Kamis, 14 April 2011

Bagaimana menjaga hubungan dengan pasangannya

Bagaimana menjaga hubungan dengan pasangannya[1]

Kalau kita ditanya seseorang tentang bagaimana hubungan anda dengan pasangan anda, saat ini, baik-baik saja bukan? Tentu jawaban kita, pastilah…, baik-baik saja. Ini lumrah dan logis, karena kita tidak ingin hubungan kita dengan pasangan kita diketahui oleh umum, meski mungkin, kita baru mengalami keretakan dalam membina hubungan dengan pasangan kita. Untuk itulah, maka artikel ini, akan membahas mengenai bagaimana menjaga hubungan yang baik dengan pasangan kita. Sebenarnya, caranya mudah dan ringan-ringan saja, kalau kita bisa menjaganya dengan baik.

Cara menjaga hubungan kita dengan pasangan kita, agar tetap berjalan dengan baik dan langgeng, dibutuhkan suatu kerjasama yang harmonis dan saling ada pengertian kita diantara keduanya. Sifat egois salah satu pasangan kita, sebaiknya harus kita mengerti dengan sebenarnya, dan bisa kita sarankan, agar dia tidak terlalu egois dengan ke-aku-annya. Diantaranya, dengan cara kata-kata yang merendah dan manis, tidak menyakitkan, namun sampai pada tujuan akhirnya, yaitu mengerti dan memahami apa yang anda maksudkan.

Kita sebenarnya memiliki sifat egois atau individu dan sifat sosial. Ini memang berasal dari diri kita sendiri, yang tidak bisa terbantahkan. Sifat egois atau ke-aku-an kita akan menjadi baik, bila kita hidup sendiri atau sedang mengerjakan tugas-tugas pekerjaan kita, secara sendiri, hal ini akan menghasilkan output yang berkualitas. Namun, bila kita hidup bersama dengan pasangan kita, kita harus menjaga ke-aku-an kita itu pada tempatnya, tidak semuanya kita pergunakan ke-aku-an kita itu di depan pasangan kita, karena hal ini akan membuat pasangan kita menjadi tersisihkan atau tak dianggap. Oleh karena itu, hargailah pasangan kita dengan sebaik-baiknya, buatlah dia bahagia dan berharga di depan anda, maupun di depan umum.

Hargailah pendapatnya, meski kadang pendapat itu bertentangan dengan pendapat anda, namun itulah yang harus kita hargai, dan temukan jalan yang terbaik sebagai solusinya, tanpa harus meremehkan pendapat pasangan anda. Misalnya saja, pasangan anda mengajak anda untuk ikut ke suatu tempat, misalnya ke supermarket atau ke mall, namun, hati anda tidak menginginkannya, karena anda sedang capek atau letih, namun demi menyenangkan pasangan anda, anda memaksakan diri untuk mengikuti kemauannya.

Ini, pada awalnya, tidaklah menjadi masalah bagi anda, namun bila ternyata hal ini terus berlangsung berkali-kali anda mengalah, maka anda akan merasa terugikan sendiri, dan ini kurang baik bagi hati dan perasaan anda, karena anda mengalah hanya untuk menyenangkan hati pasangan anda, apalagi kalau pasangan anda tidak tahu, kalau anda sebenarnya hanya mengalah dan berbuat demikian, hanya untuk menyenangkan hati pasangan anda. Apabila hal ini terus anda lakukan, maka anda akan rugi sendiri dan memendam beban yang berat, oleh karena itu, seyogyanya, anda berterus terang pada pasangan anda, bahwa anda kali ini merasa letih dan tidak bisa mengantarkan pasangan anda ke mall atau ke supermarket, misalnya. Mungkin, pasangan anda akan terkejut dengan pernyataan anda tersebut, dan bertanya, kenapa bisa begitu. Anda jangan lalu mengalah, tetapi, utarakanlah alasannya dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dimengerti, bahwa anda kali ini merasa letih dan capek, dan apabila diteruskan, maka anda akan menjadi sakit, dan kalau anda sakit, maka yang akan rugi sebenarnya bukan diri anda sendiri, melainkan pasangan anda pun merasa kan yang demikian pula.

Kalau pasangan anda, penuh pengertian dan memahami perasaan anda, maka dia pun pasti akan introspeksi diri dan memahami pernyataan anda tersebut, dan mungkin dia akan pergi sendiri atau menunda kepergiannya tersebut di lain waktu atau malah membatalkannya.

Pada intinya, buatlah pasangan anda pun mengerti tentang anda dan perasaan anda, demikian pula sebaliknya, buatlah anda mengerti dan paham dengan sifat dan ego dari pasangan anda. Dan, alangkah lebih baiknya lagi, bila anda selalu mengingat hari-hari yang bersejarah pasangan anda, misalnya hari ulang tahunnya, hari saat pertama kali anda menyatakan cinta padanya, dan seterusnya.

Berilah pasangan anda, hati anda dan kejujuran serta kesetiaan anda sepenuhnya padanya, berilah dia kepercayaan anda, bahwa anda akan selalu ada untuknya, selalu ada bila diperlukan olehnya dan selalu ada hati anda untuk hatinya yang selalu anda sayangi dan cintai.

Semoga anda selalu terbuka dan jujur serta setia pada pasangan anda, selamanya, aamiin.

Terima kasih.



[1] Andin Adyaksantoro, Jakarta, 15 April 2011