Sabtu, 21 April 2012

Puisi: Saat indah
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 21 April 2012

Saat indah bersama mu....adalah saat kau dan aku dapat bercanda ria bersama..
saat indah bersama mu...yakni ketika kau tersenyum mesra ...padaku..
saat indah bersama mu...tak kala kau memanggilku dengan sebutan...mas...
dan saat indah bersamamu..., ketika kau menjawab cintaku...dengan linangan air mata...

Ku mengerti...betapa hati ini teramat sayang ke padamu...
dan tak ada kata yang indah buatmu seorang ...ketika ku sebut dirimu...kasihku...
hanya satu di hatiku...dirimu ....dan juga jiwamu....yang menyatu dalam hatiku...semata...
dan tak ada senyum yang teramat indah di hatiku..., yakni senyum merekahmu...saat kau memandangku...

Betapa indahnya cinta yang membelenggu hati nan mendamba kata indah darimu...
kata yang tak kan pernah terlupakan dalam sejuta kata nan membaur di antara curahan tangis dan tawa...
kata yang menghilang dalam sayupnya hujan nan mengguyur resah...
kata yang terbang melayang di antara gunung nan tinggi menjulang...
semua pesona kata...terasa indah dalam curahan jiwa yang bergejolak dan meradang...
semuanya tumpah dalam riuhnya hati nan ceria menyambut kedatanganmu...di hatiku

dan tak ada yang tersisa dari senyum indahmu...untuk diriku seorang...
senyum sang bidadari nan ayu dan manis....menggapaiku.....
membawaku terbang melayang...diantara awan nan indah menyapa
dan mendaki bersama sang Pelangi nan tersenyum dengan warna warninya...
indah dan sangat indah....merajut dalam peluk rinduku...untuk dirimu...seorang...

Puisi: Bersamamu...
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 21 April 2012

Ku mengerti jikalau kini kau tak lagi mau menyapa diriku
meski ku coba untuk menyapamu dengan sejuta perasaan di hatiku
 namun...kau tetap tak peduli dan mengesampingkan diriku dari sisi hatimu nan bergejolak
tak mengapa...., ku terima saja semua ini dengan seribu gelora di hatiku
walau ku tahu..., hati tulusmu...masih mau peduli dengan diriku
namun..., sikap egomu mengalahkan semua rasa pedulimu ...pada ku...

Cobalah lihat ke atas, ke langit nan membiru..
di sana kan kau lihat cermin hatiku yang sebenarnya...
betapa ku amat mencintaimu dirimu...
melebihi diriku sendiri..
hingga ku mau berkorban untuk dirimu seorang...

Lihatlah sisi positipnya yang ada di hatiku ...kasih...
sisi yang membuat hatimu bermekaran kembali
bagai mawar di musim berbunga nan mekar mewangi...
jangan hiraukan angin nan meliuk menggoda jiwamu untuk meninggalkan diriku seorang....

Tak mudah memang melupakan getirnya jiwa nan merapuh...
dan tak segampang menerbangkan debu dalam sepakan kaki kita...
namun..itu semua hanyalah sementara saja...
karena debu kembali ke bumi...dan menggayut dengan mesranya....

Lupakanlah masa lalu kita yang pernah tergoreskan tangkai  rapuh...
rajutlah kembali impian nan indah ....bersama ku....
raih dan genggamlah erat jemari hatiku dengan sepenuh jiwamu...
demi kita berdua...., ku kan dapat bermimpi indah bersamamu kembali...

Sabtu, 07 April 2012

Puisi: Hari demi hari

Puisi: Hari demi hari
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 08 April 2012

Telah kuhitung hari demi hari ...
betapa lamanya daku menanti kedatanganmu di sini...
kedatanganmu yang kan membuatku bergelora dan berdetak kembali
yang kan membuat seisi langit dan bumi tersenyum bersamaku

Ku coba untuk merangkai kata dan merajut nada untuk hati emasmu
hati yang telah membuat daku kembali dapat terbang ke alam raya
hati yang penuh dengan pesona kata yang menggelorakan semangatku kembali
yang kini ku harus pupuk dengan sejuta nada puitis untuk dirimu seorang...

Kini ku telah dapat bernyanyi dengan merdu kembali
dan kini ...daku pun telah dapat terbang lagi bersama sejuta puisi yang mengiringiku
membelah rasa rinduku yang pernah terlupakan dalam sejenak langkah mundurku
membuat diriku melupakan nuansa pagi nan menyapaku dengan ramah

Kesantunanmu telah membuat diriku tersandarkan pada ranting nan lemah
pesona jiwamu telah mengguratkan tinta emas pada sebongkah hati nan pernah luruh
lalu kau pahatkan jiwa nan tegar .....agar ku dapat bangkit berdiri kembali
menyapa pada sang mentari pagi nan datang menyapaku
dan sang rintik hujan yang membawa sang Pelangi untuk menari bersama kembali...

Puisi: Malam nan hening

Puisi: Malam nan hening
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 08 April 2012

Bukalah pintu hatimu dimana pun engkau berada
pintu hati yang membuat diriku tak pernah terlenakan dalam nyenyaknya tidurku
yang ingin menyapamu...meski kau tutup pintu hati itu dengan sejuta gejolak di hati
ku hanya ingin mengetuk pintu hatimu nan indah mempesona...

Ku akan berlari mengejar pintu hati yang selalu kau bawa lari dalam seribu mimpiku
agar tak ada yang dapat membukanya ...kecuali diriku
ku tak ingin ada pintu-pintu lain yang menghalangi diriku untuk menjumpaimu
menjumpai pintu hati yang selalu kau tutup rapat untuk diriku seorang...

Mungkin...kau tak ingin membuka hatimu untuk ku...
tapi percayalah...ku dapat membuka pintu hatimu yang sudah tertutup erat-erat
dengan sejuta rasa percaya diriku...tentang dirimu yang ada di hatiku
yang selalu ada di setiap malam ku...dan di setiap bayang mimpiku...tentang dirimu...

Ku tak tahu...dimanakah kau simpan kunci hatimu yang mempesona diriku
sehingga daku selalu terbang tanpa arah nan pasti
melayang ke awan...tanpa imbangan nan terukur
akankah pintu hatimu kan terbuka hanya untuk ku...? entahlah....
biarlah sang malam nan penuh keheningan yang kan menjawabnya....

Puisi: Terdiam dalam kelu

Puisi: Terdiam dalam kelu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 08 April 2012

Lama benar penantian yang ku nantikan
tanpa awal dan akhir nan berarti
semuanya serba semu dan membiru
seakan tiada hari tanpa mentari pagi nan bersemi kembali

Ku tolehkan mata angin nan membius kalbuku
ku abaikan kembali nada puitis yang mengusik jiwaku
ku tak ingin ada desir angin nan menerpa sang rembulan malam
agar ku dapat merasakan betapa dinginnya malam ini...tanpa dirimu di sisiku

Kubiarkan sejuta khayalan indah lewat di sisi hatiku nan tak bergeming
kubiarkan semuanya berlalu tanpa harus ku halangi lagi...
karena semuanya memang tiada arti yang perlu dimaknai lagi....
semuanya telah pergi dan terhentak tanpa ketukan pintu di hati ini lagi...

Ku tak ingin lagi ada nada simponi yang menggayut indah di hatiku
karena semuanya telah kau perdengarkan dengan kemerduan nan melenakanku
sehingga ku terlupa bahwa kau adalah permata hati bagi dirinya
yang membawa terbang angan dan citamu...hingga ke Pelangi nan terdiam kelu...
tanpa tanya dan jawab nan tersampaikan...

Puisi: Ku tak mengerti

Puisi: Ku tak mengerti
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 08 April 2012

Aku tak mengerti dan benar benar ku tak dapat mengerti
mengapa kau tinggalkan semua angan yang pernah terjalin dalam peluk rinduku
yang kurajut dengan sejuta khayal dan seribu peluh yang menerpa kalbuku
untuk kupadukan dalam sejuta kenangan lama yang pernah kau tautkan di hatiku

Kini ku baru merasakan
betapa berartinya dirimu di sejuta pesona mimpiku
yang memberiku semangat dan bara gelora nan tak bertepi
yang kini semuanya tinggallah serumpun bunga nan tergolek layu
tanpa setetes embun pagi nan membasahi sebongkah hati nan lara

Ku coba kembali untuk bangkit dan menyapa sang Langit nan membiru
apakah dirimu masih ada di sejumput rumput dan padang ilalalang nan tumbuh bermekaran
Aku tak tahu...
yang ku tahu....kau ada di mana-mana...dalam sejuta pesona gelora jiwaku...

Kini ku harus kembali mengguratkan sebait puisi untuk dirimu
sebagai pengobat rasa rinduku nan tersandarkan pada sejuta asa nan bersemi
agar ku tak lagi terpekur lirih dalam nada kepasrahan nan membungkus
kubiarkan langkahku semakin menjauh dari sang kumbang malam
agar kau dapat kembali bersatu dalam sebongkah hati
nan menantimu dalam kesantunan nan abadi...selamanya...