Oleh: Andin Adyaksantoro
Kandangan, 11 Agustus 2015
ku coba memahami arti kias yang engkau sentuhkan di relung jemari ku...
ku coba menyadari akan kehadiran mu di sini...
namun...kenapa tak pernah jua kurasakan detak kalbu ku...
tentang diri mu..., yang selalu tersenyum manis untuk ku....
ku coba kembali untuk memahami arti kehadiran mu di sini..
di sejuta inspirasi yang menghangatkan sang deru ombak yang membiru..
yang melepaskan berjuta pasir putih nan menjejakkan nada indah...
untuk sebuah perasaan nan begitu mempesona di antara pucuk bukit nan terjal...
semakin ku sadari..., semakin ku mengerti..
bahwa semua itu kan memerlukan sang waktu nan berpendar...
agar semua kan indah pada waktu...
bila kita semua saling menyadari akan arti dan makna nan tersimpan di kalbu...
biarlah semua kan indah pada waktunya...
pada saat sang mentari pagi kan tersenyum indah untuk ku...
dan pada saat sang rembulan malam kan tertawa ceria di hati mu..
untuk kita bersama, dalam kedamaian nan membahagiakan...selalu...
di sejuta inspirasi yang menghangatkan sang deru ombak yang membiru..
yang melepaskan berjuta pasir putih nan menjejakkan nada indah...
untuk sebuah perasaan nan begitu mempesona di antara pucuk bukit nan terjal...
semakin ku sadari..., semakin ku mengerti..
bahwa semua itu kan memerlukan sang waktu nan berpendar...
agar semua kan indah pada waktu...
bila kita semua saling menyadari akan arti dan makna nan tersimpan di kalbu...
biarlah semua kan indah pada waktunya...
pada saat sang mentari pagi kan tersenyum indah untuk ku...
dan pada saat sang rembulan malam kan tertawa ceria di hati mu..
untuk kita bersama, dalam kedamaian nan membahagiakan...selalu...
