-dayu...
mengingatkan daku akan seseorang yang jauh di sana....di balik samudra nan luas....
terpisah dari hati yang mengharap kasih dan sayang yang menggelora.....

Senandung pusaran ombak tak mampu menghentikan langkah layarku yang terkembang
untuk merajut tali kasih yang lama tak terukir di hati nan indah...
memandang sayu pada gelombang laut yang menderu...
memainkan perasaan yang terasa mendamba sesuatu yang tak pasti...

Kubiarkan anganku melayang jauh ke seberang...di balik pulau ini ...
memantulkan rasa tersentuh pada kucuran keringat yang membasahi ragaku
'tuk kupersembahkan buat sang rembulan yang tertunduk malu pada sang bintang
pada malam nan indah di belantara hutan kerinduanku.....

Sudahkan rasa ini juga menggeliat dalam keterpakuanmu....?
adakah setetes embun pagi yang dapat meredam gejolak asmaraku ...padamu....?
ku tak tahu....ku tak mengerti ....tentang itu.....
yang ku tahu....aku ...sayang ...padamu.... itu sudah cukup bagiku....
untuk membekali diiri ini ....dari hantaman arus yang memutar lingkup sanubariku...
darimu...yang kusayang...selalu..., kasihku...

Senin, 21 Juni 2010

Puisi: Malam terus beranjak bangun

Puisi: Malam terus beranjak bangun
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 21 Juni 2010


Malam terus beranjak bangun dari tidurnya....
pelan dan sangat perlahan sekali....
tak terdengar...tak tergurat.....hening....
menyapa serangga malam yang berdendang riang....

Kutulis kan bait demi bait nada kerinduan ...untukmu...
kasih yang amat kucintai...di seberang pasir...putih...
dalam kesunyian yang mendera....
dalam keheningan yang menyentuh....

Kutuliskan bait puisi ....untukmu...
bernada indah...dalam guratan tuts komputerku...
yang lama tak tersentuh oleh jari manisku....
dalam balutan sutra ungu pemberianmu...yang kusimpan erat di hati ku....

Adakah dirimu saat ini...jua memandang potretku...
adakah rasa rindu kau torehkan di sanubari hati kasihmu....
kuharapkan ..syair ini dapat mengobati rasa rinduku ...padamu...
yang jauh di rantau...dalam genggaman pasir putih yang berkerlip....indah....

Puisi: Rinai hujan

Puisi: Rinai hujan
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 21 Juni 2010


Rinai hujan turun membasahi bumi
mengisi relung jiwa yang tersampirkan
menetes titik demi titik.....
menembus rasa yang mulai goyah dari impian

Kala senja telah mulai redup bersinar
di sanalah dirimu memandang sang langit yang temaram
dalam pandangan yang hening dan sayu
tanpa ada ujung dan pangkal yang berlabuh....

Tatapanmu terus mematut janji ...
seia ..sekata....
tanpa gejolak tuk menepis lara
menyendiri dalam sepi ....dalam hening yang menepi.....

Kau sandarkan harapan dan anganmu tuk sang idola
dalam wajah yang merona jambu....
kau peluk sang bintang di langit yang tinggi
tuk menggapai asa nan tak kunjung hadir .....di hatimu...

Bilakah ini kan tersolekkan...
akankah hati ini kan menepi di pembaringan jiwamu...
hanya seutas janji kau dambakan...darinya...
seia sekata....sebatas waktu yang mampir di hatimu....
setelah itu....tiada.....

Puisi: Kucoba untuk mengerti

Puisi: Kucoba untuk mengerti
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 21 Juni 2010


Kucoba untuk mengerti tentang dirimu....
kucoba untuk mengalah atas semua tindakanmu....padaku...
namun....mengapa engkau tak jua mengerti tentang diriku...
yang selalu mendampingimu....kemana pun dikau ada....

Kurasakan ...sia-sia semua usahaku untuk memahamimu...
meski ku selalu mencoba ....dan mencoba...menurutimu....
namun....dirimu tetap jua tak mau berubah....
apakah ini...yang dinamakan ....cinta.....

Mungkin...di benakmu...hanya ada dirinya...
yang selalu ada di sampingmu....yang selalu memperhatikanmu...
aku bukanlah siapa-siapa di sampingmu....di benak anganmu...
aku hanyalah sebutir pelepah usang yang tak kau kenal jua....
meski ku coba untuk meraih hatimu....

Kusabarkan diriku....sungguh....
hingga ku tak tahu...lagi...siapa diriku ini....
semua ini ...hanya untuk dirimu ...seorang ...
kusadar.....usahaku ini kan sia-sia...di pelupuk binar bolamu....

aku hanya terpana....tak kuasa tuk menjangkaumu.....
meski kau ada di depanku....di sampingku...
namun...semuanya terasa hambar ...sepertinya tanpa dirimu di sini...
di sisiku....yang selalu menanti kejujuranmu....

Puisi: Tak mengapa

Puisi: Tak mengapa
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 21 Juni 2010


Tak mengapa hati mu belum terpaut rasa rindu di sini
tak mengapa curahnya kelam masih terpagut di dinding hati ini
karena ku sadar...sulit untuk mengerti tentangmu...
tentang sisi rindumu yang tak terjangkau olehku....

Sapamu belum jua menyentuh retak hati ini
meski kucoba untuk menautkan menjadi satu...
namun ....tak jua kuberhasil menyatukannya....
mungkin....perlu waktu yang panjang...untuk itu....

Bunga mawar ini masih tersenyum merekah di kelopaknya....
dedaunan hijau ini masih tertawa geli memandangku....
memandang keluguanku tentang mu...yang menyapaku...
dalam kelembutan nuansa yang terjawab nada indahmu....

Suara seruling senja mulai mengalunkan nada sepoi...
mengalir lirih dalam keheningan yang menyayat....
menjuntai luruh menapak asa nan tergapai di bahu hatimu...
menyebut nama indahmu....membuatku teringat kenangan lama
tentangmu....juga tentang diriku yang tak pernah bergeser darimu....

Puisi: Hari ini kulewati

Puisi: Hari ini kulewati
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 21 Juni 2010


Hari ini kulewati jejak langkahku
berayun dalam tegapnya rasa egoku
menggeluti rasa nyeri atas penolakanmu...padaku
walau telah kutebus dengan rasa sesalku.....

Engkau telah menolak permohonanku
ketulusan hatiku telah sia-sia dalam rengkuhanku sendiri
terbalut rasa iri pada yang berpantun di sisimu
menengok asa yang tak pernah pupus dari jiwaku...

Mungkin esok ...kau kan berubah...
menatapku....merajut kasihku....
meski ku ragu untuk itu semua...
namun...aku tetap berharap itu ada ...untuk ku...

Biarlah sang mentari pagi yang kan berseru
dalam jiwamu....dalam hatimu...yang bersembunyi...di relungmu..
esok masih ada waktu untuk ku....untuk memandangmu...
walau harus kulalui luka ini ....di hatiku....tak mengapa untuk ku....

Puisi: Entah kenapa

Puisi: Entah kenapa
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 21 Juni 2010

Entah kenapa...saat kau hadir dalam lamunanku
sang hujan turun rintik dalam pelukan dinginnya...
menerpa dedauan jambu yang mulai berbunga rindang
menyapa lembut pada sang alam yang tersenyum ceria....

hari-hari kulewati dalam sepinya dekapan...
tanpa peluk dan senyum indahmu
menggapai desir awan yang tertutup mendung
menunduk malu pada rintik hujan yang tersipu ....

Dada ini sudah lama bersemayam namamu...
namun...kau tak mengerti jua ujungnya...
meski sudah kutorehkan nada-nada simponi di relungmu
namun...kau tak juga memahaminya...

akankah sang waktu kan berpihak padaku...?
akankah rintik hujan ini terus mengguyur lamunanku....?
hanya sang waktu jualah yang kan terus memeluk dinginnya embun pagi
meski kucoba untuk keluar dari nuansa anganku yang membayang...
namun...kau tak jua memahaminya.... tak mengapa....

Puisi: Kegamangan

Puisi: Kegamangan
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 21 Juni 2010

Masih terdengar sayup suaramu yang merdu
memanggil namaku dalam lirihnya sang dahan kecil
melambai dalam kelembutan yang membara
bergelora menyumbat daun telinga yang mengeluh...

Sudah kubisikkan kata indahmu untukmu....
namun...kau nampaknya masih ragu tuk bersua
masih terlihat kegamangan mencernamu
menitik air mata kesenduan yang membias....

Kurasakan ini tak adil bagiku...
kurasakan ini tak sesuai harapanku ...
aku lah yang membukanya untukmu...
namun...kau tetap menutup rasa itu dariku...

apakah pernik mozaik ini masih tergenang dalam lintangmu
ataukah kerinduan ini tak jua menyambut lenganmu
agar merengkuh ku ...
sehingga kurasakan nada rindumu ...padaku...

Masih kudengar alunan nada sendu darimu
bahwa kau tak lagi ingin berdekatan denganku...
aku mengerti...untuk itu semua....
tapi...beri daku waktu ...tuk melihat simpatimu...padaku....
meski ...itu tak mungkin...terbersit di hatimu....

Sabtu, 19 Juni 2010

Puisi: Keheningan diri

Puisi: Keheningan diri
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 19 Juni 2010

Malam semakin dingin membeku
menaburkan mewangian yang harum semerbak
membahana dalam untaian kata yang tersendat
mengering dalam kerlipnya sang bintang yang bercahaya

kucoba untuk mengingat kembali perjalanan hidupku
yang terlampau jauh melangkah
untuk berlari dalam gelapnya malam
untuk berjalan dalam terangnya sinar mentari pagi

kutelusuri kembali jejak langkahku
yang semakin melebar dalam bayang semuku
menapak ketegaran yang makin memupus
dalam lingkaran hati yang semakin meruncing

Apakah dirimu masih jua memandang untaian hati ini ....
apakah dirimu masih jua menanti keheningan yang menyepi....
kuharap engkau mau mengerti tentang keadaan diriku
yang semakin jauh dari keramaian hati yang menyebar luruh...

Jumat, 18 Juni 2010

Puisi: Pelangi telah berpijar

Puisi: Pelangi telah berpijar
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 16 Juni 2010

Pelangi di lengkung langit telah berpijar
merangkul awan...
melambai pada sang bayu
mempesona di hati tersentuh

Seloroh canda tawamu menghibur hatiku
meski kau tak lagi dapat menatap jiwaku
meski kau tak bisa lagi menyentuh relungku
namun ....jiwa ini telah meresap dalam sanubarimu

Kurasakan itu...tak kala kau memegang nadiku
mengalun ....mengalir ...syahdu ku lalui jalan ini
seakan ku terbang sendiri....melayang...
menyentuh semua benda yang ada di atas dinding tembok ini....

Tak ada lagi rasa sakit di dada
tak ada lagi rasa luka yang berperi di nafasku
semuanya telah usai dalam terangnya malam
saat senyum indahmu menghiasi dinding ruang hatiku....

Kuserahkan semuanya padamu
pada dirimu yang masih memandangku tak percaya
yang terpana dalam kesenduan diri
yang berdiri terpaku dalam heningnya malam sunyi.....

Puisi : Kenalilah daku

Puisi: Kenalilah daku
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 15 Juni 2010

Sejak jauh hari ….lampu indah ini telah menerangi langkahku
Menerangi jejak kehidupanku yang bergelora di rindangnya sang semak belukar
Membuka lentera hati yang tertutup oleh selimut kalbu yang buram meredup
Memancar keluar nyali keteguhan hati yang bersampirkan rasa indah di hati

Engkau telah mencoba mengenali langkah jiwaku
Namun….tak semua nya dapat kau resapi dalam kalbumu
Meski kau telah mencoba meraih hati yang tersipu padamu
Namun….engkau tak jua belum dapat memadukan hatimu ….untuk ku

Kenailah daku sejujur-jujurnya…
Setulus hatimu yang terdalam….
Agar dikau tak merasa sendiri bersamaku ….
Dalam dekap erat bunga melati yang memutih …mewangi….

Rasa yang pernah kau coba sentuhkan dihatiku….terasa belum tersentuh…
Belum ada rasa itu …di hatiku….
Dan ….daku memang tak kan pernah mencoba untuk merasakannya….
Karena …daku memang tak ingin mengenal dirimu …lebih dekat lagi….

Sehamparan sawah yang menguning telah merengkuh keasaanku …..tentangmu….
Untuk hanya mengenal rasa sayang hanya pada hati yang tersentuh olehku…
Bukan dirimu…seorang….
Melainkan si dia yang ada di seberang hatiku….di kejauhan malam yang membentang….
Belahan hatiku….yang menantiku…di seberang pelupuk mataku….jauh di sana….

Puisi: Jangan kau rasakan lagi

Puisi: Jangan kau rasakan lagi
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 14 Juni 2010

Bisik lembut sang pasir di gurun telah membuat sang debu merayap perlahan
Membuka tabir langkah yang tergores di peluk erat sikapmu yang lembut
Menorehkan peta kecantikan yang membuatmu semakin mempesona
Dalam tafsiran keayuan yang membisik di hati yang tersenyum simpul …tersipu…

Ketandusan hatiku telah kau semaikan dalam ragamu yang lembut
Membuat kegersangan sikapku mencair dalam remasan jemari hatimu
Mengusap keterpanaanku yang memancarkan senyum keikhlasan di hati
Yang merasuk dalam sukma yang terbang melayang di kedinginan malam yang sepi mengusap

Kabut malam yang selalu menyelimuti kegundahan hatiku ….kini telah menghilang pergi
Menjauh dari keramaian bunga mawar yang menular rasa keindahan
Mendekat pada dahan dan ranting di pucuk pinus yang berkibar di lambaian pegunungan
Memeluk erat pada bukit yang menghijau pada hamparan rerumputan yang menyegarkan jiwa

Inikah kerinduan yang pernah kau rasakan di gelapnya malam yang dingin
Inikah jiwa mu yang terombang ambing dalam gelombang laut yang menderu
Ini semua …kini…jangan kau rasakan lagi dalam gelora jiwamu
Karena kau telah memiliki rasa yang pernah menghilang dari sentuhan kalbumu…
Rasa yang menggapai asa di kemilau langit yang gemerlap…..

Puisi: Jauhilah daku

Puisi: Jauhilah daku
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 13 Juni 2010

Pagi mulai beranjak perlahan meraih asa yang terlewatkan
Sang embun mulai memudar dari hangatnya sang mentari pagi
Satu demi satu…rerumputan mulai tampak menyegarkan
Alam pun mulai bernyanyi merdu dalam alunan musik khayangan….

Lamunanku perlahan mulai menghilang dari kalbuku
Mulai luruh dalam jejak langkah yang terburu lalu
Membuka cakrawala kehidupan yang mendunia
Meresap dalam cairan salju hati yang membeku dingin

Seret langkah hati ini telah menjauh darimu
Sejak kau pergi dariku ….
Sejak kau menjauh dari ku…yang mendambamu
Saat itu….aku tak bisa berdiri tegak lagi….aku terjatuh…lunglai….

Bening linangan mata air di bukit yang terjal telah memutih bersih
Memantulkan rasa yang pernah tergores lara
Meluapkan rasa terhentak yang pernah kau berikan padaku
Rasa yang tak kan pernah terlupakan dari sang Surya yang baru bersinar….

Kau telah menorehkan luka di dada yang membias ini
Luka yang tak kan pernah terhapuskan oleh sang waktu
Meski …..sang waktu telah berjanji untuk menghapuskannya…
Namun….kau telah berbisik lirih padaku…jauhilah daku….
Membuatku tertunduk luruh…dalam keheningan pagi yang bergayut….

Puisi: Kibarkanlah rasa itu

Puisi: Kibarkanlah rasa itu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 12 Juni 2010

Curah air mata mu tak lagi dapat mengusik keinginanku
Meski kau bersimpuh dalam temaramnya malam yang sepi
Yang membuatmu luruh dalam dekapnya sang kabut hening
Namun…aku tak jua beranjak dari ketetetapan hatiku
Aku hanya ingin sendiri saja….tanpa siapa pun di sini….

Ini seharusnya kau sadari sejak dulu
Saat kita bertemu dalam rindangnya sang surya petang
Saat perjalanan telah luluh dalam bingkai rasa yang terpautkan
Yang tak kan mungkin dapat bersatu dalam keterpaduan rasa….

Sadarilah ini dalam sentuhan sanubarimu
Bahwa kita tak kan mungkin bersatu dalam satu rasa
Meski kau telah mencoba untuk meraih asaku
Namun…aku tetap tak kan bisa menerima asamu….maafkanlah daku….

Mungkin….kau merasa…aku tak berperasaan….padamu…
Tapi…rasa itu tak bisa dipaksakan….lagi…
Aku tak bisa menerima rasa itu di hatiku yang berselimut sendu
Meski …ku coba untuk merangkainya…namun…aku tak mampu….

Kibarkanlah rasa itu pada hati lain yang mendambamu
Yang dapat membuatmu …bahagia…
Yang dapat menggapai asamu yang luruh…
Meski ku tahu….itu melukai hatimu….
Aku mengerti…namun…aku tak bisa …untuk mu….

Puisi: Akhir senja

Puisi: Akhir senja
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 11 Juni 2010

Godaan malam terus merajut asaku
Berkibar dalam layar perjalananku yang terhapus
Yang bergerak dalam derainya sang hujan
Yang terusap dalam rintik luruhnya sang embun pagi yang memeluk….

Semaikanlah akhir senja ini dalam pangkuanmu
Dalam dekap eratmu di pelukan bunga teratai mu
Yang menepis rasa rindu yang telah kau curahkan di hati
Tanpa rasa ingin berjumpa denganku …lagi….

Kau temani daku dalam mimpi yang membayang rinduku
Yang berlalu dari sepinya rasa perihku
Yang merajuk dalam kemanjaan ego yang merasuk
Membiru dalam warna yang berpelangi elok….

Mengapa arti sentuhanku tak jua kau balaskan…
Mengapa akhir senja ini berlalu dalam keheningan yang membias
Tanpa rasa pesona yang pernah kau hidangkan padaku…
Tanpa rasa tergores di pena hatiku yang mengharapmu….
Apakah dirimu ….telah melupakan daku….

Puisi: Gapailah asaku

Puisi: Gapailah asaku
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 10 Juni 2010

Sudah kukatakan kepadamu, kemarin
Saat kau ada disampingku, sejenak
Saat kau memandangku, sayu
Menyentuh sendi tulangku yang rapuh, terasa

Mengapa kau masih juga ragu tentangku
Mengapa kau masih juga tak beranjak maju ke arahku
Gapailah daku….peluklah daku
Jangan kau biarkan daku merintih lara…..

Apakah rasa yang telah kutumbuhkan di hatimu …belum juga bersemi….
Apakah sentuhan lembutku yang kubangunkan dari lelapku….masih belum termimpi olehmu…
Mungkin…..kau tak mau menggapaiku lebih jauh lagi….
Atau mungkin pula….kau tak merasakan arti makna rasa yang kuberikan kepadamu…..

Inikah akhir dari perjalanan hidupku yang berliku
Patah oleh semangat yang pernah terkembangkan di awan
Putus oleh rasa yang tersentuh oleh bunga mawar di hati
Aku tak bisa menjawab sapamu lagi….makin sayup kudengar….

Sudah….sudahilah lara ini….
Biarkan daku tak berharap makna itu lagi darimu….
Janganlah kau siksa daku untuk merasakan rasa ini
Karena rasa ini telah membuatku terlena dalam tidurku….

Puisi: Lamunanku melayang terbang

Puisi: Lamunanku melayang terbang
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 09 Juni 2010

Saat ini…aku tak lagi dapat memandangmu dengan jelas
Saat kini…aku tak mampu lagi untuk menggandeng lenganmu erat-erat
Namun….aku masih bisa mendengarkan keluhanmu yang menderu
Yang membuatku semakin terpuruk dalam jaring nafasku yang terhenti sejenak….

Entah kenapa kau pergi dariku …yang selalu meluangkan waktu untukmu
Apakah engkau sudah merasa bosan padaku…
Apakah ada yang salah pada diriku….tentangmu ….
Aku tak mengerti….yang kutahu…aku telah berusaha yang terbaik …untukmu…

Mungkin….ada satu kata yang pernah membuatmu terluka…
Saat kau menginginkan makna cinta …dariku
Namun….saat itu…aku tak bisa menjawab sapamu
Aku tak bisa mengelak rasa itu darimu…

Aku memang …belum bisa menyentuh rasa itu di hatiku
Meski sudah kucoba untuk memaksakan rasa itu di taman hati
Namun….terasa belum bergetar….karena aku memang belum bisa merasakannya
Karena …kau masih kuanggap sebagai daun hijau yang terbaik…untuk ku….

Sejujurnya….aku masih jauh dari rasa itu …padamu
Aku hanya ingin berteman denganmu ….tentang secuil kisahmu…
Namun….kau berusaha memaksakan kehendakmu ….gejolakmu…
Aku tak bisa mengerti….mengapa harus secepat itu…angin berlalu….

Kubiarkan rasa itu menghilang dari ku….
Biarlah berlalu….menghilang dari asaku…
Lamunanku melayang terbang ke angkasa ….
Agar daku bisa menatap sang mentari dalam pelupuk mataku
Dan meraih sang pelangi dalam genggamanku yang bersendi….

Puisi: Desah bisikmu

Puisi: Desah bisikmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 08 Juni 2010

Biarkanlah angin sepoi ini terus berlalu dari larinya
Biarkanlah sang awan memutih berarak dalam kelompoknya
Biarkanlah air mata ini mengalir deras dari tidurnya
Biarkanlah sang waktu berkejaran dengan sang mentari pagi
Asalkan …kau masih mendengarkan bisik lembutku…aku ‘kan tersenyum untukmu…

Desah bisikmu telah mengusik lamunanku
Yang terbawa putaran arus air kehidupanku
Yang mendera ku
Yang menghelaku….

Aku tak mampu lagi untuk menyapa bisik lembutmu
Walau kau terus mengulangi kata sapamu …padaku
Namun….bisikmu semakin lirih kudengarkan…
Semakin menjauh dari rasa laraku yang menemaniku

Kucoba untuk mendekatimu….meski perlahan
Namun….kau semakin tak peduli lagi dengan sang Bangau di sawah
Hatimu telah terikat pada sang batu karang yang kokoh di laut
Dan tak mau lagi kau lepaskan diri dari ikatannya yang erat…..

Kusandarkan harapanku pada sang kabut malam
Biar temaram dalam letihnya hati ku
Yang tak lagi dapat kusapa dalam desah bisikmu
Yang sayup kudengar …tanpa kata sapa lagi …darimu….

Puisi: Kehormatanku

Puisi: Kehormatanku
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 07 Juni 2010

Hanya ada satu pintaku …kepadamu
Jagalah kehormatanku ini untuk selamanya
Jagalah kembang yang telah kupersembahkan buatmu
Agar tetap bersemi dan mekar mewangi di relung hatimu

Dengarkanlah nada pintaku yang mengalir resah di sungai ini
Yang gemericik melantunkan nyanyian sunyi yang terkepang
Menjuntai dalam temali yang terurai basah oleh air mata
Air mata yang mengharapkanmu …untuk selalu di sampingku

Kehormatanku ini tidaklah penting bagimu
Jikalau kau selalu tak peduli padaku
Selalu mengesampingkan nada getirku yang tersimpul lirih
Meski ku berteriak memanggil namamu…dalam heningnya sapa
Kau tak kan jua mendengarkan sapaku…….makin sayup….

Kumohon padamu…..
Jagalah kehormatanku ini…hingga akhir waktu
Hingga sang mentari terbenam dalam tidurnya
Hingga sang surya kembali bangun dari lelapnya….

Puisi: Demi sebuah janji

Puisi: Demi sebuah janji
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 06 Juni 2010

Demi sebuah janji ….
Kuseberangi lautan dan hamparan samudra yang luas ini
Untuk menggapai asa yang terabaikan oleh sang waktu
Yang telah luluh dalam pertapaannya yang hening….

Ku akan selalu mencintaimu …..selagi aku tegak berdiri
Memandang langit yang luas membiru
Memutarkan jemari tanganku pada untaian tuts computer
Mengalunkan nada merdu pada nuansa keindahanmu

Ku tak akan berubah ….meski sang waktu terus memintaku
Memintaku untuk mengubah haluan layarku yang berkibar
Agar aku menghentikan langkah desahku
Namun….aku tetap tak peduli dengan semua itu

Aku hanya peduli dengan ratapanmu
Dengan nada rintihanmu yang menyayat kalbuku
Agar daku terus melangkah maju
Agar dapat menggapai asa yang terabaikan oleh sang Pelangi

Puisi: Saat senyummu merekah

Puisi: Saat senyummu merekah
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 18 Juni 2010

Saat ku terduduk sendirian di kamar ini
ku terkenang akan dirimu yang jauh di sana
menatapku dalam senyummu yang tersungging
saat senyummu merekah ....membelaiku

Entah kenapa...hati ini selalu tertuju padamu
padahal kau berada jauh di sana
dalam kedamaian yang terukir
dalam kesendirian yang tersentuh.....

Jauh sudah ku melangkah pergi
meninggalkanmu dalam kesunyian hati
tanpa lembaran bunga di telingamu
tanpa untaian kata mesra di dinding hatimu....

Aku pergi untuk melangkah lagi
mencari asa yang terbang jauh di langit
menggapai nuansa kerinduan yang membara
namun...tak jua kutemukan rasa itu di hati
meski ku telah mencoba menyentuhmu....
namun...kau tetap terpana tanpa luruh lagi....

Puisi: Tak kala

Puisi: Tak kala
Oleh: Andin Adyaksantoro
Palangka Raya, 17 Juni 2010

Tak kala kau hadir dalam kerinduanku
aku bagaikan anak yang mendapat sebutir permen
terasa gurih dan membahagiakan ku
terasa dunia menjadi bagian hidupku

tak kala kau jauh dariku
aku bagaikan seekor anak ayam yang kehilangan induknya
terasa sepi dan menakutkan
membuatku merasa tak nyaman dalam kesendirianku

Tak kala rembulan bersinar terang di malam gelap
kau tersenyum indah padaku
mengajak ku untuk bersantai ria
menghabiskan teh manis yang kau buat untuk ku

Tak kala sinar mentari menghangatkan relungku
kau tertawa ceria memandangku
menatapku dengan mata yang berbinar
mengajakku untuk berduan saja denganmu.....