Jumat, 22 Juni 2012

Puisi: Ku berpikir

Puisi: Ku berpikir
Oleh: Andin Adyaksantoro
Makassar, 23 Juni 2012

 
ku berpikir, bahwa tak akan ada yang mencintai diriku
ku berpikir, bahwa tak kan ada yang simpati pada diriku
namun...ternyata, semua itu hanyalah ilusi belaka
aku dicintai dan diberi semangat oleh dirinya

ku berpikir, bahwa aku tak lagi dapat terbang tinggi
karena aku tak punya sayap yang kokoh dan kuat
namun ...ternyata dia memberiku sayap yang kuat dan kokoh
agar ku dapat terbang tinggi dan tinggi lagi...seperti angan dan asaku

ku berpikir, bahwa tak kan ada yang mau menjadi sahabatku
karena aku memang tak memiliki bakat untuk bersahabat
namun....ternyata ada yang mau menjadi sahabatku
sehingga ku dapat tertawa dan bercanda dengan dirinya

Ku berpikir, bahwa malam itu gelap dan gulita
namun ternyata, di dalam kegelapan itu kutemukan cahaya nan berkilau
yang membantuku menemukan sinar terang nan indah di tanah nan subur
sehingga ku dapat berlari kencang lagi dalam kelamnya malam

Ku berpikir, bahwa tak ada lagi burung yang bernyanyi merdu di taman hatiku
namun ternyata, banyak kutemukan nyanyian merdu yang melebihi senandung sang burung Kutilang
yang menghiburku dalam temaramnya kabut di senja nan penuh keindahan ini
sehingga ku dapat sejenak merebahkan lelah, di jemari hatiku yang terus bergelora

Ku berpikir, bahwa langit itu kan terus mendung, menyapu sang awan nan berombak
dan sang rintik hujan kan turun membasahi sang rerumputan hijau di padang nan indah
namun ternyata, sang langit kembali membiru dan cerah, tanpa setetes pun rintik hujan nan membasahi hati kecilku
sehingga ku dapat meloncat tinggi lagi, melewati pepohonan rimbun yang membukit di hamparan sanubari hati

akhirnya...

aku berpikir. bahwa aku bisa melewati jalan nan terjal dan curam ini, kalau aku mau melangkah lagi...
karena itulah, maka aku melangkah lagi tanpa rasa peduli akan hati yang terluka
tanpa peduli akan rasa lelah di hati
dan tanpa peduli akan sejuta rintangan nan menghadang....
semuanya itu, kan kulewati dengan sejuta asaku nan indah, yang menggayut di dadaku yang bergelora