Sabtu, 07 April 2012

Puisi: Terdiam dalam kelu

Puisi: Terdiam dalam kelu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 08 April 2012

Lama benar penantian yang ku nantikan
tanpa awal dan akhir nan berarti
semuanya serba semu dan membiru
seakan tiada hari tanpa mentari pagi nan bersemi kembali

Ku tolehkan mata angin nan membius kalbuku
ku abaikan kembali nada puitis yang mengusik jiwaku
ku tak ingin ada desir angin nan menerpa sang rembulan malam
agar ku dapat merasakan betapa dinginnya malam ini...tanpa dirimu di sisiku

Kubiarkan sejuta khayalan indah lewat di sisi hatiku nan tak bergeming
kubiarkan semuanya berlalu tanpa harus ku halangi lagi...
karena semuanya memang tiada arti yang perlu dimaknai lagi....
semuanya telah pergi dan terhentak tanpa ketukan pintu di hati ini lagi...

Ku tak ingin lagi ada nada simponi yang menggayut indah di hatiku
karena semuanya telah kau perdengarkan dengan kemerduan nan melenakanku
sehingga ku terlupa bahwa kau adalah permata hati bagi dirinya
yang membawa terbang angan dan citamu...hingga ke Pelangi nan terdiam kelu...
tanpa tanya dan jawab nan tersampaikan...