Rabu, 03 Agustus 2011

Puisi: Malam semakin lelap

Puisi: Malam semakin lelap
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 03 Agustus 2011


Malam semakin lelap dalam pulasnya...
memendam kesunyian dalam hitamnya sang awan
merenda sepi yang terukir lara
menepi dalam butir-butir kerinduan yang menggema...

Sejenak sang rembulan bangun dari pulasnya...
menggapai sang bintang yang terlelap dalam keremangannya...
memancarkan cahaya nan redup dalam bayang malam nan panjang...
menggapai jemari hati nan dilanda kerinduan pada sang pujaan hati...

Kenapa hati ini terus mengusik rasa rindu padanya...
pada sang pujaan hati yang jauh di sana...
adakah dia pun...merindukan dirinya....
ataukah....sejenak melupakannya....untuk sejenak saja...?

Malam semakin larut dalam kebekuan nan tak bergeming lagi...
tanpa rasa rindu...
tanpa rasa kangen...
begitu desah angin lirih dalam hembusannya...

Keinginan untuk saling bertemu....kian terasa menyesakkan jiwa...
namun...sang malam...tak peduli lagi akan rasa rindu ini...
karena...sang rembulan malam telah menemaninya bersama sang bintang gemerlap
melambai kan tangan....bersama senyumnya...untuk sang mentari nan kan kunjung datang...

Inilah rasa rindu nan tak pernah terjamahkan...
inilah rasa peduli nan tak pernah tersentuhkan...
hanya ini sajalah rasa itu di hati...
tapi...apakah dia pun juga demikian....?
hanya sang malam lah ....yang dapat mendengar suara hatinya....