Senin, 29 Agustus 2011

Puisi: Entah kenapa

Puisi: Entah kenapa
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 29 Agustus 2011

Entah kenapa...hatiku terasa bergetar....
saat kau menatapku dalam-dalam..
saat kau mendekatiku...dan tersenyum ceria pada ku...
dan....kau pun menjulurkan tanganmu...untuk berjabat tangan padaku...

Entah kenapa...setelah itu...hatiku terasa ada yang hilang...
terasa ada yang tersembunyi di balik senyum indahmu itu...
perasaan yang lama tak pernah ku dapatkan...
rasa yang ingin selalu berjumpa denganmu....

Kini...perasaan itu tak bisa kupendam lagi...
rasa yang terasa asing bagiku...
rasa yang indah dan menyejukkan jiwa...
rasa ingin selalu...dekat denganmu....

Apakah ini yang dinamakan rasa tersentuh...
rasa yang diidamkan oleh semua orang...
yang ingin memiliki sesuatu...tentang arti dan makna itu...
rasa kerinduan...untuk selalu ada di dekatmu...

Malam dan siang...silih berganti...
seperti menanti bulan dan tahun...yang lama berlalu...
menanti saat kau hadir kembali dalam bayang mimpiku...
saat ku ingin berjumpa denganmu....
walau sesaat...atau sedetik saja...
asal ku dapat menatap wajah indahmu...
dan ku ingin...kau tersenyum...untuk diriku...
itu sudah cukup berarti bagiku....
segalanya....terasa indah dalam bayang mataku...
seperti mimpi indahku ...di setiap waktu...

Puisi: Lepaskanlah...

Puisi: Lepaskanlah...
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 29 Agustus 2011

lepaskanlah semua yang tersimpan di hatimu...
lepaskanlah semua rasa gundahmu....
sandarkanlah dirimu di pundak-Nya...di bahu-Nya...
kan kau rasakan...betapa teduhnya rasa di hatimu...

Perjalanan kisah hidupmu demikian beratnya...
sehingga kau merasa terlalu letih untuk memikulnya...
namun...ternyata kau mampu untuk menahannya...
meski kau sendiri merasa....lelah karenanya...

Hidup memang beraneka ragam coraknya...
ada yang terasa manis bila dikenang...
namun...ada pula yang terasa pahit bila dibayangkan...
semua itu kembali berpulang ke pada ...diri sendiri...
mampukah kita untuk mengendalikannya....

Hidup terasa manis ...bila kita mengenangnya dengan tersenyum..
maka ....rasakanlah... itu...
dan jangan dibumbui dengan rasa pahit...
karena itu akan melukai hati mu sendiri....

Buatlah hidup itu senyaman dan seindah mungkin...
karena ....hidup itu indah dan menyejukkan...
tak ada rasa pahit di hati...
bila kita mampu mengubahnya menjadi rasa madu yang manis....

Janganlah berputus asa...
karena rasa itu akan menjauhkan dirimu ....dari cita-cita yang terindah..
yang kan kau raih dalam linangan keringat dan air mata...
karena itu...hilangkanlah rasa putus asa itu dari hidupmu..
raihlah angan dan harapanmu...dalam mimpi indahmu...
dengan meraih semua cita-cita dan rasa cinta dalam hidupmu....
dengan bekerja cerdas dan ketekunan yang mendalam..
dan jangan lupa ....selalu berdoa kepada-Nya....
mohon dikabulkan semua doa .....darimu....
hanya Dia-lah ....Yang Maha Tahu Segalanya

Minggu, 28 Agustus 2011

Puisi: Sang rembulan malam

Puisi: Sang rembulan malam
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 29 Agustus 2011

Cinta ini memang telah membuatku lupa segalanya...
rasa ini memang telah melukai hati ku...
rasa yang belum pernah ada di hatiku...
kini...rasa itu... menyelimuti dan membelenggu jiwaku...

adakah ini rasa cinta yang sebenarnya...
ataukah hanya sebatas fatarmorgana sementara saja...
yang kan hilang tertelan oleh tebaran debu sang waktu
yang tertutup oleh silaunya mata hatiku....

Perasaanku hanya lah tertuju ke padamu...
tapi...apakah ini akan membuatku ...melupakan hakikiku....
yang pendiam dan perenung....
yang hanya kan bangkit bila tersentuh oleh kelembutan yang menawan

Perasaanku...tak bisa kupungkiri lagi...
bila...daku memang tertarik pada senyum indahmu...
tapi...apakah ini ....hanya sementara sifatnya...
ataukah...untuk selamanya....

biarkanlah ....sang rembulan tersenyum pada sang bintang di malam hari...
agar ...kunang-kunang dapat bersenandung riang bersama sang serangga malam...

Puisi: Lupakanlah...

Puisi: Lupakanlah...
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 29 Agustus 2011

Biarkanlah hatimu mengagumi dirinya...
biarkanlah perasaanmu...tertarik padanya...
karena...dirimu...bukanlah untuk diriku...
Seluruh jiwa dan perasaanmu...bukanlah untuk diriku...

Walaupun ku harus ada disisimu setiap saat...
namun...bila hatimu tak tertarik pada ku...
maka...tak perlu kau pedulikan daku...
abaikanlah daku...karena...itu...ikutilah perasaan hatimu saja...

Meski pun...daku selalu ada di sampingmu...
selalu menjaga hatimu...
tapi...bila hatimu...tak tertarik pada jiwaku...
maka...lupakanlah daku....selamanya...

Hidup ini adalah pilihan...
bukan untuk dipilih...dan juga bukan untuk dipilihkan...
tetapi...untuk memilih....
dan pilihan hatimulah ...itulah yang terbaik buatmu...

Tak perlu kau sesali semua ini...
karena ini semua memang akan seperti ini...
kau dan aku bukanlah sepasang kekasih hati...
yang selamanya akan berdua bersama...

Kini...kau telah terbuka hatimu...
untuk memilih kekasih hatimu yang terindah...
yang dapat memberimu semangat hidup lagi...
yang dulu pernah hilang dalam pancaran sinar matamu...
yang indah dan mempesona hatiku....

Puisi: Tak perlu disesali

Puisi: Tak perlu disesali
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 29 Agustus 2011

Apakah daku harus menangis...
menangis dalam nada penyesalan...
menangis dalam ketukan tuts komputerku..
yang semuanya tersimpan di hati yang terdalam ini...

Penyesalan...mengapa harus berjumpa dengan dirimu...
dan tak kan pernah bertemu dalam keremangan senja...
yang tak kan bisa bersua dalam gegapnya hari nan indah...
karena...daku hanyalah bayang indahmu ...yang terlampirkan rasa

Tak mengapa...penyesalan tak berarti harus disesali...
tak mengapa ...tidak bersua dengan dirimu...
dan juga...tak mengapa mengapa....
karena...daku bukanlah pahlawan hatimu...
dan juga bukan...siapa siapa yang dapat membantumu...

Daku hanyalah sebutir perasaan yang terkulai luruh
yang tak kan mampu menampung sejuta tangis di hatimu...
yang tak kan bisa meredam semua gejolak di hatimu...
karena...ku tak bisa....menjawab semua pertanyaan di hatimu...

Biarkanlah semua ini terjadi begini saja...
tanpa perlu disesali...
dan tanpa perlu di pikirkan dalam-dalam...
karena...nanti perasaan hanya akan berubah ubah...
dan itu semua...hanyalah ilusi perasaan hati saja...
yang tak perlu untuk di jawab....

Biarkanlah...sang angin berhembus dengan sendirinya...
biarkanlah sang laut bergelora dengan gemuruhnya...
karena...memang itulah yang bisa dikerjakannya...
seperti...perasaan yang bergejolak di hati...
biarkan dan biarkanlah...tanpa perlu di tanggapi...

Puisi: Perasaan

Puisi: Perasaan
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 29 Agustus 2011

Perasaan ini..tak bisa kuajak untuk bersatu...
untuk berusaha melupakan dirimu...
karena ku tahu...
ku tak kan mungkin....mendapatkan dirimu...

Walau pun...daku berusaha untuk itu...
namun...itu tak kan mungkin terjadi...
karena...daku bukanlah pilihan hatimu...
meski ku harus berusaha menutupi semua itu di hatiku...

Dalam bayang pesonaku...
kaulah bidadariku yang terindah...
bidadari yang selalu ada di hatiku..
bidadari yang tak kan dapat kuraih dan kusimpan di hatiku...

Wajah dan senyum indahmu...
ketegasanmu...
kemanjaanmu...
dan sejuta pesonamu...tak kan bisa kumiliki...meski hanya seulas namamu...

Dirimu terlalu sulit untuk kudapatkan...
dan ...daku merasa tak mampu untuk membahagiakanmu...
walau ku tahu....aku memang tak kan bisa...
jadi...hanya bayang indahmu....saja...yang kan kumiliki...selamanya...
dalam mimpi dan sejuta semangatku...terhadap hidup ini....

Puisi: Anganku

Puisi: Anganku
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 29 Agustus 2011

Anganku terus melambung ke seluruh ruangan ini
berputar-putar tak menentu...
kadang berhenti di tikungan...
kadang berlari di pusaran hati...

Inilah yang dinamakan kegelisahan hati
gelisah karena tak menemukan jawab darimu...
gelisah karena tak mendapatkan makna dari semua ini...
yang selalu terdiam...dalam sepi dan sunyi...

Ku hanya bisa terpana dan terdiam diri...
tak bisa menjawab apa yang ada di hatiku sendiri...
dan tak bisa melakukan apa pun...tentang diriku...
yang ku bisa...hanyalah menulis dan menulis....

Mungkin...daku bukanlah seorang orator yang ulung...
mungkin bukan pula seorang yang pandai bercerita...
namun....itu semua kunikmati saja...
bagai...air yang mengalir...dengan derasnya...
tanpa halangan dan rintangan yang berarti...

Ku bersyukur....pada-Nya....
bahwa aku bisa menulis dan bercerita di sini...
dan bisa menjawab semua perasaan hatiku...
yang hanya kuperuntukan buatmu ...seorang...
meski ...ku tak tahu...apakah dirimu pun...memperhatikan diriku...
yang ku tahu...
aku tidak tahu....tentang perhatianmu...padaku...
sejauh itu..., aku selalu memandangmu...meski jauh di sana...
dalam bayang indah...yang tak kan pernah saling tergapaikan....

Puisi: Ku baik-baik saja

Puisi: Ku baik-baik saja
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 29 Agustus 2011

Ku tak mengerti...
kenapa ...dirimu selalu menjauh dari ku...
selalu berpaling dari sisiku...
selalu tak ingin bersua dengan diriku...

Apakah memang ...hatimu telah beralih...
apakah ...perasaan ini yang bermain-main...
ataukah...memang...ini hanya perasaan khawatirku saja...
semoga...semuanya akan berbaik hati kembali....

Perasaan ini memang selalu bergelombang...
mengikuti pusaran air hati yang selalu berubah...
kadang berada di atas....
kadang berputar...tak menentu...

Kehidupan ini...berwarna warni...
tergantung dari pesona hati yang berkilau
apakah ...berbentuk berlian
atau kah berbentuk...tembaga...
semuanya ada di hati nan berpendar....
tinggal bagaimana...daku menyikapinya...

Demikian juga dengan dirimu...
apakah memang ada sesuatu gejolak di hatimu...
yang tak bisa kau ungkap ke padaku...
hingga kau kini berubah...berbalik arah tentang diriku..
semoga...ini hanyalah perasaan diriku yang ...melelahkan...

Usai sudah cerita ini ...di diriku...
ku tak ingin membahasnya lagi...
ku tak ingin mengorbitkannya lagi..
biarlah...sang waktu yang kan menjawabnya...
apakah kau memang hanya sejenak begini...
ataukah...untuk selamanya...
daku pun...tak bisa menjawabnya....
kupasrahkan semuanya pada dirimu....
daku tetap baik-baik saja....tentang dirimu...

Puisi: Selamat ulang tahun, kasih

Puisi: Selamat ulang tahun, kasih
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 29 Agustus 2011

Selamat ulang tahun, kasih...
kasihku....
cintaku...
idaman hatiku...
dan dambaan pesonaku....

Selamat ulang tahun, sayang ku...
hanya dirimulah ..., kekasih hatiku..
yang tak kan pernah pudar oleh sinarnya sang waktu...
yang tak kan pernah lekang oleh derasnya gerimis sang hujan...

Selamat ulang tahun, tambatan hatiku...
jiwaku...
dan seluruh perasaan hatiku...
hanya ku persembahkan ...untukmu...
karena ....dirimulah ....
gelora semangatku...
darah jantungku...
dan sejuta bayang indahku....

Selamat ulang tahun...., separuh jiwaku...
semoga dirimu..., selalu dalam lindungan-Nya...
selalu sehat ...dan...ceria .....secerah sinar mentari di pagi nan menghangatkan ....
selalu banyak rejeki....
dan selalu....bersemangat...optimis...
karena...ku tahu...kau adalah pelita hatiku....
yang tak kan pernah padam...
walau sang bayu berusaha menepismu....

Selamat ulang tahun, sejuta pesonaku...
tegarlah selalu...
mandirilah selalu...
tanpamu...
daku tak berarti...apa apa....
seperti seekor ikan tanpa air...
seperti desah nafasku ...tanpa udara....
hampa...dan tandus...
bagai rerumputan yang mengharapkan sang embun di pagi nan ceria...

Daku ingin...kita...selalu bersama...
dalam suka dan duka...
kita selalu ada....selamanya...
hingga sang waktu melepaskan kita....terbang tinggi...
dalam kebahagiaan nan abadi.....di sana....

Puisi: Pagi nan indah

Puisi: Pagi nan indah
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 29 Agustus 2011

Pagi nan indah merekah
menebarkan wangi bunga nan mewangi...
menebarkan kesejukan di hati nan memandang
meresap dalam bayang kerendahan hati nan tersentuh

Pagi nan indah mempesona
bunga dan ranting saling berpelukan
merasakan hangatnya keterpautan hati
dalam suka dan duka bersama...selalu...

Dedauan menghijau ....menghalau suasana galau
merukunkan dua hati yang saling bergejolak
'tuk saling memafkan dan saling memandang
dalam ketertarikan hati yang saling berpadu

Nuansa alam ikut bernyanyi bersama
menari bersama...
berdendang bersama....
dan saling tersenyum....
'tuk selalu seia sekata....sehati bersama..
demi kebersamaan...yang ada di hati selalu....

Aku cinta pada mu..., kasih...
aku akan selalu di sampingmu....
walau kita saling berjauhan...
namun..., hati ini....selalu ada pesonamu...
pesona yang tak kan pernah pupus dari sanubari ku...
cintaku...hanya untukmu..., selalu...

Puisi: Keinginan

Puisi: Keinginan
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 28 Agustus 2011

Keinginan yang bergejolak di hatiku...punah sudah...
kemauan yang selalu ada...untuk mu...., luluh sudah...
tiada sisa lagi....
tinggal kebekuan yang menyelimuti sanubariku....

Keheningan yang selalu menemaniku...makin merunduk luruh...
kesunyian yang selalu menyayangiku...., makin akrab menerpaku...
membuat diriku makin menikmatinya...
membuat daku makin menyukainya....

Kebekuan yang menyatu dalam keheningan makin berpadu...
merengkuh segala harapan yang terhampar di sudut mata ku...
menyatu dalam kehampaan yang menebar...
mengumandang dalam nada-nada puitis nan beragam....

Ibarat air yang bening mengalir di sungai nan jernih...
ku dapat melihat dalamnya batu yang berserak di dalamnya....
ku dapat menatap sang ikan yang berenang dengan eloknya...
merayu pada sang keong yang merayap dengan anggunnya....

Ku berhenti dari lamunan nan membujur menerpa
mendongkak ke atas...ke langit nan biru merekah
adakah sang kekasih sedang menatap diriku...
ataukah...sang Pelangi yang tersenyum pada sang alam ini...

Ku berhenti dari persimpangan jalan nan berkelok
menatap lembut pada sang poh0n pinus nan berdiri kokoh...
melambai pada sang ranting yang bergesek merapat
melantunkan nada bisik pada sang bayu nan melewatinya....

Dalam dendang sang Pinus nan bergema membahana
ku lantunkan nada nada puitis dalam gejolak jiwa nan resah...
merayu pada sang Pelangi yang tersenyum ceria...
melambai pada sang Mentari yang juga ikut tersenyum ceria....
Betapa indah...alam puitisnya ...di sini....

Puisi: Satu kata

Puisi: Satu kata
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 28 Agustus 2011

Apakah yang harus ku perbuat untuk menjelaskan semua ini...
mengap kau harus percaya pada orang lain...
bukan pada diriku....
bukan pada kekasih hatimu....

Biarkanlah hati ini berbicara dengan seluruh jiwa yang menghimpunnya...
biarkanlah bibir ini menerangkan dengan segenap kemampuannya...
agar dirimu...mau dan mau mendengarkanku...
agar dirimu...tak tersulut gejolak api nan tak bersayap...

Dengarkanlah..., kasih...
bahwa...dia bukanlah kekasih hatiku...
juga bukan siapa siapa di hatiku...
karena....dia adalah teman baikku semata...

Dengarkanlah..., kasih...
mengapa kau harus mendengarkan sejuta arah angin nan berkelak kelok...
mengapa tidak kau tanyakan pada hati kecilmu sendiri...
siapakah yang patut kau percayai ..di hatimu...
diriku....atau angin nan berubah arah nan waktu...

Tenang dan pendamkan sejuta alasan untuk membantahku...
lihatlah daku....dan tataplah dengan sejuta panca inderamu....
adakah daku ....mendua dengan dirimu...
adakah daku...ingin berpisah darimu...
tak ada ...dan tak ada.....
yang ada..., hanyalah satu kata untukmu....
daku hanya cinta padamu....

Puisi: Jangan pisahkan diri ini

Puisi : Jangan pisahkan diri ini
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 28 Agustus 2011

Perpisahan ini terasa menyayat hati...
menggores luka nan dalam...
menyisakan kenangan nan tak indah...
membuat hatiku makin gelisah....

Ku tak tahu....
kenapa ini harus terjadi pada diriku...
kenapa kau harus memisahkan diri...
dari jiwaku...nan selalu merindumu...

Apakah keputusan mu ...ini dari lubuk hatimu yang terdalam...
ataukah...karena luapan emosimu nan bergejolak...
tenanglah...sabarlah....
jangan kedepankan kata pisah...dari ku...di hatimu...

Lupakanlah daku dengan segala yang ada di diriku...
jangan...kau salahkan semuanya....pada diriku...
kalau memang...daku salah....beritahukanlah ...padaku...
jangan...kau patahkan semangatku...tentang kasihku...pada mu...

Berilah daku waktu untuk memahami makna arti kata pisah darimu...
jangan beri daku ...waktu yang sekejap saja...
untuk memutuskan sikapku ...padamu....
karena...daku...tak ingin berpisah...darimu....

Berilah daku kesempatan lagi...
kesempatan kedua atau ke tiga ...atau ke sepuluh...
untuk selalu mencintaimu....
meski ku tak tahu...apakah ini berhasil memadamkan gejolak di hatimu...

Jangan...dan janganlah...tinggalkan daku...
karena dikaulah...kekasih hatiku ....
yang utama dan pertama...
dan tak ada lagi yang lainnya......

Kau harus percaya padaku...
cintaku hanyalah untuk dirimu....
hanya dirimu....
percayalah padaku...., kasih....

Jangan pisahkan daku....darimu....

Puisi: Melupakan sejenak

Puisi: Melupakan sejenak
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 28 Agustus 2011

Marilah ...jiwaku....kita menari bersama...
melupakan masa pahit bersama...
melupakan kenangan kusam yang menepis rasa
melupakan sejenak kenangan lama nan menggores lara....

Marilah sukmaku...kita berdansa bersama...
bersama kita...saling mengisi hari-hari indah ...
yang lama tak kita nikmati....
kini..saatnya...kita berdansa bersama...

Kesendirian dan kesunyian telah merajut dalam roda langkahku...
menorehkan lukisan yang beraneka model...
menuliskan seribu kata puisi nan indah bercorak
membuat sang Pelangi tersenyum dalam seribu warna eloknya...

kunikmati kesendirian dan kesunyian ini dalam sejuta pesona...
dengan sejuta tulisan dalam ketukan tuts komputer
menghasilkan sejuta makna nan berarti ....
dalam roda pedatiku ....yang penuh dengan muatan puitis....

Ku langkahkan jemari hatiku...dalam sejuta harapanku...
agar ku dapat menorehkan kata indah dalam sebongkah mutiara tulisanku...
meski tanpa kata terucap di bibirku....
ku dapat mengisi hari-hariku .....dengan sejuta karya hatiku...

Mungkin..bila senja telah mulai menampak di lembayung hidupku...
aku tetap akan berhias diri dengan tuts komputerku...
agar ku dapat menorehkan sejuta kata hatiku...di ujung tanya...
yang tak dapat ku jawab sendiri....
walau sang pemimpi makin beranjak senja....di ujung singgasananya....

Puisi: Tertutup sudah

Puisi: Tertutup sudah
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 28 Agustus 2011

Tertutup sudah pintu indahnya hatimu...
untuk meraih hati cantikmu...
untuk menggapai sejuta harapan ku...
meraih sebongkah mutiara hatimu..yang terindah...

Tertutup sudah harapan ku....
untuk mendampingimu...
untuk memeluk rasa rinduku...
yang lama tersimpan erat di relung kalbuku...

Ku sudah berusaha dengan sekuat jiwaku...
ku sudah mencoba untuk mengorbankan segalanya...untuk mu...
namun...pintu hatimu..telah terkunci rapat-rapat...
dan...aku tak bisa membukanya....
walau dengan segudang kunci rasa cintaku...pada mu....

Mungkin...daku bukanlah pilihan hatimu...
mungkin...pula...daku bukanlah ..harapanmu..yang utama...
yang dapat membuatmu...bahagia....
yang dapat membuatmu....senang bersamaku....

Kehidupan memang mengandung seribu misteri...
yang kuharapkan mendapatkan rasa cintamu...
ternyata....ku hanya menggapai angin nan berlalu dengan lembutnya...
berpisah...tanpa rasa pernah bertemu....

Mengapakah...rasa ini harus terbalut luka...
mengapakah rasa ini tak selalu berjalan sesuai keinginan...
rasa yang ingin meraih dirimu...dengan sejuta angan...
tapi...ternyata...angan tak selalu harus berbanding lurus....dengan harapan....
Inilah misteri kehidupan...yang tak selalu seia sekata....

Puisi: Malam nan panjang

Puisi: Malam nan panjang
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 28 Agustus 2011


Malam ini ...ku tak bisa menghadiri ulang tahunmu...
ku juga tak bisa memberimu...hadiah kesayanganmu...
namun...ku berharap...kau tak kan melupakan diriku...
yang pernah ada...saat kau memerlukan diriku...

malam ini...malam yang terasa panjang bagiku...
karena ku tak bisa memberimu...yang terbaik...
yang menjadi angan dan harapanmu...
tentang keinganmu....terhadap ku....

malam ini....dengan sejuta alasan...ku tak bisa menemanimu...
meski ku tahu..kau mengharapkan kedatanganku...
tapi...ku tahu...ini akan membuatmu...makin tak bisa melupakanku...
karena ....ku tak bisa...hidup dalam dunia mimpi yang menina bobokan ku...

Ku ingin terbang tinggi...
bukan terbang yang rendah dan menepi...
ku punya impian yang jauh lebih tinggi lagi...
yang tak bisa kau samakan dengan impianmu....

Ku ingin meraih cita dan harapanku...
bukan hanya sekedar bercerita dan membual....
ku hanya ingin...kau mengerti...
bahwa kita berbeda cara pandang....hanya itu...saja...
namun...kita satu dalam tujuan...meraih harapan nan tinggi di angkasa....
yang semuanya...kan teraih...dengan sejuta kerja cerdas dan ketekunan....
pantang menyerah...dan tahan banting.....
bukan dengan sepantun kata cinta....
atau segudang harapan nan rumit....
tetapi....bukti yang nyata.....
bahwa....kau dan aku...bisa meraihnya....

Puisi: Bintang di langit

Puisi: Bintang di langit
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 28 Agustus 2011


Ku tak mengerti....
mengapa hati ini selalu menyimpan kenangan lama itu...
mengapa kau selalu ada di bayang perjalananku...
yang tak pernah ada dalam buku album hidupku....

Ku tak ingin ...kehampaan hati ini...menyelimuti hati ku...
ku juga tak ingin...hamparan kalbu ini menutup anganku...
meski ku tak tahu...kenapa hati ini selalu tertuju pada mu...
terbayang semua ...kenangan indah ..bersama mu....

Bayang manjamu...
bayang marahmu...
dan bayang senyum mu...
semuanya...masih menghiasi rerumputan hijau di hatiku...

Saat kau tatap diriku ...dalam dalam...
saat kau sapa diriku....dan tersenyum ...pada ku...
ku tak bisa melupakanmu....ku tak bisa...
walau ku harus menutup semua pandangan mataku....
ku tak bisa menghilangkan...sejuta wajahmu...di hatiku...

Saat mentari datang menghampiriku...
ku juga tak bisa terhanyut melupakanmu...
dan saat...sang bintang mengajakku menari...
ku juga tak bisa ....merengkuh tangannya....

yang ku angankan...
hanyalah dirimu...seorang....
meski sejuta bintang mengajakku..untuk terbang bersama...
tapi...ku tak bisa terbang...tanpa dirimu...di sampingku....

Hanya dirimulah....bintang di langitku...
bintang yang dapat membuatku terbang tinggi ..
tinggi sekali...
melebihi...bintang yang mengajaku...terbang tinggi...

Puisi: Pahatan hati

Puisi: Pahatan hati
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 28 Agustus 2011

Seraut wajah manis dan ayu...telah merebut hatiku...
telah merampas kemerdekaannku....
telah membelengguku...dalam senyum indahmu...
yang tak bisa ku lupakan...selamanya....

Seribu kata deraimu...telah membungkam hatiku...
kerlip mata indahmu...telah mengunci hatiku...
'tuk tak menoleh pada bunga mawar lainnya...
yang selalu menyentuhkan durinya...pada hatiku...

Ku hanya bisa terpana saat kau berhadapan denganku...
saat kau menceritakan kisahmu...
saat kau tersenyum manis...pada ku...
membuat daku tak ingin jauh dari mu...

Sejuta luksan indah telah ku lupakan dari sandaran hatiku...
sejuta makna kata indahmu...telah melupakan daya khayalku...
imajinasiku...telah terpahat dalam sebutir jarum nan indah...
yang membuatku...makin merindukan akan dirimu....

Adakah ...kini kau ada di anganku.....
adakah kini...kau hadir di alam mimpiku....
mengapa...hati ku...kini teringat akan dirimu....
nan...pernah ada di pahatan batu hatiku...yang tersentuh...rasa...olehmu...

Puisi: Ku tahu kini

Puisi: Ku tahu kini
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 28 Agustus 2011

Ku tahu kini....
waktu telah mengubah semuanya...
juga telah mengubah pendirianmu...tentang ku...
tentang segala yang pernah kita bicarakan bersama...

Ku tahu kini...
rasa itu telah hilang dari dirimu...
telah lenyap dari seluruh batinmu...
tentang mimpi mimpi yang pernah kita angankan bersama...

Hanya ada satu yang ku tak tahu...
apakah mimpi itu ...pernah ada di anganmu...
pernah ada di hatimu...yang indah dan mempesona...
yang pernah membuatku terlena...karenanya....

Ku tahu kini...
bahwa aku tak tahu...
bahwa aku tak bisa memiliki dirimu...
tak bisa...dan tak bisa....selamanya....

Ku tahu....kini...
hati ini telah pudar karenanya...
hati indah mu pun juga...telah rapuh karenanya....
dan kita sama-sama...telah saling melupakan....
meski...jauh di sana....di hati terdalamku...
ku tak bisa melupakanmu.....selamanya....

Puisi: Kesempatan Kedua

Puisi: Kesempatan Kedua
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 28 Agustus 2011

Kesempatan itu telah hilang kini...
kesempatan untuk meraih hatimu...dulu...
kesempatan untuk memiliki dirimu....
yang dulu kusimpan erat-erat di hatiku yang terdalam...

Kini...kau telah melupakan masa lalumu...
melupakan masa indah yang pernah ada....
bersama diri ini...dan juga ...dengan hati indahmu...
yang pernah bersemayam di ujung nama indahmu...

Adakah kesempatan kedua ....bagiku...
untuk meraih rasa di hatimu...
untuk merajut kembali masa indah bersama...
adakah...dan masih adakah.....

Kini...ku tak tahu lagi...
harus memulai dari mana awalnya...
apakah aku harus meraih kesempatan ini ...
atau ....malah melupakan ...'tuk selamanya...

Kesempatan kedua....
adakah itu untuk diri ini...
adakah dirimu ...juga ..mau menerimanya...
ataukah...kesempatan ini..untuk yang terakhir kali....

Kesempatan kedua...mungkin tiada seidah dulu lagi...
saat kesempatan pertama kau bukakan untuk hati ini...
namun....waktu itu...ku tak tahu...adanya kesempatan itu...
yang kutahu....kesempatan itu selalu ada untuk ku...
meski akhirnya ku tahu...itu bukanlah ...untuk diri ini...

Kesempatan kedua....
masih adakah....di hatimu...
ataukah...
tiada lagi....
hanya sang waktu yang kan bertanya lagi....

Puisi: Tiada arti lagi

Puisi: Tiada arti lagi
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 28 Agustus 2011

Adakah artiku ...bagi dirimu...
adakah hadirku...penuh makna bagimu...
adakah daku di sampingmu....sejuta harapan bagimu....
hanya dirimu lah yang tahu...tentang diriku....

Harapanku makin tenggelam dalam sejuta makna...
yang tak terjawab dalam seribu alasan...
tentang arti senyummu...bagi diriku...
tentang gerak matamu nan indah...untuk diriku...

Kusimpan erat ...rajutan rasa ini dalam kalbuku...
meski ku tak tahu....akan makna semua ini ...pada ku...
adakah kau memilih diriku...
ataukah...hanya sekedar ...basa basi....semata...

Yang ku tahu...
hadirku...kan membuatmu...melambung...
hadirku ...kan membuatmu..makin mengingatku...
namun....adakah itu semua...di hatimu...
hanya ...engkaulah...yang tahu...

Selain itu...aku benar benar tak tahu...
dan juga...tak kumengerti...

sang waktu makin melupakan diriku...
juga ...dirimu....
yang makin menjauh dari kelembutanmu...
yang pernah ada...di ujung mataku...
yang kini...tak pernah ku dapati lagi...
seperti...saat daku ...bertemu denganmu...pertama kali...

Kini....waktu terus berusaha melupakan diriku...
diri yang pernah ada di sapa mu...
diri yang pernah ada di senyum indahmu...
dan...kini...semuanya telah tiada....tanpa desah lagi...

Puisi: Arti makna

Puisi: Arti makna
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 28 Agustus 2011


Perjalanan hidup kian terasa semakin menepi
menggeser waktu yang terus menyusut
meluangkan sejenak nafas nan makin perlahan
mengurai desah nan tertahan penuh makna...

waktu terus berlalu dengan lapangnya...
menguak misteri yang makin terpampang
menampakkan seraut wajah nan ayu
tersenyum penuh makna nan berarti...

seulas senyum indah menghias di bibir nan memerah...
mendesah dalam sepinya sang waktu
mengukir indahnya bibir indah nan cantik
memoles mata nan sejuk meredup....manis...

Kehangatan makin melepaskan rasa dingin
membuka pori nan basah penuh liku
menggapai angan nan tinggi melambung
memuncak dalam sentuhan penuh pesona...

Indahnya dirimu....
membuat sang mentari tersenyum ceria pada mu...
mendekap sang rembulan nan terpana dalam rindunya
menemani sang bintang gemerlap nan tersipu ...penuh arti...

Inikah arti kerinduan yang makin menyeruak dalam sukma
menggoyahkan nada-nada sumbang nan penuh damba
mengharap akan arti kerinduan nan sejati
yang hilang tertelan desah lembut sang merpati putih....
yang terbang mengepakkan sayap nan indah...
'tuk mencari sang kekasih hati....yang terbang entah kemana....

Kamis, 04 Agustus 2011

Puisi: Embun Pagi

Puisi: Embun Pagi
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 05 Agustus 2011

tak mengapa kau berlalu dari diriku...
tak mengapa sang awan terus memayungi sang alam...
karena memang...kau bukan untuk sang mentari pagi...
namun...untuk sang rembulan yang ada di atas sana....

Kehidupan ini akan terus merangkak perlahan
berjalan apa adanya...
tanpa pernah terputus sedetik pun...
karena itu...nikmatilah hidup ini...
dengan sejuta karya yang indah dan mempesona...

Rembulan senja telah menampakkan rasa rindunya...
pada sang Pelangi yang tersenyum beraneka warna
namun...tak mudah untuk saling bertemu...
karena sang alam telah memisahkan mereka
untuk saling merindu pada waktu yang berbeda....

Mentari pagi telah terbangun dari mimpi indahnya...
menampakkan diri pada sang rerumputan indah yang tergetar
memulas embun pagi agar tak lagi terdiam diri dalam pesona hampa
merekah dan mematut jati diri nan anggun dan mempesona
agar kembali meraih mimpi yang tergolek di sandaran kalbunya...

Rabu, 03 Agustus 2011

Puisi: kasih ku

Puisi: Kasih ku
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 03 Agustus 2011


Kasih...
kenapa daku selalu ingin bersamamu...
apakah ini yang dinamakan rasa sayang ...ke pada mu...
ataukah ...rasa cinta...dari lubuk hati yang terdalam ...

kasih...
bila kau jauh dariku....
terasa ada yang hilang di diriku...
terasa tak ada gairah lagi bagi semangatku...

kasih...
bilakah kita dapat bersua kembali...
bilakah kita dapat bertemu lagi...
seperti ...saat saat kita berdua duduk di sini...

kasih...
mungkin...kau menganggap daku terlalu berlebihan...
mungkin pula...kau anggap diriku...tak mandiri...
bukan...bukan itu yang ku maksud...
ukuran mandiri bukan diukur dari ada tidaknya dirimu...di sampingku...
namun...dari semangatku ...yang kian luntur...tanpa dirimu...di sisiku...

kasih...
datanglah kemari...di sampingku...
atau kah...aku yang kan datang ke tempatmu...
namun....ternyata...itu tak mudah bagiku...
karena....ku harus menembus hati nan kokoh yang bersandar di dirimu...
yang sulit ku ajak untuk berdamai ...dengan hatiku....
mungkin esok atau lusa...ku berharap...
hatimu...kan damai dengan sejuta harapanku....
ku ingin...kau menjadi kekasih hatiku....
selamanya....

Puisi: Bulan Ramadhan

Puisi: Bulan Ramadhan
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 03 Agustus 2011

Malam terus merangkak perlahan....
menapak dari tangga detik ke tangga menit berikutnya...
melepas rasa lelah dan letih dari udara yang dingin dan berembun
mendekati sang mentari yang ingin segera menggantikannya....

Suara orang berdzikir terus mendayu dayu...
memecah kesunyian malam nan penuh keindahan
memecah rasa sunyi di hati nan tak bergema...
merunduk dan berseru menyebut nama-Mu Yang Maha Agung

Bulan Ramadhan..., bulan yang penuh hikmah...
bulan yang penuh dengan pengampunan dari-Mu
penuh dengan amal sholeh nan berjuta juta nilainya...
penuh dengan rasa syukur pada pencipta-Nya Yang Maha Sempurna

Bulan Ramadhan...., bulan nan penuh segala pujian pada-Mu...
Pujian pada Sang Pencipta Langit dan Bumi serta seisinya....
Yang Maha Tahu tentang semua perbuatan mahluk ciptaan-Nya...
baik yang terlihat maupun yang tak nampak...
semua bersujud kepada-Nya...

Bulan Ramadhan..., bulan yang penuh dengan kesucian...
bulan yang penuh dengan segala keindahan hati...
penuh dengan rasa suka cita....
dan...bulan yang penuh dengan amal ibadah nan terindah....

Puisi: Tak ada lagi

Puisi: Tak ada lagi
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 03 Agustus 2011

Rasa cinta itu ada di diriku...
rasa rindu itu ada di hatiku...
dan rasa keindahan itu...juga ada di sukmaku...
semua itu ada ...saat kau ada di sampingku...

Adakah rasa itu juga...di hatimu...
adakah rasa indah...tentangku...di dirimu...?
ku tak tahu....
benar-benar tak tahu....

Kau selalu tersenyum...saat di sampingku...
namun...apakah...hatimu...memang untuk diriku...?
ataukah...untuk yang lainnya....
yang juga mendamba rasa cinta ...darimu...?

Aku benar benar tak mengerti akan semua ini..
meski ku tahu...kau kadang menjauh dari ku...
namun...itu kuanggap sebagai hal yang biasa saja...
sampai ku tahu...kau tak lagi ....mendambaku....

Terasa kering rasa di hati ini...
saat ku tahu...kau mendua dari ku...
saat ku tahu...kau ....menghilang dari nada indahku...
benar benar hilang ...dan tak kan pernah kembali lagi....

Akankah daku menangisi semua ini...
akankah daku meratapi semua kejadian ini...
ku tak tahu....
yang ku tahu...kau tak pernah lagi menyapa diriku....

Puisi: Pujaan hati

Puisi: Pujaan hati
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 03 Agustus 2011


Pujaan hati ku...
dimanakah kini kau berada...
adakah kau di hati nan merindumu kini...
ataukah...kau telah jauh dari hati yang mendambamu.....?

Angin malam telah berlalu dari sepoinya hembusanmu...
namun...desir senyummu...tak kan pernah terlupakan ..
meski ku harus berlari dalam peluhnya hati...
namun...itu tak membuat diriku...melupakanmu...

Sang bintang malam telah mengajakku terbang kemari...
bersama bayang indah pesona di hatiku....tentang mu...
namun....kau tak jua bergeming dari pendirian teguhmu...
untuk selalu menjauh dari ku....menjauh....
dan ...akhirnya...menghilang dari kerling mataku...

Telah kuukir sekuntum bunga indah ...untuk mu...
untuk rasa bahagia ku...memandangmu....
meski ku tahu...kau sudah tak peduli lagi..padaku...
namun....di hatiku....dirimu adalah pujaan hatiku...

Biarlah...kenangan lama itu berlalu...
tetapi...kenangan itu menurutku...yang terindah bagiku...
karena...tanpamu...daku merasa tak ada lagi air di gurun tandus ini...
terasa kering dan ...ku inginkan air dari senyum indahmu...
sebagai pengobat rasa dahagaku...nan lama tak tersentuhkan....

Puisi: Malam semakin lelap

Puisi: Malam semakin lelap
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 03 Agustus 2011


Malam semakin lelap dalam pulasnya...
memendam kesunyian dalam hitamnya sang awan
merenda sepi yang terukir lara
menepi dalam butir-butir kerinduan yang menggema...

Sejenak sang rembulan bangun dari pulasnya...
menggapai sang bintang yang terlelap dalam keremangannya...
memancarkan cahaya nan redup dalam bayang malam nan panjang...
menggapai jemari hati nan dilanda kerinduan pada sang pujaan hati...

Kenapa hati ini terus mengusik rasa rindu padanya...
pada sang pujaan hati yang jauh di sana...
adakah dia pun...merindukan dirinya....
ataukah....sejenak melupakannya....untuk sejenak saja...?

Malam semakin larut dalam kebekuan nan tak bergeming lagi...
tanpa rasa rindu...
tanpa rasa kangen...
begitu desah angin lirih dalam hembusannya...

Keinginan untuk saling bertemu....kian terasa menyesakkan jiwa...
namun...sang malam...tak peduli lagi akan rasa rindu ini...
karena...sang rembulan malam telah menemaninya bersama sang bintang gemerlap
melambai kan tangan....bersama senyumnya...untuk sang mentari nan kan kunjung datang...

Inilah rasa rindu nan tak pernah terjamahkan...
inilah rasa peduli nan tak pernah tersentuhkan...
hanya ini sajalah rasa itu di hati...
tapi...apakah dia pun juga demikian....?
hanya sang malam lah ....yang dapat mendengar suara hatinya....