Selasa, 28 Juni 2011

Puisi: Kuikuti langkahku

Puisi: Kuikuti langkahku
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 28 Juni 2011

Kuikuti langkah hatiku yang tertuju ke padamu....
ku ikuti bisik kalbuku untuk selalu memandangmu...
meski ku tahu...itu tak kan mungkin teraih...
namun...anganku terus melambung...meraih bayang indahmu...

Biarlah sang hati ini berkata pada dirinya sendiri
biarlah kerinduan ini kan menjelma mimpi yang terindah...
walau ku tahu...itu tak kan dapat menutup anganku...
yang tertoreh dalam kabut sutra sang Pelangi yang tersentuh

Pagi nan indah telah membuka kan perasaan hati nan baru
membuka lembaran baru pada sang Pujangga hati
yang ada di seberang mimpi malam...
yang kan tersenyum dalam pembaringan hati
yang menanti dalam kelemubutan hati nan merajuk.....

Dedauan hijau telah merenggangkan kerinduan hatinya
pada sang pepohonan nan rindang memeluk....
menumpahkan segala bisik rindunya yang membuncah
agar tak kan terlepaskan dalam peluk nan erat melembut.....

Puisi: Berlalu

Puisi: Berlalu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 28 Juni 2011

Mengapa sang waktu terus berlalu dengan cepat...
mengapa hati ini meradang dalam raga
mengapa tiada awan nan terjangkau
adakah sang burung Pipit berbisik dalam kebisuan

Inikah getar-getar hati nan tak pandai berpantun...
yang berpacu dalam sejuta waktu nan terkantuk
menggapai angan nan tak pernah teraih...
membentuk kata tanya yang tak pernah terjawab....

Kubiarkan angan melambung melampaui bayang sang mentari ceria
kubiarkan jantungku berdegup saat menatap bola mata indahmu...
kubiarkan semuanya berlalu tanpa sahut dari bibir indahmu...
semuanya terasa nan tanpa dirimu yang bersenandung merdu....

Kesempatan kedua dan ketiga telah berlalu dari anganku...
dan itu kubiarkan berlalu mengejar sang waktu yang makin senja
mengikuti sepoi angin nan berhembus lembut
meninggalkan kenangan yang tak kan pernah tersentuhkan....

Puisi: Bimbang

Puisi: Bimbang
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 28 Juni 2011


Malam telah berlalu dari bayang indahmu
menepuk bintang yang indah kemilau
menebar jaring kasmaran pada sang kekasih hati
yang jauh di balik pelupuk mata nan indah menawan

Mengapa hati ini tak jua mau menepi
meski sang Merpati telah menjerat dalam palung hati
namun kesia-siaan menerpa dalam kabut sang Pelangi
menggugah hati nan sedang dilanda kerinduan...

Sang bulan purnama telah jauh melangkah
meninggalkan sang kabut malam yang didera kedinginan hati
memendam rasa rindu yang tak tersentuhkan
kapankah sang Pelangi kan datang meraihnya....

Keheningan hati menyelimuti sebongkah hati nan berbinar
mendamba pada sang Malam yang meninggalkannya....
meninggalkan kenangan pada sang Bintang gemerlap
yang tertegun luruh dalam keterpanaannya nan bimbang....

Senin, 20 Juni 2011

Puisi: Seandainya ada dirimu

Puisi: Seandainya ada dirimu
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 20 Juni 2011

Seandainya kau mendengar kata dihatiku yang ada disini...
ku yakin...dirimu kan terbang kemari ....bersama sang rembulan nan elok
yang kan merengkuhku dan mengajakku terbang ke peraduan nan indah
dalam pesona indahmu yang membuat daku tak kan mampu melupakanmu....

Seandainya...sang malam ini tak berpindah tempat di esok harinya...
ku yakin....dirimu kan ada dalam peluk rinduku yang membuncah...
yang kan merapat erat dalam sinar matamu yang indah...
yang kan membuat sang Murai bersenandung dengan riangnya....

Seandainya....sang dewi malam ini berteman dengan sang bintang yang gemerlap di angkasa...
dia kan tahu...betapa ada sebongkah hati indah yang selalu merindukan dirimu...
yang selalu menyapa dirimu ...dalam bayang mimpi maupun bayang nyata....
selalu ada dirimu...di hati nan bergejolak penuh hasrat ......

Seandainya....sang ranting dan dedauan ini mau sedikit bergeser dari sang Pepohonannya...
maka...dikau kan mengerti...
mengapa seuntai kata puisi ini tak kan mampu menembus bias-bias di hatimu...
meski sejuta harapan cinta ini ...selalu menyertai desah nafas...untuk butiran intan dihatimu...
namun....yang terdengar hanyalah sekelumit cerita tentang kenangan masa lampau...
sejumput kenangan indah....yang tak kan mungkin kan kembali lagi...

Puisi: Keindahan Malam

Puisi: Keindahan Malam
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 20 Juni 2011

Sayang...
Keindahan sang rembulan di malam nan temaram ini...
telah membuat daku semakin sayang padamu...
semakin membuat diriku dekat dengan mu...
karena dikaulah sang rembulan itu...di hatiku...

Sayang....
Apabila kupandang bintang di langit nan berkejap itu..
hatiku...semakin merindu akan dirimu yang jauh di sana...
yang selalu menantiku dalam sunyinya malam nan redup...
yang kan membuat daku....semakin ingin ada di sampingmu...

Sayang...
Dengarkanlah bisikan sang angin malam yang berhembus sepoi di sini...
di hembusan getar hatiku...
di bisikan sang dedauan yang bersentuhan dengan sang ranting yang mendekap...
adakah kerinduan ini juga...terasa di kalbumu....?

Sayang....
Bila kau ingat diriku....
bila kau rindu pada ku...
doakanlah daku selalu....
agar ....kita dapat bersua kembali...
dan merajut tali kasih bersama....selamanya....
hingga sang dewi malam tersenyum pada sang mentari pagi....yang menantinya....

Selasa, 14 Juni 2011

Puisi: Semangat Pagi

Puisi: Semangat Pagi
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 15 Juni 2011


Semangat pagi telah mulai menaik lagi...
mendekati puncak asa yang pernah hilang
tertelan oleh sang langit yang membiru
merujuk pada sang mentari pagi yang bersinar ceria...

Semangat pagi telah membangkitkan jiwa nan terdiam
membakar nyala asa nan nyaris tertinggal di lubuk terdalam
membangkitkan wajah nan indah dan cantik dalam bayang semu
menyentuh hati yang pernah ada di sanubari jiwa ini...

Gelora semangat yang pernah terbuai mimpi indah telah terbangun...
membangunkan seluruh sendi dan pori dalam selimut malam....
membuyarkan angan yang terjuntai dalam sejuta hati
menukik dalam sejuta harapan yang membentang luas...

Kulangkahkan kaki dalam seribu tujuan
menggapai asa nan termimpi dalam seribu mata arah angin
merajut hari dalam sejuta langkah nan melaju
memeluk mimpi yang terindah dalam hidup nan terbang tinggi
bersama sang Pelangi yang menari dalam seribu warna elok
tanpa keraguan lagi .....
dengan nada yakin dan...arah yang pasti....
kan ku raih sang Bintang yang gemerlap di angkasa....

Puisi: Terhening

Puisi: Terhening
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 15 Juni 2011

Tiada lagi keheningan yang menyapu sang Awan putih...
dan ...tiada lagi senandung kasmaran dari sang Murai yang cantik...
yang tinggal adalah kesunyian dalam keterlenaan yang melambai..
yang memberi tempat pada sang Bayu yang sepoi mengusap....

Kelembutan yang pernah ada dalam jemari sang akar rumput
telah tertelan dalam luruhnya sang tanah yang merintih pedih...
menapak jejak sang Burung Bangau yang tiada lagi terbang tinggi...
kini...hanyut dalam pusaran jiwa yang tersedu penuh liku....

Ketinggian bukit dapatlah di daki...
ke dalaman laut...dapatlah di selami...
namun... ketinggian hati...tidaklah dapat diterka
juga...kedalaman jiwa...tak dapatlah di duga...

Sang hutan rimba telah luluh dalam tangisnya...
merenung dalam keterpanaan yang merindu kasih...
namun...tak tampak jua bukit yang menjulang tinggi..
yang ada...hanyalah bukit yang membentang luas...
dalam hamparan sawah yang menghijau ....melambai...
Tiada lagi...nyanyian dari sang Merak yang indah dan cantik....

Kamis, 09 Juni 2011

Puisi: Kerinduan Hati

Puisi: Kerinduan Hati
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 09 Juni 2011


Terasa sepi dalam hembusan sepoi sang bayu yang memeluk diri...
terasa hening dalam gemerisiknya dedaunan yang saling bercengkerama
membisik nada-nada puitis tentang indahnya sang ranting yang bergoyang
melambai pada sang putik bunga sari nan harum mewangi....
menebar ....membelai sang awan yang terkantuk dalam desah hati...

Keindahan alam nan hijau permai telah melunakkan hatimu
menutup degup jantung nan berlari penuh kerinduan
adakah sang bunga melati merayu pada ....sang kumbang nan terbang menepi...
hanya satu bunga nan indah ....dalam taman hati di kalbu nan sepi ini....

Juwitaku...permata hatiku...
dimanakah kan kucari asal hati nan terus merindu ini...
apakah di rumput nan terus bertumbuh...
ataukah dalam akar dedaunan nan terus bergeser menjauh....

Kulihat sang mentari putih bersinar dalam kehangatan cahaya yang gemerlap
memayungi alam sekitar dalam kehangatan nan mendekap...
namun.....mengapa hati ini tak bisa terlepas dari sejuknya sorot matamu ...
yang sendu dan merajuk dalam pesona nan menggeliat....

Ku tak ingin...angan ini terus bergulir dalam derap langkah yang tak terhitung
ku ingin sejenak berhenti dalam dekapan lembut sang rembulan nan bersinar
menjauh dari ketermenungan diri ...
menjauh dari kejenuhan diri....
hanya untuk sejenak menatap senyum indahmu yang memabukkan sang Purnama....

Indah dan sungguh indah...warna bunga di taman hatimu...
menjernihkan segala asa dan rasa letihku....
mengalun dalam derai sang rintik hujan nan tak kunjung berlari...
menepuk pundak kerinduan yang tak kan pernah tersemaikan dalam mimpiku....

Rabu, 08 Juni 2011

Puisi: Kesejukan Cinta

Puisi: Kesejukan Cinta
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 08 Juni 2011

Kasih....
hati ini terasa merindukan dirimu...
saat kau jauh dari ku...
saat ku jauh dari mu...
saat kita tak lagi bersua...bersama...

Kasih...
dengarkanlah kata hatimu...
yang berbisik lembut ...tentang ku...
tentang kesamaan rasa yang menghinggapi relung kita...
tentang rasa rindu pada diri kita masing-masing...

Kasih...
jauh sudah ku melangkahkan kaki dari mu...
namun...hati ini ...masih terasa dekat dengan bayang mu...
sedekat kuku dengan jemariku...yang menyatu
dalam satu kerinduan yang berpadu dengan mesranya....

Kasih...
bilakah kita dapat bersua kembali...
mengenang kejadian yang pernah kita lalui bersama...
dalam taburan cinta yang bersemi...
dalam untaian nada kasih yang bersenandung kemesraan....

Kasih...
kenanglah daku selalu...
dan jangan abaikan rasa cintaku ....pada mu...
karena ...ku kan kembali lagi...
untuk meraih kesejukan cinta....bersama mu...kembali...

Senin, 06 Juni 2011

Puisi: Memenuhi Panggilan-Mu

Puisi: Memenuhi Panggilan-Mu
Oleh: Andin Adyaksantoro
jakarta, 06 Juni 2011

ya Tuhanku...yang Maha Esa....
Daku telah memenuhi panggilan-Mu ....ya Tuhanku yang Maha Agung
daku telah datang ke rumah-Mu...di Ka'bah, Mekkah..., kota Suci...
untuk yang kedua kalinya....
dengan membawa seribu harapan yang menjulang tinggi...
dengan sejuta doa yang meng-Agung-kan nama-Mu .....

Tahun 2007...daku datang yang pertama kali...ke mari...
dan kini..di bulan Mei 2011 ...daku datang lagi...ke mari..., ke rumah-Mu...
ke hadapan-Mu ...ya Tuhanku ....
yang daku sembah dengan seluruh perasaan dan anggota badan hamba...
untuk menghadap-Mu....memenuhi panggilan jiwaku...
dan panggilan-Mu yang menggema di hatiku...

Kini daku hanya bisa menangis...dan menangis....
tak ada seuntai kata yang keluar kecuali hanya seratus isak tangis keharuan...
tangis dengan sejuta doa yang mengharapkan keridhoan-Mu...
keridhoan doa untuk kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat kelak.....

Hanya kepada-Mu lah daku kan kembali...
dan hanya kepada-Mu pula lah daku 'kan menghadap-Mu....
kini...daku telah memenuhi panggilan-Mu...
di depan rumah-Mu....Ka'bah-Mu... ku panjatkan doa sanjunganku untuk-Mu...
Tuhanku, yang Maha Pencipta dan Maha Agung dengan segala Firman-Nya..., aamiin...

Puisi: Dengan mengelilingi Ka'bah

Puisi: Dengan mengelilingi Ka'bah
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 06 Juni 2011

Dengan mengelilingi Ka'bah...
kita bertawaf bersama...
seiring sejalan...
sambil membaca doa kepada-Nya
memuji nama-Nya....
Pencipta Langit dan Bumi....

Dengan mengelilingi Ka'bah...
ku genggam erat jemarimu...
agar dikau tak lepas dariku...
dan kau pun menggenggam erat jemari ku....
dengan lembut dan mesranya....
membuat hatiku makin sayang dan bangga ...pada mu...

Dengan mengelilingi Ka'bah...
daku kumandangkan Asma-Mu ....Tuhanku Yang Maha Agung
Yang menguasai Langit dan Bumi dan seluruh alam semesta
yang selalu ku sembah dengan seluruh jiwa ragaku.....
tempat curahan hatiku yang sejati...

Dengan mengelilingi Ka'bah...
Aku menangis menyebut nama-Mu...
Aku bangga menyebut nama-Mu...
Terasa bergetar rasa di hatiku...
akan keAgungan Ciptaan-Mu....

Dengan mengelilingi Ka'bah...
Ku pasrahkan segala waktu ku...kepada-Mu...
Ku pasrahkan segala ego ku ...kepada - Mu...
dan ...ku pasrahkan sejuta harapanku...kepada-Mu...
Dengan segenap doaku yang tulus dan suci..hanya kepada-Mu...
Tuhan ku yang Maha Agung..

Dengan mengelilingi Ka'bah...
hatiku terasa tenang dan tentram....
terasa sejuk...sesejuk indahnya doaku ...kepada-Mu....
Tuhan seru sekalian Alam....

Puisi: Di depan Ka'bah ku berjanji

Puisi: Di depan Ka'bah ku berjanji
Oleh: Andin Adyaksantoro
Jakarta, 06 Juni 2011

Di depan Ka'bah ku berjanji kepada mu, kasih.....
bahwa daku akan tetap bersamamu....
bersama dalam kasih dan cinta yang tulus dan suci
yang tak kan pernah pudar termakan usia....

Di depan Ka'bah ku berjanji untuk mu, sayang ku....
bahwa ...daku tak kan berpaling ke pada yang lainnya....
selain dirimu....kasih ku....yang ku sayang...
yang tak kan lapuk termakan sang waktu.....

Kasih...
dengan setulus hati ku....
ku ingin...dirimu pun juga begitu ....pada ku...
tak kan terpisah kan oleh yang lainnya....
kecuali...bila sang waktu telah memanggil kita....

Cinta ku....
dengan disaksikan Jam raksasa yang tersenyum pada kita....
juga pelukan menara Kubah-kubah yang megah dan indah....
ku genggam erat jemarimu....dalam kerinduanku...
dengan segenap rasa indah di hatiku....teruntuk buatmu...seorang....
selamanya....hanya satu....dirimu....

Jumat, 03 Juni 2011

Puisi: Jalan masih panjang

Puisi: Jalan masih panjang
Oleh: Andin Adyaksantoro
Yogyakarta, 03 Juni 2011


Hari ini ku coba untuk membuka kembali perjalanan kisahku
perjalanan yang membuat daku merasa tersanjung
tersanjung karena rasa bangga mu...pada diriku
tentang kerja keras ku dan keberhasilan ku...yang membuatmu..tersenyum ceria

Aku tak menduga akan membuatmu jadi tersenyum simpatik
ku juga tak tahu...mengapa aku harus tersipu karenanya...
padahal ...itu hanyalah suatu kebetulan belaka
dan...aku juga tak tahu...apakah aku bisa seterusnya membuatmu ..tersenyum bangga...

Hari-hari kemarin ...telah kulewati senyum indahmu...padaku...
membuat hari-hariku ...begitu hampa dan kelam...
tapi....daku pantang untuk bersedih...dan luruh....
kulalui hari hariku...dengan hati yang gembira ....

Betapa senyum indahmu...menghiasi bibirmu...
betapa daku harus bagaimana lagi...untuk itu...
mungkin...ini sudah menjadi hari-hari indahmu...
senyum indah di pagi nan cerah....

Jalan masih panjang membentang...
pohon cemara masih meliuk dengan lembutnya...
burung-burung masih bernyanyi dengan cerianya...
agar hatiku ... juga bersenandung karenanya.....

Ku coba untuk menyongsong hangatnya hari
ku coba untuk membuka lembaran bersama sang mentari pagi
agar daku dapat berkarya dengan riangnya...
dalam menggapai cita nan tinggi di langit nan indah membentang....

Puisi: Menuai desah

Puisi: Menuai desah haru

Yogyakarta, 25 Mei 2011

Oleh: Andin Adyaksantoro

Angin berbisik lirih dalam kebekuan yang menyelinap

menatap terpaku pada dinding yang membisu

menuai desah haru nan riang

meliuk dalam jemari nan bergelombang riang

Nada kata indah tersusun dalam salju nan memutih

menarikan tuts komputer dalam liuk yang mempesona

menggugah kalbu dalam sukma nan tersipu

merajut kasih dalam setangkai puisi nan merindu

Adakah hati yang tersirami embun pagi

adakah nada rindu yang mengundang kata tanya

terunjuk diri dalam kata nan terbias

mencari makna dalam syair kata nan tak berujung...

menepi dan melarutkan nada bisik lembut nan syahdu

meraih kemesraan dalam jemari nan melaju indah....

Puisi: Kehangatan Pagi

Puisi: Kehangatan pagi

Oleh: Andin Adyaksantoro

Yogyakarta, 25 Mei 2011

Rasa dingin menyelimuti sang mentari pagi

menguak rasa penat dalam keterpanaan diri

merasuk dan menyapa lembut rintik embun pagi

menuai asa 'tuk menggapai kehangatan hati

Merunduk luruh dalam keterpekuran hening

menyusup sendu sendu lirih dalam bisik sang bayu

meliuk dan melayang dalam tarian keasaan

yang menggunung dan membukit salju

Mentari pagi mulai merayap meninggi

memayungi awan nan putih berarak

tersenyum hangat pada sang rembulan malam

yang melambai pada batas nan tak bertepi

Kerinduan pada sang Pencipta terasa mendera

merasuki sukma dalam dentingan sang fajar

yang mengetuk hati nan terpekur lirih

dalam keheningan yang menggapai angan

Puisi: K i n i

Puisi: Kini...

Oleh: Andin Adyaksantoro

Yogyakarta, 15 Mei 2011

Kini....

hatiku terasa berdebar dengan kerasnya...

saat kau datang dan tersenyum mesra ...pada ku...

seakan sejuta hadiah bertebaran di hadapan ku....

engkau begitu cantik dan mempesona...

membuat daku tak bisa meluangkan hari ku..

tak bisa meraba dekatnya hatiku...pada mu...

kau yang...selalu ku damba....

Kini....

daku tak lagi hanya bermimpi tentangmu...

tetapi...daku amat dekat denganmu...

yang selalu ada ...untuk mu...

di mana pun...kau selalu ada...untuk ku...