Sabtu, 03 Maret 2012

Puisi: Kegamangan jiwa

Puisi: Kegamangan jiwa
Oleh: Andin Adyaksantoro
Makassar, 03 Maret 2012

Malam semakin menepi dari pembaringan nan luruh menyepi
ku buka kembali tautan pesona yang pernah menyentuh di ujung hatiku
terasa getar di dada kembali membuncah...saat ku tatap kembali binar bola matamu nan sejuk
lembut dan penuh dengan keceriaan hati nan tak pernah padam....

Kembali ku renungkan diri ini dalam kesenyapan jiwa nan getir meradang
mengapa ku harus pergi jauh meninggalkan semua kenangan indah bersamamu...
di saat sang pungguk merindukan bulan sedang berpadu dalam getar-getar asmaranya...
akh... tak bisa ku temukan jalan yang terbaik untuk memulai dan mengakhirinya...

Memang benar, tak selamanya apa yang tersurat itu mesti harus tersirat...
dan tak selamanya sang hujan itu kan diawali dengan mendung nan suram...
selama masih ada sinar mentari pagi, sang rintik hujan kan terpekur dengan lirihnya...
tanpa lara lagi di hati nan penuh kegamangan jiwa terhadap getirnya hatimu...

Ku coba merajut kembali nada-nada indah pesona irama hatimu nan penuh ketulusan hati
namun..., semakin ku coba, semakin pudar rasa di hatiku...
entah mengapa, kuharus melepas semua keindahan yang ada di sisimu
apakah ini memang guratan takdir yang harus kujalani...aku tak mengerti...
yang ku tahu..., kini aku jauh dari dirimu ..., jauh dari kerling bola mata indahmu...

Tak apalah, selama butiran padi masih menguning di petak persawahan
selama itu pula, sang burung Pipiet kan tersenyum dengan cerianya...
ku tak peduli lagi, berapa lama ku harus menjelajahi rona di hatiku ini
asal dirimu masih tetap memegang sang bunga mawar untuk diriku..
ku tak kan pergi jauh dari dirimu...

Seandainya suatu ketika...ku kembali dapat bersua dengan dirimu..
apakah hatimu masih ada untuk diri ini...
hati yang pernah jauh dari sisimu...
jiwa yang pernah terombang-ambing di samudera nan penuh kegamangan....
lubuk jiwa yang penuh dengan kerinduan yang berpadu dengan rasa kangen di sanubariku...