Selasa, 27 September 2011

Puisi: Kini atau esok

Puisi: Kini atau esok
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 28 September 2011

Ku tak sanggup lagi untuk mengungkapkan semua isi hatiku ....ke padamu...
karena semua telah kulakukan...
tinggal sekarang....bagaimana tanggapanmu...tentang itu semua ...
aku hanya bisa terdiam ...dan menunggu jawabanmu.....
kini...atau pun...esok ....sama saja....

mungkin....kau bisa menerima permintaanku...
namun...bisa pula kau menolaknya....
karena...kau adalah dirimu sendiri...
yang mampu untuk mandiri...
tak tergantung pada siapa pun....

Hanya saja...
kalau esok hari kau jawab...
maka...aku kan menunggu mu...dalam sejuta bayang nan pudar...
yang merupakan kata tanya yang tak pasti....

namun...bila kini kau jawab...
aku akan bersyukur...karena apa pun jawabanmu...aku kan menerimanya...
walau itu nantinya...akan melukai hati ku....
atau...malah membahagiakan diriku....

Jangan bersedih atau bermuram durja...
tanpa diriku pun ....kau kan dapat memperoleh bayang pesona lain di hatimu...
namun...bila dengan diriku....kau kan selalu ada di sampingku....
tinggal kau yang memilihnya....

Waktu yang panjang telah membuat diriku makin terpesona pada dirimu...
segala yang ada di dirimu....aku suka...
dan ini tak perlu aku jelaskan lagi...
aku memang menyukai dirimu....

Senin, 26 September 2011

Puisi: Kasih

Puisi: Kasih

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 27 September 2011

Kasih...

kenapa waktu cepat berlalu meninggalkan kenangan terindah bersamamu...

bersama lambaian sang bayu yang menghanyutkan segala angan dan harapanku...

untuk bersamamu...mengarungi bahtera laut yang penuh debur ombak yang bergelora....

menghantam sang batu karang yang hanya mampu berdiri kokoh...tanpa bergeming....

Kasih...

seandainya...masih ada waktu yang terbuka bagi pintu hati kita berdua...

mungkin kan kuhapus semua kenangan indah ini ...untuk merengkuh hatimu...

sebongkah mutiara hati yang tak pernah ku dapatkan secara utuh darimu...

meski ku selalu berharap....ada sedikit celah di dinding hatimu ...untuk diriku...seutuhnya...

namun...itu tak pernah ku dapatkan....aku tak mendapatkan kasihmu.....seutuhnya....

Kasih...

andainya....masih ada sedikit lagi...waktu untuk kita bersanding...dalam canda tawa yang berderai...

akan ku tumpahkan semua rasa kasihku....padamu.....semuanya....

namun....sang waktu tak pernah memberiku kesempatan untuk menggetarkan bibir ini...

untuk mengutarakan...rasa indahku...padamu.....

betapa aku amat merindukanmu.....

Kasih...

mungkin...kini kau sudah melupakan diriku...

yang lama tak berkirim kabar ke padamu....

yang tak pernah memberi mu sedikit sentuhan rasa hijau dedaunan yang membersit...

namun...ketahuilah...kasih...

bahwa aku...amat merindukanmu.....

Kasih....

kini....ku hanya bisa sejenak memandang kenangan lama yang terindah ini di lubuk hatiku...

di relung hatiku yang terdalam....dan terhalus...

yang tak kan pernah pudar dari rasa yang selalu menggelutiku...

dari rasa kasih ku yang terdalam....

Kasih...

aku cinta padamu.....

Puisi: Tersentuhkan rasa

Puisi: Tersentuhkan rasa

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 27 September 2011

Tak kala sang rembulan mulai redup dari singgasananya...

kau datang dalam bayang indahmu....menggodaku...

merengkuh diriku ...dan mengajak ku untuk menari bersama...

dalam untaian senandung tuts komputerku yang tersenyum menawan...

bait-bait puisi yang kususun dan kurangkai dengan indahnya...

telah kau bacakan dengan penuh perasaan nan bergelora...

mengikuti alur dan irama nan penuh pesona....

kadang menghentak hentak....namun...terkadang pula hanyut dalam nada sendu...

Kenangan lama kian terasa mendekati diri ini..

merajuk ku untuk melepaskan sejenak rasa penatku dalam kesendirianku...

menggapai angan nan tak kunjung bertepi ...

merajut kasih nan tak kunjung berbunga....

Mengapa ini harus ku lalui dalam liku kegundahanku...

mengapa ini tak terjadi pada sang angin malam yang menepis lara di malan nan sepi....

ku berharap ....

sang mentari pagi kan terbit dalam senandung rindunya...ke padaku...

Mungkin...hari ini sang bayu kan bersemilir lirih....

tapi....

aku tetap menanti belaian kasihmu...yang tersentuhkan rasa...

meski ku tahu...itu akan membuatku semakin merindukan dirimu....

Puisi: Sunyi

Puisi: Sunyi

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 26 September 2011

Mungkin dirimu sudah tak lagi mempercayai arti kata dari ku...

mungkin juga...dirimu sudah mulai bosan ke padaku...

sehingga kau tak lagi peduli dan mau mempedulikan diriku....

tak apalah...itu sudah risikoku...bersua dengan dirimu....

Saat ku terkenang itu semua....

aku hanya bisa menghela nafas saja....tanpa kata arti lagi...

tak ada yang perlu ku sesali ...

dan tak ada pula yang harus ku perbuat...

karena semua itu...telah kau ungkapkan pada diriku...

Kini ....ku hanya bisa pasrah dan terdiam semata...

tak ada lagi kata kail di hatiku...

dan juga tak ada lagi kata pengikat di benak ku...

karena...kau telah melepaskan daku pergi...untuk selamanya...

Tak ada lagi ombak yang menerjang sang batu karang di laut nan lepas....

dan tak ada lagi sang burung Merpati yang kau candakan ke padaku...

karena ku tak mampu membuatmu terbang melayang tinggi...ke awan...

'tuk menggapai semua angan yang pernah kau harapkan dari diriku....

Pergilah dengan damai...

karena ku tak lagi kan mendampingimu selamanya...

itu sudah menjadi tekad bulatmu ..untuk kembali sendiri...

sendiri dalam sepi dan sunyi...

sesunyi diri ini...tanpa mu ...di sisiku....

Puisi: Tak lagi peduli

Puisi: Tak lagi peduli

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 26 September 2011

Rintik hujan turun dengan cerianya...

meredupkan hati nan sedang galau...

karena...dua kata dari bibir indahmu yang memerah...

kau tak lagi mau bersua dengan diriku....

Rintik hujan turun semakin tertawa terbahak bahak...

karena aku tak lagi mau menanggapi isyarat darimu...

aku tetap akan menemui dirimu...

tak peduli lagi...apakah kau kan marah pada ku...

Rintik hujan kelelahan turun ke bumi....

hatimu semakin panas membara mendengar bisik lembut dariku...

karena aku tahu...bahwa kau tak sungguh-sungguh untuk itu...

dan aku juga tahu...bahwa kau juga sayang ....padaku....

Rintik hujan telah berhenti dari tangisnya...

aku rengkuh dirimu dalam peluk hangatku...

untuk mencairkan hati bekumu yang telah kau sandarkan di dadaku...

kini...kau dapat kembali tersenyum bahagia...untuk diriku....

juga untuk kita bersama....selamanya...

Puisi: Cantik

Puisi: Cantik

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 20 September 2011

Di dalam jiwaku...

di dalam hatiku...

dan di dalam seribu bayang mimpiku...

engkaulah yang selalu ku damba....

Tak ada bunga lain yang dapat menyamaimu...

dan tak ada dedauan hijau selain dirimu..

yang selalu menggugah hatiku...

mempesona diriku....hingga kini...

Kaulah curahan jiwaku....

yang selalu ku damba...dimana pun kau berada...

di sini ...di dalam hatiku yang terindah...

yang selalu menemani daku ...dalam setiap mimpi2 ku...

Kini...kau hadir kembali di sini...

dalam setiap detak jantungku...

dalam setiap lengkah kehidupanku...

yang menapak ke arah sang permata hatiku...dirimu...

Tanpamu...daku tak kan bisa seperti ini..

terbang melayang dan tinggi ...tinggi sekali....

bagaikan sang kupu-kupu yang selalu terbang ke arah sang Pelangi berpendar...

untuk selalu menemaninya...di kala sang Pelangi tersenyum padanya...

Di ambang pintu kerinduanku...

engkau hadir dalam senyum indahmu...

dengan sejuta rasa rindu ku yang menggelora...

untuk memberikanmu...seribu pesona bunga anggrek di jemarimu...

Engkau cantik dan mempesona...

membuat diriku tak kan pernah bosan pada sikap manjamu...

sikap merajukmu...yang membuat daku makin ingin dekat dirimu...

meski ku tahu...itu tak kan mungkin....

karena...kita saling berjauhan....dalam batas mimpi yang terindah...

Puisi: Mencintaimu...

Puisi: Mencintaimu...

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 20 September 2011

Mencintaimu....

sungguh suatu kebanggaan bagiku....

setulus hatiku ku kan selalu menjagamu....

selalu melindungi dirimu....

Mencintaimu...

sungguh suatu karunia yang terbesar untuk ku dari-Nya....

karena kau lah separuh jiwaku...

yang selaku kusimpan dalam relung permata jiwaku....yang terindah....

Mencintaimu...

bagaikan setangkai bunga dengan rantingnya...

yang tak kan terpisah kan...selamanya...

meski sang dedaunan ingin memilikimu.....

Mencintaimu...

sungguh suatu pengorbanan besar yang harus ku jalani...

tanpamu...daku bukanlah diriku sendiri....

yang dapat membanggakan diri pada mu....

dan tanpamu....daku kan menangis......

Mencintaimu....

sungguh suatu keberuntungan bagi diriku...

yang selalu bermimpi tentangmu...

tentang seorang gadis yang bersahaja dan sederhana....

namun...amat berprestasi....bagiku....

Puisi: 30 Tahun yang lalu

Puisi: 30 Tahun yang lalu

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 17 September 2011

30 Tahun sudah berlalu...

waktu yang begitu panjang...terasa begitu sebentar...

bagai sang gerimis yang turun di padang tandus...

terasa menyejukkan...

dan mencairkan hati nan beku....

Kita pernah bersama dalam satu Sekolah....

kau masih tetap cantik dan ayu....

seperti saat-saat kita pernah bertemu....dulu..

di sekolah kita yang tercinta...SMAN 1 Yogyakarta

Dulu...

kita pernah saling bersua..dalam suasana yang ceria...

pernah belajar bersama...

pernah marahan bersama...

karena..kau dan aku...pernah tidak saling sepakat...

Kini...

setelah 30 tahun berlalu...

Engkau kembali hadir di di sini...di taman bunga sang Pujangga...

dalam nuansa yang lebih romantis dan anggun

memberikanku sekuntum bunga nan indah...

yang kupahatkan dalam relung hatiku nan tersendirikan...

Kini ...

engkau telah memiliki masa depanmu...sendiri...

masa depan yang ceria...

seceria hatimu ...yang dulu pernah kau perlihatkan ke padaku...

di saat daku baru mengenal arti 'kasih dan sayang' dari seorang gadis nan ayu....

Kini..

masa lalu telah usai berlalu...

biarlah masa depanmu...dan masa depanku...berdiri sendiri...

kau dengan nuansa cermin anggunmu ....

dan daku pun...dengan mata hatiku sendiri...

kita telah sama-sama saling menyapa...

dalam rengkuhan sang dewi malam.... nan bersenandung penuh kebahagiaan...

Puisi: Antara kau dan aku (Reuni IPS1 SMAN I Yogyakarta)

Antara kau dan aku (Reuni IPS1 SMAN 1 Yogyakarta)

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 17 September 2011

30 Tahun yang lalu....

Tak terasa waktu terus menemani kita bersama...

kau dan aku...terus merajut tali belajar bersama..

dalam satu ruangan yang indah dan tak kan pernah terlupakan...

Kadang kau dan aku...saling mencuri pandang...

kadang kau terlihat serius....

namun...kadang kala tertawa sendiri...

dan daku pun juga demikian....(bila ingat tak bisa mengerjakan PR di depan kelas)

kadang ku lihat dirimu bersedih....kalau tak bisa mengerjakan soal di papan tulis...

dan aku pun juga bersedih...., karena aku pun juga tak bisa membantumu...

bukannya aku tahu dan tak mau membantumu...

namun....karena...aku pun juga tidak tahu ....jawabannya....

dan itu semua...membuat hati kita ...makin beraneka warna...

30 Tahun yang lalu...

kita pernah bersama....dalam meraih cita-cita yang sama...

lulus SMA dan melanjutkan kuliah lagi....

bagai meraih sang bintang di angkasa nan kemilau...

sehingga kita pun tak tahu lagi...kapan hari ini....

Kita pernah bersama saling bercanda ria...

saling melirik...

saling pandang...

saling tersenyum...

dan saling...bersapa... dengan hati yang berdegup...

Saat ku duduk di depanmu...kau menghindar...

namun...saat kau ada di depanku...daku pun salah tingkah...

dan membuat diriku lupa...kalau masih ada PR yang belum ku kerjakan....

dan itu semua....menjadi kenangan tersendiri..diantara kita bersama...

bahwa ternyata ...kita pernah ada hati yang sama....

yaitu...takut ada sesuatu di hati kita masing-masing....

30 tahun yang lalu...

kenangan yang indah...dan tak kan terlupakan...

Kini ....kau dan aku telah mempunyai hidup yang mandiri...

yang penuh dengan mutiara hidup nan terindah...

yang selalu membekali perjalanan kita bersama...

meraih cita-cita sang bintang di langit nan berkelip...

yang kan selalu menemani .....

bersama semangat nan tak pernah pupus di ujung senja nan kemilau....

Puisi: Hari ini

Puisi: Hari ini

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 17 September 2011

Hari ini ku mengenal dirimu dalam halaman buku ku...

hari ini ...ku mengerti tentang isi hatimu....kepada ku...

dan hari ini...ku juga makin mengenal diriku...tentang mu...

dan hari ini pula...ku jadi tak bisa ..berbuat sesuatu untukmu...

Ya...hari ini...semuanya makin jelas di relung hatiku...

bahwa....kita tak kan mungkin bisa bersatu...

walau ...kau memintaku..untuk mengisi hari-hari sepiku...

namun...daku tak bisa ...dan tak kan bisa....

Aku hanyalah sebuah mercu suar nan rapuh...

yang tak kan bisa memberimu sinar nan kemilau...

yang tak kan bisa memberimu...rasa hangat di perahumu...

karena...sinarku...sudah semakin meredup...dan akhirnya..kan menghilang...

Biarkanlah daku seperti ini...apa adanya....

menanti hilangnya rasa hangat di sinar kemilauku...

yang akhirnya kan terlupakan oleh sang bintang di angkasa...

yang selalu menggodaku...

hingga ku tak bisa bersinar lagi....seperti saat ini...

Ku hanya bisa memberimu setangkai bunga nan indah....

yang dapat memberimu...arah ...kemana kau kan mendapatkan sang ranting nan kokoh...

yang dapat memberimu...rasa hangat di hati...

dan rasa kebahagiaan yang memancar di sorot mata indahmu...

sebagai ...pujaan hatimu...selamanya...

Puisi: Terlalu Indah

Puisi: Terlalu Indah

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 17 September 2011

Terlalu banyak rasa indah yang telah ku miliki..saat ku ada di depanmu...

terlalu bahagia hatiku bila ku dekat dengan dirimu...

dan itu semua...karena kau ada di dekatku...

meski kita tak pernah saling bersua....

Tak terasa sang waktu terus melangkah dengan kepastiannya...

tak terasa sang cemara telah tumbuh dengan tingginya...

dan tak terasa pula...sang bintang makin berkelip dengan indahnya...

semuanya itu...karena kau selalu ada di hatiku....

memberiku semangat...yang tak kan pernah pupus di sela nafasku...

Engkau telah memberiku semuanya...yang ku butuhkan...

rasa kebanggaan ...

rasa bahagia...

dan rasa sayang...ke padamu...

Namun..., meski ku tak dapat memiliki dirimu...

aku sudah bangga dan merasa memiliki dirimu...

walau...itu semua...

hanya ada dalam bayang indahmu...yang menantiku di ujung senja yang membahagiakanku....

Puisi: Andaikan

Puisi: Andaikan

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 15 September 2011

Andaikan kau ada di sini...

sinar mentari kan ikut menari

dan menyiratkan sinarnya nan keperakan...

untuk ikut ikut merasakan kebahagiaan di hatiku...

Andaikan kau ada di sampingku...

ku akan memberikanmu sekuntum bunga Anggrek kesukaanmu...

untuk kau selipkan di daun telingamu...

yang kan menambah cantiknya dirimu....

Seadainya...

kita dapat bersua dalam temaramnya senja nan indah...

ku kan meraih erat jemari tanganmu...dalam sejuta kerlip sang bintang di langit

nan memancarkan kemilaunya sang rembulan di ambang batas kerindu an...

yang tak kan pernah pupus dalam dekap erat sang dedaunan nan menghijau...

Seadainya...masih ada hati di balik senyum indahmu...

ku kan terbang membawa seribu bidadari nan ayu..

untuk menggapai rapuhnya sang hati nan tersendiri dalam sepi...

agar kembali bersemi....bersama sang Pelangi nan indah berseri...

Puisi: Seandainya

Puisi: Sendainya...

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 14 September 2011

Mengapa hatiku bergetar saat kau tatap diriku....

mengapa lidahku terasa kelu...saat kau tersenyum padaku...

mungkinkah...engkau memperhatikan diriku...

meski ku tak tahu...apa kah yang tersimpan di balik pintu hatimu...

Daku bagaikan karang tandus yang kering tanpa daya..

dan ...daku ku pun merasa....jauh dari angan untuk mendampingi dirimu...

namun...engkau selalu mencoba menarik perhatanku...

selalu...berusaha mendekati diriku...

Aku tak mengerti...tentang ini semua...

apakah ini hanya semacam ilusiku belaka....

yang melingkar lingkar dalam seribu pesona pikiranku...

ataukah ...hanya suatu anganku belaka...yang mengharapkanmu selalu...

Namun....entah bagaimana...kau selalu berusaha mendekati diriku...

yang selalu duduk menyudut di ruangan nan kaku....

itu semua...membuat diriku ...terbang ke alam surga nan indah

seindah tawa candamu...di depan teman-temanku...

Seandainya...ku dapat memilikimu...

alangkah indahnya dunia ini di taman hatiku...

kan ku persembahkan ke padamu...

seikat bunga yang elok sebagai pelambang cintaku ...padamu....

yang selalu ku impikan selalu.... dimana pun ..ku berada....

Puisi: Sayang

Puisi: Sayang..

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 13 September 2011

Sayang....

aku tak bisa mengutarakan seluruh isi hatiku ke padamu...

karena aku memang tak pandai untuk memutar kata...

namun...percayalah...di mutiara hatiku...yang terdalam...engkaulah yang selalu ku damba...

karena ...engkau telah memberiku semangat motivasi yang terbesar di palung hatiku...

Sayang...

aku memang bukan pilihan hatimu yang terbaik..

namun...aku telah memberikan semua yang terbaik untuk mu...

meski pun...engkau nampaknya belum puas terhadap prestasiku...

namun...kuakui terus terang...itulah yang dapat kuperlihatkan ke padamu...

Sayang...

seandainya ku dapat memilih ...

antara prestasi atau dirimu...

maka ...daku akan tetap memilih dirimu...

karena...tanpa mu...prestasi diriku akan jauh dari yang terbaik...

Sayang...

mungkin aku telah membuatmu ...kecewa...

namun....aku tak berdaya untuk menghapus kekecewaan dirimu...

karena...itu...berilah daku kesempatan kedua...

untuk memberikanmu...prestasi ku yang terbaik lagi....

aku kan berusaha.....

asal...dirimu tetap dekat denganku...selalu di sisiku...

Puisi: Kenangan lalu

Puisi: Kenangan lalu

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 12 September 2011

Tak ada lagi gelak tawamu yang menggemuruhkan hatiku...

tak ada lagi senyum indahmu...yang membuat hatiku terpesona...

dan tak ada lagi canda manjamu...yang membuatku makin merajuk...

ah....kau memang menggoda hatiku nan terbawa arus....

Engkau memang telah membuat hatiku menjadi terhibur...

dan engkau pula yang membuat semangatku makin berkobar...

kemarin dan yang lalu....

hari-hari yang telah membuat hidupku menjadi indah dan terindah...

Senandung lagumu...selalu ku perdengarkan di setiap waktu ku...

sejuta torehan puismu ...telah kubaca berulang kali...

dan semua ...yang ada pada dirimu....membuatku menjadi bangga...

bahwa...engkau lah yang telah mengisi hari-hari indahku...bersamamu...

Kini..kau telah pergi jauh ...

meninggalkan kenangan lama yang terindah...

yang tak kan mungkin ku ulangi lagi...

bersama lembaran kasih yang tak tersampaikan....

Sabtu, 10 September 2011

Puisi: Bagaimana mungkin

Puisi: Bagaimana mungkin
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 11 September 2011

Bagaimana mungkin aku mengerti tentang dirimu..
jikalau kita tak pernah saling bertemu...
dan tak pernah saling bertaut rasa...
oleh karena itu...renungkanlah dalam jurang hatimu yang terdalam...
mengapa kita harus saling mengerti...

Sekian lama...waktu terus berjalan dengan gontainya...
membelah gelombang kata yang tak kan pernah tersampaikan
karena...sang karang batu..berdiri dengan kokohnya...
menatap sang gelombang kata yang tak kan pernah tertulis di hati..

Apakah mungkin sang awan putih mau menaungi hati kita...
apakah mungkin sang langit yang biru mampu menyentuh perasaan kita
yang tak pernah saling tersentuh oleh goresan pena di hati...
tak kan mungkin....dan itu tak kan mungkin....

Ku hanya bisa menatap sang waktu dengan hambarnya...
ku hanya bisa melepas ikhlas...sang bayu untuk meniupkan semilirnya nafasnya...
namun...ku tak mampu untuk menggoreskan pena di hatimu...
karena...ku memang belum mengerti tentang arti dan makna di hatimu...
yang ku harapkan mampu menampung semua goresan penaku pada sehelai daun nan hijau...

Puisi: Permintaan

Puisi: Permintaan

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 11 September 2011

Mengapa ku harus berjumpa dengan dirimu...

jikalau akhirnya ku harus berpisah dengan mu...

apakah...ada yang lebih baik dari ini ...

bertemu dan tak harus berpisah....

Mungkin sudah seharusnya demikian adanya....

pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya...

yang aku sendiri tak mengerti...

namun...bagaimana pun aku harus mengerti juga...

ada apa cerita di balik hikmah bertemu dengan mu...

Setelah lama kurenungi dan ku resapi..

ternyata...memang aku beruntung bertemu dengan dirimu...

banyak keindahan hidup yang telah kuperoleh darimu..

yang membuat diriku ...makin indah memandang sang Pelangi yang berpendar di atas sana...

Memang antara dirimu dan diriku...bagai dua sisi mata uang...

dimana ada dirimu..., disitu ada diriku...

tak pernah berpisah...

meski itu semua hanya ada dalam ilusiku...

namun...kau selalu ada...untuk ku...

dan ...aku pun..selalu ada .., juga untuk mu...

Kita pernah bersama...

dan kita pun ...pernah saling meraih hati kita.....

yang kedua-duanya...saling tersentuh rasa...

dan ...tak ada yang dapat memisahkan hati kita...

kecuali...bila ...kita memang ingin berpisah....

dan ...itu tak ada dalam kamus ceritaku...dan juga kamus hatimu...

jadi...kita tak kan saling berpisah....

walau...apa pun yang terjadi...

jadi...janganlah berpisah dengan ku....

Puisi: Senandung Malam

Puisi: Senandung Malam

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 11 September 2011

Sang Purnama tersenyum dengan indahnya...

memancarkan sinarnya yang terang benderang

seterang hatiku di malam ini

yang tengah membaca suratmu nan indah mewangi

Indah nian kata-kata yang engkau goreskan di dedaunan putih ini

begitu memukau dan kadang membuatku tersenyum sendiri

namun...kadang harus meluangkan sebongkah hatiku untuk merajutnya

agar dapat membawa semua beban di hati yang kau senandungkan....

Sejuta perasaan hati yang tersentuh rasa telah kau cairkan dengan beningnya...

seribu pesona nuansa telah kau alirkan ke dalam intan permata hati yang membeku

agar dapat meresap dalam dinginnya hati yang mengendap di ujung penantian

yang tak kunjung tertuang ke dalam sejumput rasa kasih nan terpendam....

Sejuta perasaan hati telah membekas dalam selimut senja ku

membuka kembali seutas sinar nan kemilau menapak hati

menggores pada sebongkah hati nan kaku

membeku..

tanpa sentuhan tangan nan halus di permukaan air kehidupanku...

membuatku semakin terbawa hanyut dalam irama kerinduanmu....

yang mengalir dalam relung hati nan terdalam...

sehingga ku hanya bisa menatap bayang indahmu dalam gemulai senandung nan terbiaskan...

Puisi: Roda Pedati

Puisi: Roda Pedati

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 10 September 2011

Saat ku bertanya ke padamu...

siapakah yang paling kau nanti dalam hidupmu....

kau menjawab...bukan aku...

Saat ku tanya...sesuatu yang begitu kuharapkan darimu...

siapakah yang paling tulus mencintaimu....

kau menjawab sambil menoleh ke arah lain..., bukan aku...

lalu siapakah dia....

kau hanya menggeleng, dan berdesis....tak tahu...

aku pun hanya tertunduk pasrah dan luruh...

dan hingga kini...ku tak lagi ku bertanya....tentang apa pun padamu...

karena ku tahu pasti jawabanmu.... , bukan aku...

Jadi..., aku hanyalah roda pedati yang harus terus berputar

agar hidup ini mempunyai makna yang berarti ....bagiku...dan bagimu...

Puisi: Dirimu

Puisi: Dirimu

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 10 September 2011

Bila kau bertanya ke padaku....

siapakah yang paling harum mewangi di antara bunga di taman ini...

ku jawab...dirimu...

bila kau bertanya lagi...

siakah yang paling kau kasihi di antara semua dedauan yang ada di kebun ini...

ku jawab lagi....sama..,...dirimu...

Namun...bila kau bertanya ke padaku...

siapakah yang paling kau kasihani di semua pekaranganmu...

maka..., akan kujawab...dirimu juga....

Karena...tanpa mu...aku serasa tiada arti...

namun...bila kau selalu mempermainkan hatiku...

maka...aku pun juga merasa ...mengapa daku harus memilihmu....

meski ku tahu...banyak bunga dan dedaunan yang ingin menyuburkan pekaranganku...

namun..., kau selalu yang terbaik di taman kebunku....

karena...kau adalah mahluk yang unik..., yang selalu membuatku..merasa bahagia...bila ada di dekatmu...

Puisi: Sendiri

Puisi: Sendiri

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 10 September 2011

Terasa menyejukkan dan melegakan...

kau telah menjawab semua tanya di hatiku...

sehingga daku dapat terlelap dalam mimpiku...

hingga ku dapat tersenyum dalam tidurku...

Kini ku tak punya beban lagi...

kini ku tak punya ganjalan di hati lagi...

semuanya telah jelas dan terang adanya...

kau tak lagi ingin bersama dengan diriku....

Kini ku harus melangkah sendiri...

berjalan mengarungi kehidupan ini...

yang penuh makna dan arti...

yang dapat menemaniku dalam membentangkan sayapku...

Ku tak lagi harus memintamu untuk berpendapat...

ku tak lagi memohonmu untuk mendampingiku...

karena...kau tak lagi mau bersama diriku...

dan ...aku pun..harus menerima ini semua dengan hati yang tulus...

Ku kan berdiri kokoh lagi...

mandiri...

dan ...tak lagi merajuk...

karena...daku adalah harapan diriku sendiri....

melangkah dan berlari ...bersama sang bayu....

yang selalu menemaniku...dalam sepoinya yang melambai....

Puisi: Tak tahu lagi

Puisi: Tak tahu lagi

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 09 September 2011

aku tak tahu lagi ..harus bagaimana mengatasi ini semua...

engkau selalu menyalahkan diriku....bertubi-tubi...

tapi...tak ada kata jawab yang menghampiriku...

semuanya serba gelap dan tanpa perasaan....

Kini...kau kembali melukai hati yang lama terpelihara dengan rasa kasih...

rasa sayang pada diri seseorang yang ada di depanku...dirimu...

engkau tetap saja...seperti anak yang baru beranjak dewasa...

sabarlah..dan sudahilah kata tanya ini di hatiku...

Sekian lama ku melangkah mendekati sang rembulan yang bersinar di angkasa...

namun..semakin ku dekati..semakin nampak buram dan redup

tanpa seberkas cahaya nan terang di hati nan penuh harapan...

kau tutup pintu hati ini dengan jawab yang tanpa kata....

Apakah ku harus menanti sekian lama...

apakah ku harus menunggu sang fajar kan terbit di siang hari..

hanya untuk sebuah kata jawab nan tak pernah tergapai...

hanya dirimulah tumpuan hatiku...yang pertama dan terakhir...

jawablah...agar daku lega karenanya....

Puisi: Tanpa Jawab

Puisi: Tanpa jawab

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 09 September 2011

Apapun alasanmu...aku tak mau tahu...

apa pun derita di hatimu...aku pun juga tak tahu...

yang ku tahu...aku amat mencintaimu....

dan tak kan pernah tergantikan oleh yang lainnya...

Seandainya...dunia ini milik kita berdua...

ku tak tahu..apakah dirimu akan tetap meninggalkan diriku...

meski ku harus berlutut dan memohon ke padamu...

agar jangan putuskan tali...kasih yang telah kita rajut bersama ini...

Ku tahu...waktu ini adalah waktu untuk mu...

waktumu untuk mengungkit semua kenangan lama bersamaku..

yang kuanggap sudah berlalu dan tak perlu dikenang lagi...

kerena..itu sudah berlalu...bagiku...

Namun..., bila kau masih juga tak bisa melupakan ini semua...

itu semua kuserahkan kepada mu...

karena dirimu...adalah dirimu...yang mempunyai hak untuk itu..

dan ...daku ...hanya bisa mengelus dada...

betapa...sempitya ruang lingkupku...

kenapa ku harus berjumpa denganmu...

di saat ku tengah berusaha mencintaimu...setulus hatiku...

Ya sudah...terserah dirimu...

aku tak mau lagi membicarakan ini semua ...

aku hanya bisa pasrah...dan pasrah saja...

semua kukembalikan kepada jati diri ini ...

apakah kau masih mencintaiku....? aku bertanya ke padamu...

dan kau pun..hanya terdiam ...tanpa jawab....

Puisi: Bintang Malam

Puisi: Bintang malam

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 09 September 2011

Bintang malam terus berpijar dengan terangnya...

kadang berkedip..kadang tenggelam dalam remangnya sang malam...

semuanya terbawa bersama sang bayu yang berhembus lirih...

terlelap dalam nyenyaknya sang purnama yang merindu...

Entah sudah berapa lama sang waktu terus melangkah...

menghilangkan penat dan lelah yang berkemas...

menari bersama sang kelelawar malam yang tersenyum manis...

berbaur dengan aroma malam yang semerbak mewangi...

Keheningan malam terus merayap dengan perlahan

menutup pori-pori sang malam yang tergesa menapak

menorehkan jemari sang kekasih hati nan menanti

dalam gelapnya malam nan tersentuh rasa....

Adakah sang kekasih hati turut melenakan hati ini...

adakah sang merpati putih turut terbang ke awan...

menjemput sang kekasih malam yang tersenyum menapak

menggapai bunga-bunga mawar nan turun dari dedaunannya....

hanya dirimulah yang tahu...betapa daku merindukanmu...seorang...

Puisi: Terketuk hati

Puisi: Terketuk hati

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 09 September 2011

Terketuk sudah pintu hati ini...saat kau ketuk di layar kacaku...

tersungging senyum indah menghias di palung hati inti...

mengisyaratkan arti makna yang tak terungkap

terurai dalam desah kata nan tak terjawab....

Keengganan hati tuk menyusul sang waktu telah kugadaikan...

telah hilang dari sepinya sang Pelangi yang berpendar

telah lenyap dari nuansa kharisma yang mengganjal

semuanya telah luruh dalam bisik lembut sang mentari pagi...

Hanya satu sentuhan di hati yang masih membekas di jiwa ini...

betapa lama sang rembulan meniti dalam langkah nan nyata...

menggurat senyum yang membias dalam sejuta kasih

tanpa kata dan tanpa sapa yang menjerat hati...

Pelangi beraneka warna telah menoleh pada sang rintik hujan...

membasahi seribu pesona pada sang rerumputan hijau

penuh dengan angan dan selayang pandang...

namun...apakah sang awan masih juga menaungi sang bumi...

itulah yang selalu kutanyakan pada anak sungai di pematang sawah...

di pinggir kali....

yang selalu menemaniku...dalam pandangan nan jauh di sana...

tanpa kata dan tanpa jawab....

sepi .....namun...penuh irama kerinduan...yang membelai...

Puisi: Malam semakin sunyi

Puisi:Malam semakin sunyi

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 08 September 2011

Malam semakin sunyi dan sepi..

tiada bintang yang bersinar lagi...

tiada bulan yang berpendar...bersamaku...lagi...

semuanya...terasa tiada lagi...

gemerisik dedaunan pun juga mulai tak terdengar lagi..

juga gesekan sang ranting pada sang dahan...terdiam kelu...

bagaikan meresapi arti kata darimu....pada diriku...

bahwa...kau tiada lagi ingin bersua denganku...

Sudah sedemikian rapuhkah diriku...

sehingga daku hanya bisa terdiam luruh...

tanpa bisa menyapa dirimu lagi...

seperti hari-hari yang kemarin begitu indahnya....

Ku mencoba berdiri dari kerapuhanku...

ku coba mengangkat kembali semangat diriku...

meski tertatih dan penuh peluh yang mengalir...

ku harus mencobanya...

demi...kemandirian diriku kembali....

Sudah saatnya daku tak cengeng lagi...

sudah semestinya...daku bisa berdiri kokoh...tanpa mu...

tanpa dirimu...yang selalu memberiku ...semangat...

tapi...apakah daku mampu...untuk saat ini...

Saat kini..yang kuinginkan...adalah...

bisa berdiri kokoh dan melangkah lagi...

menggapai semua angan dan harapanku...

meski...tanpa dirimu lagi...di sisiku...

Puisi: Malam nan sendiri

Puisi: Malam nan sendiri

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 25 Agustus 2011

Malam semakin menepi dalam peluk sang rembulan

merinding kedinginan

memeluk erat pada ranting yang berbisik lirih

mengalunkan nada getir tentang rasa rindu yang menjauh

Kerinduan malam pada sang mentari yang terbit di pagi hari

seakan hanya ada pada sang cerita khayal...

yang tak kan mengubah berlarinya sang waktu

meski harus menunggu dalam dekapnya sang alam yang ceria

Kerinduan ini tak kan pernah lepas dari rasa yang menggugah jiwa...

lama ...dan tak pernah tersampaikan...

meski harus menunggu...dan terus menunggu...

namun...penantian tetaplah penantian..yang sia-sia...

Biarlah sang malam termenung dalam kesendiriannya...

meski sang bintang terus mengitarinya....

namun kerinduan pada sang mentari pagi...tetaplah ada..

meski sang waktu tak kan pernah mempertemukannya....

Puisi: kenangan lama

Puisi: Kenangan lama

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 25 Agustus 2011

Kubiarkan anganku ...melayang terbang di atas kepala ku...

menembus awan nan putih berkilau...

merajut tali kasih yang tak pernah tergapaikan

terdiam dalam sendunya keheningan pagi nan merekah...

Ku biarkan sang pagi terdiam dalam keterpanaannya...

menatap sang mentari yang menyapa lembut padanya...

merunduk pada sang bumi yang perlahan merengkuhnya...

menepuk hati yang lama tak tersirami sejuknya kerinduan....

Entah mengapa...hati ini selalu ingin bertemu denganmu...

entah mengapa sang waktu tak juga mau mengijinkanku...

ataukah memang...belum waktunya ku bersua dengan dirimu...

kapan dan...kapan...aku tak mengerti....

Kini..dalam rapuhnya senja yang mengitariku...

ku hanya bisa duduk dan memandang sang Pelangi yang melambaiku...

memberiku kesempatan untuk yang kedua kalinya...

untuk merajut kembali kenangan lama...bersamamu....

Puisi: Lama tak bersua

Puisi: Lama tak bersua

Oleh: Andin Adyaksantoro

Jakarta, 25 Agustus 2011

aku tak tahu ....

mengapa perasaanku saat ini terus bergejolak

memikirkan dirimu yang tak pernah ketemu...

yang tak pernah menyapa lagi ...diriku...

aku juga tak tahu...

mengapa ku harus bertemu dengan dirimu...

sehingga membuatku harus seperti ini...

termenung...dan melamun...

seandainya...kau ada di depanku...

mungkin pula ku tak bisa menatapmu lama-lama..

mungkin juga...keberanianku tuk menyapamu...hilang seketika...

karena...ku tahu...kau tak kan memilihku...menjadi sahabatmu...

Biarlah...seandainya pun kau ada di sini...

ku tak tahu...

apa yang dapat kupersembahkan buatmu...

hanya senyum ku yang dapat menghadirkan hatiku...

bahwa...aku memang tertarik pada dirimu....

Jumat, 02 September 2011

Puisi : Kurentangkan tanganku

Puisi: Kurentangkan tanganku
Oleh : Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 02 September 2011

kurentangkan kedua tanganku...untuk menyambutmu...
sinar mentari ku yang ku damba selalu
cahaya hidupku yang ku impikan selalu..
datang dan datanglah...kemari....
dalam peluk hangatku...yang mendera...

Sekian lama ku pendam rasa inginku ...pada mu...
sekian waktu ku endapkan rasa sungkanku...terhadapmu...
hanya...ke padamulah...seluruh mata hatiku...ku curahkan...
dengan setulus hati dan semurni...kerinduanku...

apakah dirimu ...benar-benar sayang padaku...
apakah dirimu...benar benar...mencintaiku...
ku hanya ingin....kau jawab dengan sejujur-jujurnya...
karena ...dirimulah...harapanku ...yang utama....

tiada bintang di langit yang segemerlap dirimu...
tiada bunga mawar yang seindah dirimu...
engkaulah kasihku...idaman hatiku...
yang utama dan terutama....
tiada yang lainnya....

Engkaulah cahaya sinar mentariku yang menghangatkan hatiku...
engkaulah intan mutiara yang terpedam di hatiku...
engkau jualah...belahan jiwaku yang tersimpan di lubuk hatiku...
dan ...engkaulah segalanya...bagiku...dan jiwaku....

Janganlah...kau sia-siakan sejuta harapanku ...ini...
dan ...jangan abaikan rasa simpatiku...padamu...
tak kan ku gapai sang rembulan di atas sana...
tanpa dirimu...di sampingku...., kasih ku....

Kamis, 01 September 2011

Puisi: Kembali Bersemi

Puisi: Kembali bersemi
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 01 September 2011

Ketukan tuts komputer ku terus menari dengan riangnya
menandakan secercah hati sedang bergelora menyapanya....
mendendangkan nuansa nada cinta dalam kesenyapan jiwa...
merenda kata kata mesra dalam sejuta warna nan elok melambai....

Kisah cinta lama ..yang pernah terabaikan diri
membayang dalam seribu pesona perasaan nan tersekat
meluruh dalam peluk dingin nan membisu kata
menorehkan setangkai bunga nan indah mewangi....

Kenangan lama telah membekas dalam duri hati nan tersampirkan
kenangan tentang rasa rindu yang membahana...
tentang rasa suka yang menghias diri
tentang segala keindahan yang pernah ada di hati nan mengembang....

Senyuman yang indah merekah...
kemanjaan nan sulit diulangi...
juga ...sikap ngambek nan sering terulang...
membuat hati nan hening menjadi tersentak ...terbangun...

Kehadiranmu telah membuat kehidupan kembali tersemaikan...
putik bunga sari telah kembali beterbangan di angkasa...
mengabarkan berita pada sang awan yang termenung membisu...
tentang rasa kerinduan sang Pujangga pada bunga indah di taman hatinya...

Burung burung Pipiet kembali beterbangan dengan riangnya...
menepuk dedaunan hijau pada ranting yang menahan gejolaknya...
membuat sang mentari kembali tersenyum dengan hangatnya...
mengusap dedauan nan layu ....menjadi bergairah kembali....

Adakah sang kekasih hati kan datang di hari ini...
adakah sang pujaan kasih ...kan hadir di dalam mimpinya...
bukan mimpi...lagi....tapi...kesungguhan hati nan menggelola
hadir dalam tatapan mesra nan selalu tersungging senyum indahmu....
membuat hati nan hampa menjadi....terisi kembali....ceria lagi...
dengan sejuta pesona nan kembali bersemi...

Puisi: Tanpa Kepastian

Puisi: Tanpa Kepastian
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 01 September 2011

rintik hujan mulai turun membasahi bumi
merayap dalam tebaran sang bayu yang dingin membeku
mengusap rerumputan hijau yang sedang terlelap dalam nyenyaknya
memeluk kerinduan asa yang menggeliat mencari bayang semu

Gemerisik dedaunan saling berbisik dengan lirihnya
membuyarkan lamunan sang Bangau yang tertunduk luruh
menegakkan sang Katak dalam lompatan yang terjauh
menepi dalam kolam ikan yang menghampar keruh....

Kegamangan sikap telah meretakkan luka yang menggores perih
menembus bayang bayang seraut wajah nan ayu di pinggir sorot mata
membungkan seribu bahasa tanpa mimik sendu di wajah
mengobarkan sejuta harapan pada sang Pelangi yang berpendar....

Adakah sekeping hati yang mau menerima kehadirannya...
adakah sebongkah mutiara yang dapat meredam kepiluan hatinya...
kenapa harus selalu ada perpisahan...di hati nan terluka
jika itu bisa terhapuskan oleh sebuah kata ...cinta...yang terindah...

Tiada lagi hari tanpa waktu yang menanti kehadirannya....
tiada lagi usapan air mata yang jatuh menetes di pipinya...
semuanya hanya tinggal sebutir intan harapan .....sejuta emas
yang akan terus menanti...datangnya sang kekasih di hati indahnya...
entah itu ....esok atau lusa.....semuanya ...tanpa kepastian yang menjelma....